Sukses

Studi: Mayoritas Rakyat Filipina Khawatir tentang Kondisi Kesehatan Rodrigo Duterte

Sebuah studi sosial terbaru menyebut bahwa sebagian besar rakyat Filipina mengaku khawatir dengan kondisi Presiden Rodrigo Duterte.

Liputan6.com, Manila - Sebanyak 55 persen rakyat Filipina usia dewasa mengaku khawatir terhadap kondisi kesehatan Presiden Rodrigo Duterte saat ini, demikian hasil survei Social Weather Stations (SWS) yang dilakukan bulan lalu.

Survei, yang dilakukan pada periode 15 hingga 23 September di tengah berita bahwa Presiden Duterte tidak membuat banyak penampilan publik, juga menemukan bahwa 45 persen percaya sang pemimpin negara tengah memiliki masalah kesehatan.

Sementara itu, 26 persen mengatakan sebaliknya dan 29 persen abstain, demikian sebagaimana dikutip dari Asia One pada Senin (8/10/2018).

Senator Filipina --dari pihak oposisi-- Francis Pangilinan, yang skeptis tentang keseriusan kondisi Presiden Duterte, mengatakan bahwa seharunya yang menjadi perhatian masyarakat adalah kondisi ekonomi, bukan kondisi kesehatan kepala eksekutif.

Saat ini, inflasi Filipina dikabarkan naik ke level tertinggi dalam sembilan tahun terakhir, menjadi 6,7 persen pada bulan September.

Kepuasan publik terhadap pemerintahan Rodrigo Duterte, menurut survei serupa oleh SWS, menurun di semua kelas sosial ekonomi. Meski begitu, dari total 1.500 responden, sebanyak 61 persen rakyat Filipina mengatakan kondisi kesehatan Presiden adalah masalah publik.

Hasil survei itu dirilis beberapa hari setelah Presiden Duterte secara terbuka mengakui bahwa ia telah menjalani kolonoskopi dan endoskopi kedua, terhadap pertumbuhan risiko kanker di saluran pencernaannya.

Sementara dia mengatakan dia masih menunggu hasil medis, Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan mencari pengobatan jika didiagnosis dengan kanker Tahap 3.

Sebelumnya, Presiden mengatakan pada banyak kesempatan bahwa ia menderita radang kerongkongan, komplikasi penyakit gastroesophageal reflux, dan penyakit Buerger atau penyempitan pembuluh darah.

Amie Perez (33), seorang mahasiswa pasca sarjana pada disiplin ilmu hukum, mengatakan pernyataan Presiden sendiri tentang kesehatannya adalah bukti yang cukup untuk memicu kekhawatiran tentang kebugarannya dalam memimpin Filipina.

"Kami tidak benar-benar cenderung menganggap serius penyakit," kata Perez. "Kami pergi ke dokter hanya ketika kami sudah merasa seperti kami akan meninggal dalam waktu dekat."

Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa proses penyembuhan penyakit pada Rodrigo Duterte harus dilakukan dengan standar yang lebih tinggi, karena menyangkut peranannya dalam memimpin negara.

"Ini masalah keamanan nasional. Ini masalah nasional," katanya. "Saya seorang pelajar, jika saya merasa sedikit sakit, saya tidak bisa beraktivitas sepenuhnya. Apa lagi jika Anda memiliki seluruh negara di tangan Anda?"

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak ada alasan untuk resah

Seorang pejabat Istana Malacañang mengatakan tidak melihat alasan bagi publik untuk resah atas kesehatan Presiden.

Martin Andanar dari Kantor Operasi Komunikasi Presiden mengatakan Duterte tidak memiliki niat untuk menyembunyikan kondisi kesehatannya.

"Dia mengatakan dia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Dan pada waktunya, jika dia benar-benar sakit, dia akan mengatakannya," kata Andanar dalam wawancara radio.

Pangilinan, presiden Partai Liberal, pada hari Minggu menyatakan was-was tentang apakah presiden mengatakan dengan sebenarnya tentang prosedur diagnostik di rumah sakit pada Rabu pekan lalu.

"Jika dia serius, maka pengungkapan penuh diperlukan tetapi jika tidak, maka akan lebih baik jika kita menghentikan pembicaraan seperti itu, dan memfokuskan waktu dan perhatian kami pada mencari solusi untuk masalah serius lainnya di tingkat nasional," kata Pangilinan.

Pemimpin Minoritas Senat Franklin Drilon mencatat bahwa di bawah Konstitusi 1987, publik memiliki hak untuk mengetahui adanya penyakit serius presiden.

Dalam wawancara dengan radio dzBB, ia mengingat desas-desus yang tersebar luas tentang kesehatan mendiang diktator Ferdinand Marcos selama tahun-tahun terakhir darurat militer, yang telah memicu spekulasi bahwa orang lain menjalankan pemerintahan Filipina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.