Sukses

Menguak Cara Terbaik untuk Melihat Keindahan Pelangi

Berikut cara yang bisa diterapkan kita untuk melihat pelangi di langit.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah fenomena alam yang biasanya terjadi usai berhetinya hujan adalah munculnya pelangi. Karena tampilannya yang penuh warna dan unik, pelangi telah dikaitkan dengan banyak mitos di berbagai daerah yang ada di dunia.

Tetapi kenyataannya adalah pelangi hanya dapat dilihat ketika cahaya matahari melewati tetesan hujan, demikian menurut Kristin Calhoun, seorang ilmuwan peneliti di National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA), lembaga ilmiah yang sebagian berfokus pada kondisi cuaca.

Pelangi merupakan hasil dari ilusi optik yang diciptakan oleh pembiasan dan pantulan cahaya mentari.

Ketika cahaya matahari melewati tetesan air hujan, sinarnya melengkung atau membias dan kemudian memantulkan bagian dalam tetesan hujan. Ini terjadi karena air bersifat lebih padat daripada udara yang mengelilinginya.

Saat keluar dari tetesan air, cahaya matahari memisah menjadi panjang gelombang. Cahaya akan terdiri dari berbagai panjang gelombang, dan setiap panjang gelombang muncul sebagai warna yang berbeda, yakni merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

Warna merah, misalnya, melengkung pada sudut yang berbeda dari warna ungu. "Inilah yang meyebabkan kita dapat melihat setiap warna di lokasi yang berbeda dan mengapa pelangi terlihat seperti busur atau panah," kata Calhoun, seperti dikutip dari situs Popular Science, Jumat (15/2/2019).

Namun, terkadang pelangi benar-benar dapat terlihat berbentuk lingkaran penuh. Peristiwa menakjubkan ini biasanya dapat diamati ketika kita menyaksikannya dari ketinggian tertentu --saat naik pesawat, misalnya.

Karena pelangi diciptakan oleh cahaya melalui tetesan hujan, maka waktu terbaik untuk melihatnya adalah ketika langit cerah, namun hujan turun rintik-rintik.

"Bahkan ada peluang yang lebih baik untuk melihat pelangi, ketika matahari berada pada sudut yang lebih rendah, pada pagi atau sore hari," ungkap Calhoun.

Jika Anda ingin mencoba menemukan pelangi, kuncinya adalah Anda berada di tempat yang sedang hujan dan membelakangi matahari.

"Hujan gerimis dan badai sering terbentuk pada sore hari karena efek gabungan dari topografi dan pemanasan pada siang hari di tanah itu," papar Calhoun. "Hujan jenis ini sering menghasilkan hujan lebat, tetapi tetap terisolasi di tengah-tengah pulau."

Karena pelangi adalah ilusi optik, maka posisinya tidak terletak pada jarak tertentu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelangi 9 Jam di Taiwan Pecahkan Rekor Dunia

Sementara itu, masih terkait dengan kemunculan pelangi, suatu ketika pernah ada penampakan pelangi selama sembilan jam di Taiwan. Fakta ini akhirnya memecahkan rekor dunia. Guinness World Record mencatatnya sebagai pelangi terlama yang pernah ada, demikian menurut laporan media lokal.

Seperti dikutip dari Asia One, Sabtu 17 Maret 2018, banyak orang merasa beruntung bisa melihat pelangi tersebut. Akhirnya mereka berpikir bahwa fenomena tersebut tak hanya bisa berlangsung sesaat seperti sebelumnya.

Dua profesor di Taipei menemukan pelangi sembilan jam itu pada 30 November 2017 lalu.

Profesor dari kampus Chinese Culture University's Department of Atmospheric Science (CCU) itu lalu mendokumentasikan pertunjukan cahaya warna-warni paling lama yang pernah ada.

Pelangi tersebut menghiasi langit dari pukul 06.57-15.55, atau dengan kata lain terlihat hingga nyaris sembilan jam.

"Rasanya seperti hadiah dari langit ... sangat langka!" ujar salah satu profesor, Chou Kun-hsuan.

Foto yang diunggah di halaman Facebook universitas tersebut menunjukkan lengkungan warna-warni di atas bangunan kampus berarsitektur gaya China. Latar tanaman hijau nan subur semakin membuat pemandangan sangat indah.

"Dan tidak hanya ada satu, tapi empat - dua pelangi primer dan dua supernumerary," menurut Chou.

Untuk menorehkan rekor sebagai pelangi terpanjang versi Guinness World Record, para profesor mengumpulkan lebih banyak bukti dari para saksi fenomena pelangi tak biasa di kampus hari itu.

Pelangi yang terlihat pada 30 November 2017 oleh Chou Kun-hsuan dan Liu Ching-huang (profesor) di Departemen Ilmu Atmosfer di CCU, dari atap Gedung Dayi di kampus CCU.

Menurut Chou, pelangi dimulai pada pukul 06.57 dan berlangsung sampai jam 15.55, atau 8 jam 58 menit.

Dengan pencatat tersebut, pelangi Taiwan mengalahkan rekor sebelumnya di Wetherby, Yorkshire, Inggris pada 14 Maret 1994. Fenomena itu tercatat berlangsung dari pukul 09.00 sampai 15.00.

Anggota panitia Guinness World Record, Kepala Biro Cuaca Pusat, profesor dan mahasiswa CCU, Direktur Biro Pariwisata Kota Taipei, dan Direktur Layanan Taman Nasional Gunung Yangming akan menghadiri upacara peresmian rekor tersebut.

Ini adalah pertama kalinya Taiwan menerima rekor dunia untuk fenomena ilmu pengetahuan alam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.