Sukses

Warga Korea Utara Terancam Dieksekusi jika Menonton Siaran TV Korsel, Kenapa?

Warga negara yang kedapatan menonton siaran televisi Korsel akan dieksekusi oleh regu tembak Korea Utara.

Liputan6.com, Pyongyang - Otoritas Korea Utara mengingatkan masyarakat untuk tidak menonton siaran televisi Korsel, atau mereka akan dieksekusi.

Pernyataan tersebut diberikan tatkala salah satu pihak pemerintah berpidato di Provinsi Hwanghae Selatan, bagian barat Korea Utara yang berbatasan dengan Negeri Ginseng tersebut.

Sebuah sumber mengatakan bahwa pihak Kepolisian Korea Utara telah gencar berpidato di wilayah tersebut sejak tahun baru, dikutip dari The Telegraph News pada Selasa (28/1/2019).

"Dalam sebuah ceramah baru-baru ini, mereka (otoritas pemerintah) mengatakan telah sadar semakin banyak orang dapat memanipulasi frekuensi untuk dapat menonton program televisi Korsel," katanya.

Sumber yang identitasnya disembunyikan itu juga mengatakan bahwa pemerintah Korea Utara tidak akan pandang bulu menjalankan kebijakan yang dimaksud. Siapa pun yang didapati menonton program televisi Korsel akan dieksekusi oleh regu tembak.

"Mereka ingin menanamkan rasa takut," katanya.

Saksikan video berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus di Daerah Perbatasan

Dari laporan itu diketahui bahwa sebagian warga negara Korut telah berani menonton televisi Korsel. Di antara mereka berani mengambil risiko dengan menonton diam-diam saat fajar.

Pemerintah mengadakan seminar di Hwanghae Selatan mengingat wilayah tersebut dekat dengan zona demiliterisasi (DMZ). Warga negara di daerah perbatasan dianggap berpotensi besar untuk berpihak pada Korsel dan mengancam stabilitas nasional.

Pihak Telegraph belum dapat mengonfirmasi apakah hal ini hanya taktik untuk menakut-nakuti, atau benar akan dilakukan oleh pemerintah Korea Utara. Setidaknya, kabar dari sumber rahasia tersebut merefleksikan ketakutan pemerintah atas informasi dari luar.

Sebagaimana yang diketahui bahwa beberapa waktu lalu, aktivis di Korsel melakukan kampanye membanjiri Korut dengan flashdrive yang berisi buletin, berita, dan film dokumenter. Tidak hanya itu, mereka juga melepaskan balon yang berisi uang serta makanan. Aktivisme ini sangat menakutkan bagi pemerintah Korut yang ingin menjaga kepentingannya.

Dalam mendapatkan informasi, sebagian warga Korut sebetulnya telah bisa mengakses intranet, meskipun dengan konten yang disensor kuat oleh negara. Surel dan panggilan seluler juga dapat dilakukan, dengan mendaftar pada otoritas lokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.