Sukses

Salah Sebut Nama Pemimpin Iran, Donald Trump Jadi Sasaran Bully

Pemimpin Iran, Khamenei pernah salah menyebut nama Donald sebagai Ronald. Trump membalas dendam dengan melakukan hal serupa?

Liputan6.com, Teheran - Presiden AS Donald Trump diejek oleh warga Iran pada Selasa 25 Juni 2019. Gara-garanya ia salah menyebut nama pemimpin tertinggi negara itu dengan pendahulunya yang sudah meninggal 30 tahun lalu.

"Aset Ayatollah Khomeini dan kantornya tidak akan terhindar dari sanksi-sanksi ini," kata Donald Trump pada Senin 24 Juni ketika ia mengumumkan langkah-langkah baru terhadap pemimpin tertinggi Iran dan para pejabat tinggi seperti dikutip dari New Straits Times, Rabu (26/6/2019).

Pendiri republik Islam dan pemimpin revolusioner Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini meninggal pada tahun 1989. Sejak saat itu negara tersebut dipimpin oleh Ayatollah Ali Khamenei.

"Trump tidak tahu bahwa Ayatollah Khomeini telah meninggal dan bahwa Ayatollah Khamenei adalah pemimpin Iran," twit Sara Masoumi, koresponden diplomatik untuk harian reformis Etemad.

"Apakah narsisis ini telah menunggu (orang mati) untuk memanggilnya?" tulis pengguna Twitter lain, setelah Trump bulan lalu mengatakan dia ingin Iran meneleponnya.

Seorang pengguna media sosial lainnya menyebut:  "Trump membalas dendam" karena Khamenei sang pemimpin Iran pernah salah mengartikan nama presiden sebagai Ronald bukannya Donald.

Pengguna Twitter lainnya menyebut ada sebuah rencana di Gedung Putih untuk membuat presiden AS "terlihat seperti orang gila!".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Donald Trump Sebut Bulan Sebagai Bagian dari Mars

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa waktu lalu juga membuat geger publik. Kali ini bukan tentang perang dagang atau penjatuhan sanksi, namun tentang argumen bahwa Bulan adalah bagian dari Mars.

Pendapat kontroversial yang dilontarkan pada Jumat 7 Juni itu sontak membuat para peminat astronomi terkejut.

Dalam sebuah twit, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Sabtu 8 Juni 2019, Donald Trump disebut tampak mengomentari kebijakan luar angkasa pemerintahannya sendiri.

"Untuk semua uang yang kita keluarkan, NASA tidak boleh berbicara tentang pergi ke Bulan. Kita telah melakukannya 50 tahun lalu," twit Trump.

Dia menambahkan: "Mereka harus fokus pada hal-hal yang jauh lebih besar yang kita lakukan, termasuk Mars (di mana Bulan adalah bagiannya), Pertahanan dan Sains!"

Banyak pihak menyayangkan komentar Trump tersebut, karena menurut mereka sudah jelas bahwa Bulan adalah satelit alami Bumi, bukan bagian dari Mars.

Meskipun jarak rata-rata Mars ke Bulan lebih dekat, yakni 140 mil (setara 225 kilometer), namun lintas revolusinya mengikuti Bumi, bukan ke Planet Merah.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari NASA terkait pernyataan Donald Trump di atas.

Selengkapya di sini...

3 dari 3 halaman

Donald Trump Sebut Meghan Markle 'Menjijikan'?

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump membantah menyebut Duchess of Sussex, Meghan Markle, "menjijikan" dalam sebuah wawancara, meskipun komentar itu direkam.

"Aku tidak pernah menyebut Meghan Markle 'menjijikan'," sang presiden mencuit di Twitter pada Minggu 2 Juni 2019, sehari jelang kunjungan kenegaraan resmi mulai Senin 3 Juni.

Trump menambahkan: "(pernyataan itu) dibuat oleh Media Berita Palsu, dan mereka tertangkap basah!" demiian seperti dilansir BBC, Senin 3 Juni 2019.

Diceritakan dari komentarnya selama wawancara dengan The Sun, Presiden Trump mengatakan itu adalah pertama kalinya dia mendengar pernyataan tersebut.

Apa yang Dikatakan Trump?

Komentar itu merujuk pada transkrip wawancara sang presiden dengan surat kabar The Sun jelang kunjungannya ke Inggris awal pekan ini.

"Saya tidak tahu itu. Apa yang bisa saya katakan? Saya tidak tahu dia menjijikan," kata Donald Trump.

Pada hari Sabtu, The Sun memposting rekaman audio wawancara di situs webnya.

Menyusul penolakan Trump di Twitter sehari setelah wawancara dipublikasikan, beberapa komentator menunjukkan bahwa pernyataan itu direkam --seperti yang diunggah oleh jurnalis BBC di New York, Nick Bryant lewat akun Twitter-nya.

Presiden ke-45 AS itu membantah telah berkomentar demikian.

Sementara itu, dalam sebuah wawancara kepada The Sun, Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia senang bisa segera bergabung dengan keluarga Kerajaan Inggris dan dia percaya bahwa Meghan Markle akan menjadi "putri yang sangat baik".

"Itu bagus, dan saya yakin dia akan melakukannya dengan sangat baik," kata Donald Trump.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini