Sukses

Eks Pengacara Donald Trump Bohong soal Bantahan Peran Rusia di Pemilu AS 2016

Michael Cohen, yang merupakan eks pengacara Donald Trump, mengaku berbohong tentang bantahan terhadap peran Rusia pada Pemilu AS 2016.

Liputan6.com, Jakarta Mantan pengacara pribadi Donald Trump, Michael Cohen, mengaku kepada Kongres Amerika Serikat (AS) bahwa dirinya bersalah telah berbohong tentang proyek Moskow.

Pengakuan bersalah yang diajukan Cohen dalam penyelidikan oleh penasihat khusus Robert Mueller pada Kamis, 29 November, disebut bisa menguak lebih lanjut alasan mengapa Trump dengan gigih menginginkan hubungan persahabatan dengan Rusia.

Dikutip dari The Guardian pada Jumat (30/11/2018), sebuah dokumen pengadilan yang diajukan oleh Mueller menyatakan bahwa Cohen berbohong kepada Kongres--setidaknya tiga kali secara terpisah--tentang rencana pembangunan Trump Tower di Moskow, dengan logo Trump yang ditampilkan secara menonjol di atas.

Cohen memberi kesaksian kepada Kongres bahwa negosiasi untuk membangun gedung tertinggi di Eropa itu dihentikan pada Januari 2016.

Namun, email dan komunikasi lain yang diperoleh oleh beberapa outlet berita, dan sekarang pada dasarnya dikonfirmasi oleh Cohen, menunjukkan negosiasi tersebut sebenarnya berlanjut lebih lama: setidaknya hingga Juni 2016, setelah Donald Trump menjadi kandidat calon presiden dari Partai Republik.

"Saya membuat pernyataan ini konsisten dengan perpesanan politik Individu 1 dan kesetiaan dengan Individu 1," Cohen mengatakan kepada pengadilan federal di Manhattan pada Kamis pagi, setelah menandatangani perjanjian pembelaan dengan Mueller. Dia tidak mengatakan bahwa Trump mengarahkannya untuk berbohong.

Mueller mengatakan Cohen telah mengakui bahwa ia berbohong "untuk memberikan kesan palsu bahwa proyek Moskow berakhir sebelum kaukus Iowa" yang berlangsung pada 1 Februari, di mana menjadi sumber kemenangan pertama bagi Trump dalam pemilu presiden AS 2016.

Selain itu, masih menurut Mueller, email yang dikirim oleh Cohen menunjukkan bahwa dia juga berbohong ketika mengatakan kepada Kongres, bahwa tidak ada rencana bagi Trump untuk melakukan perjalanan ke Moskow pada 2016.

Ditambahkan kutipan laporan dari situs Vox.com, pengungkapan baru tersebut berlawanan dengan bantahan berulang kali oleh Donald Trump, bahwa baik dia maupun rekannya, tidak memiliki kontak dengan pejabat Rusia.

Mueller sedang menyelidiki apakah tim Trump berkoordinasi dengan campur tangan Moskow pada 2016, yang disimpulkan oleh badan-badan intelijen AS, membantu membawa miliarder properti itu ke kursi kepresidenan.

Sementara itu, di luar Gedung Putih, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa Cohen adalah "orang yang lemah dan bukan orang yang sangat pintar", serta mengklaim tanpa bukti bahwa mantan pengacaranya itu berbohong untuk mengurangi risiko hukum yang akan diterimanya.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Michael Cohen Terlihat Bersemangat

Pada bulan Agustus tahun lalu, Cohen mengatakan kepada penyelidik kongres bahwa meskipun ia telah mengirim email spekulatif kepada juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, tentang proyek Trump Tower, ia tidak menerima balasan, dan tidak memiliki kontak lain dengan pejabat Moskow tentang rencana terkait.

Namun, Mueller mengatakan dalam pengajuan pengadilan pada hari Kamis, bahwa Cohen sekarang mengakui telah menerima balasan dari kantor Peskov. Dan selama panggilan telepon dengan asistennya pada Januari 2016, dia "meminta bantuan dalam memindahkan proyek ke depan" dengan tanah dan pembiayaan.

Cohen juga mengatakan pada hari Kamis bahwa upaya untuk mengejar proyek Moskow sebenarnya berlanjut hingga Juni 2016, beberapa bulan lebih lambat dari yang diklaim sebelumnya. Pada saat itu, Trump adalah calon presiden dari Partai Republik.

Menurut laporan berbagai outlet media AS, Cohen terlihat lebih bersemangat pada hari Kamis, dibandingkan ketika menghadiri sidang pada Agustus lalu. Dia dikabarkan menyapa para wartawan dan tampak santai sepanjang proses tanya jawab di pengadilan.

Mengenakan setelan abu-abu, kemeja putih dan dasi periwinkle, Cohen menjawab serangkaian pertanyaan dari Hakim Andrew Carter tentang apakah sesuatu dapat mempengaruhi penilaiannya dalam mengaku bersalah. Dia menyatakan tidak.

Perkembangan ini diikuti beberapa hari serangan yang semakin heboh melawan Mueller oleh Trump, yang tanpa bukti menuduh penasihat khusus melakukan "perburuan" terhadap dirinya dan rekan-rekannya.

Mueller mengatakan pada hari Senin bahwa Paul Manafort, mantan ketua kampanye Trump, terus berbohong kepada penyelidik, bahkan setelah setuju untuk bekerja sama dengan penyelidikan atas campur tangan Rusia dalam Pemilu AS 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.