Sukses

Koalisi Partai Pimpinan PM Scott Morrison Memenangi Pemilu Australia

Koalisi partai pemerintah Australia pimpinan Perdana Menteri Scott Morrison berhasil memenangi pemilu nasional 2019.

Liputan6.com, Canberra - Koalisi partai pemerintah Australia pimpinan Perdana Menteri Scott Morrison berhasil memenangi pemilu nasional 2019. Kemenangan itu menjadikan koalisi Liberal-National akan kembali memerintah untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Masih belum diketahui apakah Morrison akan membentuk pemerintahan mayoritas atau minoritas di Parlemen Australia. Tetapi, sinyal-sinyal koalisi telah memastikan Morrison akan tetap menjadi perdana menteri.

Menyampaikan pidato kemenangan pada Sabtu 11 Mei 2019 malam waktu lokal, Morrison mengatakan bahwa ia "selalu percaya mukjizat" --ujarnya mereferensi kemenangan mengejutkan Liberal-National dalam pemilu tahun ini, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (19/5/2019).

Liberal-National berhasil meraih 74 kursi --menurut lembaga hitung cepat lokal yang memiliki rekam jejak tingkat kemiripan hasil yang tinggi dengan Australian Electoral Commission (Komisi Pemilihan Australia).

Namun, koalisi pimpinan Morrison wajib mengantungi 76 kursi jika ia ingin membentuk pemerintahan mayoritas.

Sementara itu, kubu oposisi, Labor Party pimpinan Bill Shorten meraih 66 kursi.

Di posisi terbawah ada Greens Party (1 kursi), Katter's Australian (1 kursi), dan Central Alliance (1 kursi) --yang masing-masing diperkirakan akan menjadi calon koalisi Liberal-National untuk membentuk pemerintahan mayoritas di Parlemen Australia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kalah, Oposisi Legawa

Setelah kalah dalam pemilu yang oleh banyak analis digambarkan "akan mudah dimenangkan oleh Labor Party", pemimpin Labor, Bill Shorten mengakui kekalahan dan mengumumkan dia akan mengundurkan diri sebagai kepala partai.

Dengan Shorten mengundurkan diri, wakilnya Tanya Plibersek kemungkinan akan menjadi calon pemimpin Labor Party Australia berikutnya.

"Saya tahu bahwa Anda semua terluka, dan saya juga," kata Shorten kepada pendukung partai di Melbourne. Ia digadang-gadang akan menjadi perdana menteri Australia selanjutnya jika kenyataan berbalik 180 derajat.

"Saya bangga bahwa kami berdebat apa yang benar, bukan apa yang mudah ... Politik harus menjadi pertarungan gagasan," lanjut Shorten seperti dikutip dari CNN.

Hasil pemilu tahun ini benar-benar sulit dicerna bagi oposisi, terlebih setelah mereka unggul pada berbagai jajak pendapat pra-pemilu dan berharap besar untuk dengan mudah membentuk pemerintahan.

Labor Party telah menjalankan kampanye profil tinggi untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim, meningkatkan pendanaan untuk layanan, dan mengakhiri pemotongan pajak bagi para pencari nafkah utama.

Namun, serangkaian kekalahan mengejutkan dari para kader di konstituen masing-masing, membatalkan jalan Labor Party untuk memenuhi janji-janji kampanye mereka.

3 dari 3 halaman

Kata Analis

Profesor politik Emeritus di Australian National University, John Warhurst mengatakan kepada CNN bahwa hasil pemilu tahun ini adalah "penolakan jajak pendapat publik," yang berkali-kali telah menunjukkan kekalahan pemerintahan Liberal National.

Morrison, yang adalah mantan menteri imigrasi, berkampanye untuk menjaga ekonomi tetap kuat, memangkas hutang dan mengurangi pajak di seluruh dunia.

Itu tampaknya mengingkari sumpah Labor Party untuk mengatasi perubahan iklim, meningkatkan pajak orang kaya, dan meningkatkan pendanaan ke sekolah dan rumah sakit.

"Ini merupakan pujian bagi Scott Morrison sebagai juru kampanye yang efektif," kata Warhurst. "Bagian efektif dari kampanyenya adalah melemparkan keraguan ke dalam pikiran masyarakat Australia tentang biaya proposal politik Labor Party."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.