Sukses

Beredar Foto Jadul PM Kanada Bernada Rasis, Komunitas Arab Kecewa

Sebuah foto, di mana Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengenakan "wajah cokelat (brownface)" kala menghadiri pesta gala dua dekade lalu, menuai kontroversi.

Liputan6.com, Ottawa - Sebuah foto, di mana Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengenakan "wajah cokelat (brownface)" kala menghadiri pesta gala dua dekade lalu, menuai kontroversi.

Foto yang diperoleh majalah Time itu bahkan membuat kecewa komunitas Arab-Muslim dan memicu kritik dari politikus oposisi, mengatakan bahwa "foto rasis yang dilakukan tempo dulu, tetap rasis sekarang."

Di sisi lain, PM Justin Trudeau telah mengumumkan permintaan maaf, mengatakan "sangat menyesal" dan "seharusnya saya (yang dulu) tahu lebih baik," demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (19/9/2019).

(credit: Time Magazine)

Foto dalam sebuah buku tahunan 2001 menunjukkan Trudeau dengan riasan cokelat gelap pada wajah dan tangannya, saat ia menghadiri sebuah gala di West Point Grey Academy di Vancouver. 

Kala itu, putra mendiang mantan PM Kanada Pierre Trudeau, adalah staf pengajar di akademi tersebut.

Brownface, Blackface dan Rasisme

Seperti "wajah hitam (blackface)", "wajah cokelat (brownface)" biasanya merujuk pada ketika seseorang melukis wajah mereka lebih gelap agar terlihat seperti seseorang dengan warna kulit yang berbeda.

Praktek ini kerap dipraktikkan pada dunia hiburan dan pertunjukan pada beberapa abad lalu. Kala itu, aktor kulit putih berlakon dengan wajah mereka yang dicat hitam, berperan sebagai karikatur orang Afrika-Amerika, dan mengabadikan stereotip ofensif dan rasis.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa kontroversi yang melibatkan politikus, selebritas, dan merek dagang yang dituduh mengkampanyekan "wajah hitam", "wajah cokelat" atau "wajah kuning".

Gala saat itu mengusung tema 'Malam Arab (Arabian Night)' --sebuah istilah di masyarakat Barat untuk sebuah pesta di mana para hadirin akan berdandan sesuai dengan persepsi mereka atas kebudayaan rakyat Timur Tengah, Asia Barat, atau Persia.

Justin Trudeau mengaku berdandan cosplay sebagai Aladdin pada pesta gala 2001.

Gambar itu secara politis memalukan bagi perdana menteri karena ia telah mencanangkan kebijakan kebudayaan progresif sebagai prioritas pemerintahannya.

Terpaan negatif itu mungkin bisa mempengaruhi sepak terjang Trudeau yang akan mengikuti Pemilu Kanada 21 Oktober 2019.

Jajak pendapat menunjukkan pemilihan Oktober akan menjadi perlombaan berat bagi Trudeau yang sedang mencari masa jabatan kedua.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Trudeau Menyesal dan Meminta Maaf

Berbicara kepada wartawan setelah artikel Time diterbitkan, Trudeau mengatakan, "Saya bertanggung jawab atas keputusan saya untuk melakukan itu. Saya seharusnya tidak melakukannya."

"Saya seharusnya tahu lebih baik. Itu adalah sesuatu yang saya pikir tidak rasis pada saat itu, tetapi sekarang aku menyadari itu adalah sesuatu yang rasis untuk dilakukan dan aku sangat menyesal."

Ketika ditanya apakah ia pernah melakukan tindakan serupa pada lain kesempatan, Trudeau menjawab iya.

Ia mengatakan kepada wartawan bahwa dia juga memakai pernah make-up sehingga menampilkan kulitnya menjadi gelap saat tampil di pertunjukan bakat di sekolah menengah.

Sebuah gambar dari insiden itu telah diposting ke Twitter.

Seorang narasumber mengonfirmasi kepada BBC bahwa itu berasal dari insiden yang dimaksud oleh Trudeau pada konferensi pers.

Pada hari Rabu, Trudeau mengatakan "wajah cokelat" adalah "hal penting yang sangat menyakitkan" bagi "komunitas dan orang-orang yang hidup dengan interseksionalitas dan menghadapi diskriminasi".

3 dari 3 halaman

Reaksi di Kanada

Mustafa Farooq, direktur eksekutif Dewan Nasional Muslim Kanada, mengatakan: "Melihat perdana menteri dalam warna coklat / warna hitam sangat menyedihkan. Pemakaian warna hitam / warna cokelat sangat tercela, dan mendengungkan kembali sejarah rasisme dan mitologi orientalis yang tidak dapat diterima.

Dewan menambahkan bahwa "orang dapat berubah dan berkembang selama dua dekade".

Kemudian, dewan mengeluarkan tweet yang berterima kasih kepada Trudeau karena telah segera meminta maaf.

Andrew Scheer, pemimpin oposisi dari Partai Konservatif, mengatakan: "Foto itu rasis pada 2001 dan tetap rasis sekarang."

"Apa yang dilihat orang Kanada malam ini adalah seseorang yang sama sekali tidak memiliki penilaian dan integritas dan seseorang yang tidak cocok untuk memerintah negara ini," katanya.

Pemimpin Parta Demokrat Kanada, Jagmeet Singh, seorang Sikh, mengatakan foto jadul Trudeau itu "sebuah masalah" dan "menghina".

"Setiap kali kita mendengar contoh wajah cokelat atau wajah hitam, itu mengolok-olok seseorang atas apa yang telah mereka lalui dan pengalaman hidup mereka," kata Singh kepada wartawan dalam kampanye di Toronto.

Gambar itu juga dikritik dalam tweet oleh pemimpin Partai Hijau Elizabeth May.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.