Sukses

3 Kasus Eksekusi Barbar yang Dilakukan Oleh ISIS

ISIS yang dibentuk secara berkelompok memerangi pasukan pemerintah Suriah dan membangun kekuatan militernya di Irak.

Liputan6.com, Mosul - ISIS pertama kali terbentuk pada April 2013. Kelompok bersenjata ini berasal dari Al-Qaeda di Irak (AQI), tetapi kemudian dibantah oleh kelompok militan tersebut.

ISIS yang dibentuk secara berkelompok memerangi pasukan pemerintah Suriah dan membangun kekuatan militernya di Irak.

Kelompok ekstremis ini begitu beringas. Membunuh siapa saja yang mereka anggap bertentangan dengan Islam versi mereka. Bahkan, sesama muslim mereka bunuh.

Sejumlah orang bahkan jadi korban pemenggalan kepala. Setelah cara ini diinisiasi oleh pendirinya, Zarqawi. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (26/3/2019), berikut 3 orang yang jadi korban pemenggalan kepala oleh ISIS:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Penggal Kepala Wartawan

Sebuah video yang menunjukkan pemenggalan kepala seorang wartawan AS dirilis oleh kelompok tersebut pada tahun 2014.

ISIS mengklaim korban bernama James Foley, seorang wartawan lepas yang ditangkap di Suriah pada akhir 2012 lalu. "Hal itu sebagai pembalasan atas serangan udara AS baru-baru ini terhadap kelompok ISIS di Irak," kata militan ISIS yang dikutip BBC.

Foley bekerja untuk Amerika Global Pos dan media lainnya termasuk kantor berita Prancis AFP.

Dalam video berjudul 'Pesan untuk Amerika', seorang pria seperti James Foley mengenakan pakaian yang bagian lututnya berwarna oranye. Dia berada di samping seorang pria berpakaian hitam yang memegang senjata.

Militan yang berbicara dengan logat Inggris dan mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota ISIS mengatakan, kematian jurnalis ini adalah akibat langsung pengeboman AS terhadap ISIS di Irak.

3 dari 4 halaman

2. Penggal Tahanan Rusia dan Ancam Presiden Putin

Di tahun 2015, ISIS meluncurkan rekaman bengisnya berisi pemenggalan kepala pria Rusia disertai ancaman terhadap Presiden Vladimir Putin serta rakyatnya.

Rekaman itu dirilis oleh bagian media ISIS yang memperlihatkan seorang tahanan dengan baju oranye. Adapun pria yang mengaku anggota militan itu terdengar berbicara bahasa Rusia sambil membawa pisau di tangannya.

Sebelum dipenggal, tahanan itu mengaku bahwa ia merupakan anggota Federal Security Service (FSB) atau mata-mata Rusia yang bekerja mengumpulkan informasi tentang ISIS.

Dalam rekaman 8 menit bertajuk 'You Shall be Disappointed and Humiliated O Russians' itu, si pembunuh tak memakai penutup muka yang selama ini dikenakan para algojo militan itu.

Video kali ini merupakan respons terhadap keputusan Presiden Vladimir Putin yang mengebom sebagian wilayah Suriah. Kremlin sejauh ini tidak pernah mengonfirmasikan apakah ada warga negaranya yang diculik ISIS.

Ahli anti-terorisme SITE memprediksi video itu dibuat di Provinsi Raqqa, kota kekuatan ISIS di utara Suriah.

4 dari 4 halaman

3. Penggal Arkeolog Suriah

Kota tua Alepo kembali kehilangan jiwanya. Setelah kompleks kuno Palmyra hancur diporak-porandakan militan ISIS, kali ini mereka harus kehilangan seorang pelindungnya. Ia adalah arkeolog Khaled al-As'ad.

Seumur hidupnya ia dedikasikan untuk melindungi barang-barang antik, monumen, dan kuil peninggalan leluhur di Palmyra, Suriah.

Namun, perjuangannya selama puluhan tahun melindungi warisan budaya yang diakui oleh UNESCO ini dibayar oleh nyawanya. Selasa 18 Agustus 2015, ia tewas dipenggal oleh kelompok militan ISIS.

Al-As'ad adalah seorang profesor arkeologi sekaligus mantan manajer benda berharga dan museum di Palmyara. Menurut Pengawas Hak Asasi Manusia untuk Suriah, ia diculik oleh ISIS awal tahun 2015 dan kini, nyawanya pun melayang.

'Kejahatan' Al-As'ad di mata kelompok militan itu adalah tidak mau membocorkan lokasi tempat harta karun kuno yang berisi mata uang dan bongkahan emas.

"Al-As'ad menolaknya," kata Maamoun Abdulkarim, Direktur Barang Antik dan Museum Suriah seperti dikutip dari CNN.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.