Sukses

Tuntut Kebebasan Bersuara, Ribuan Orang di Serbia Berunjuk Rasa Selama Lima Pekan

Ribuan orang berunjuk rasa selama lima pekan di Beogard, untuk menuntut kebebasan bersuara di Serbia.

Liputan6.com, Beogard - Ribuan demonstran di Serbia melakukan aksi unjuk rasa untuk pekan kelima melawan Presiden Aleksandar Vucic, pada Sabtu 5 Januari. 

Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa Vucic telah menguasai media, serta melancarkan serangan terhadap oposisi dan jurnalis, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Minggu (6/1/2019).

Sebuah serangan terhadap politikus oposisi Borko Stefanovic oleh penyerang yang tidak dikenal, terjadi pada November lalu, dan memicu kerusuhan meluas.

Di satu sisi, kelompok payung oposisi Aliansi Serbia (SZS) mengatakan bahwa mereka mendukung pemerintahan Vucic, sebuah klaim yang dibantah oleh pihak berwenang Serbia.

Sebagian besar pengunjuk rasa berdemonstrasi di ibu kota Beograd. Sementara jumlah yang lebih kecil melakukan aksi serupa di Kragujevac dan Novi Sad, dua kota pusat industri utama di negara itu.

Presiden Vucic, dari Partai Progresif Serbia (SNS) yang memenangkan 160 dari 250 kursi di parlemen, sebelumnya mengatakan dia bersedia berbicara dengan demonstran tetapi tidak untuk "pembohong oposisi".

Vucic sendiri merupakan mantan perdana menteri yang memenangkan kursi kepresidenan pada 2017 lalu, dengan raihan sekitar 55 persen suara, jauh di depan kandidat lainnya.

Dia dikenal sebagai sosok yang pro Uni Eropa, namun dituduh oleh saingannya selama kampanye, menyabotase pemilu guna memperkuat cengkeraman kekuasannya di Serbia.

Sejatinya, jabatan presiden di Serbia sebagian besar bersifat seremonial, tetapi beberapa pihak mengatakan Vucic bisa berusaha membuat peran tersebut lebih berpengaruh.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mantan Nasionalis Radikal

Seribuan orang berbaris di Beograd pada Sabtu 5 Januari, diikuti oleh kelompok mahasiswa dan seniman Serbia.

Dalam sebuah rapat umum di pusat Kota Beogard, para demonstran memegang papan bertuliskan "1 dalam 5 Juta".

Spanduk itu dilaporkan mengacu pada pernyataan Vucic bahwa ia tidak akan memenuhi tuntutan oposisi untuk memberi kebebasan penuh pada media, "bahkan jika ada lima juta orang di jalan" melakukan aksi protes padanya.

Vucic sebelumnya adalah seorang nasionalis Serbia radikal yang bertugas di bawah pemerintahan Presiden Slobodan Milosevic, pada akhir 1990-an.

Tetapi pada 2008, ia meninggalkan partai Radikal negara itu untuk membantu mendirikan Partai Progresif yang disebut berhaluan moderat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.