Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Stres Pelajaran hingga Patah Hati, 4 Kisah Tragis Pelajar Nekat Mengakhiri Hidup

Kasus bunuh diri sepatutnya bisa dihentikan agar tidak menciderai dunia pendidikan yang seharusnya bisa menciptakan generasi penerus sebuah bangsa.

Liputan6.com, Jakarta - Akibat terlalu stres dengan pelajaran hingga masalah patah hati membuat sejumlah siswa di beberapa sekolah nekat bunuh diri.

Mereka memutuskan untuk mengakhiri hidup karena tak kuasa menahan tekanan yang selama ini dirasakan. Tentunya hal semacam ini jadi perhatian khusus apakah sistem pelajaran dan tingkah siswa di sekolah telah diperhatikan dengan baik.

Kasus bunuh diri sepatutnya bisa dihentikan agar tidak menciderai dunia pendidikan yang seharusnya bisa menciptakan generasi penerus sebuah bangsa.

Dikutip dari berbagai sumber, Jumat (5/10/2018), berikut 4 kisah tragis bunuh diri siswa yang pernah ada:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Bunuh Diri Karena Ujian Matematika

Pada Maret 2014, seorang remaja 16 tahun asal India dan tengah menjalani pendidikan SMA di Dubai, Uni Emirat Arab, mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Ia ditemukan gantung diri di balkon apartemennya setelah menghadapi ujian matematika CBSE.

Tak lama setelah kematian, ditemukan catatan dalam sebuah kertas yang ditengarai sebagai curahan isi hatinya saat hendak menghadapi ujian matematika. "Hidup begitu membosankan dan tak jelas," curhat remaja berinisial AS itu, seperti dimuat Emirates247.

Dalam laman New Delhi Television (NDTV), remaja itu dilaporkan stres karena gagal meraih nilai standar dalam ujian matematika. Pemuda itu bunuh diri saat hendak mengikuti ujian matematika kedua atau remedial.

Pihak sekolah mengaku belum bisa memberikan keterangan terkait kematian AS. Para teman dan kerabat dilaporkan telah berkumpul di rumah duka AS di Dubai dan tempat pembalseman di Sonapur. Remaja itu kemudian akan dikremasi di India.

3 dari 5 halaman

2. Gagal Ujian Nasional

Gagal ujian Central Board of Secondary Education (CBSE) kelas 12 yang digelar berskala nasional, pelajar laki-laki di India tewas bunuh diri. Polisi mengatakan dia diduga menggantung dirinya di kipas langit-langit rumahnya yang berada di daerah Dalanwalla pada Minggu 27 Mei 2018.

Seperti dikutip dari Hindustan Times, Kamis 31 Mei 2018, remaja India berusia 17 tahun dari Saharanpur itu tinggal di sebuah kamar sewaan di Dalanwalla untuk mempersiapkan ujian masuk Akademi Pertahanan Nasional (NDA).

"Setelah ujian CBSE kelas 12, dia mendaftarkan dirinya ke lembaga pelatihan untuk persiapan masuk NDA. Ayahnya di Angkatan Darat India. Ketika hasil CBSE diumumkan pada hari Sabtu, dia mengetahui gagal dan tidak lulus. Saat memberi tahu ayahnya, dia diminta pulang pada hari Minggu pagi, kondisi itu membuatnya tertekan," kata Balooni.

"Kumar biasa makan di rumah pemilik lahan yang disewanya di lantai dasar. Pada hari Sabtu pukul 21.00, dia terakhir berbicara dengan tuan tanah dan menolak makan malam. Kemudian pada hari Minggu, ketika kamarnya diperiksa, dia ditemukan tergantung di kipas langit-langit," kata Balloni.

Kumar adalah salah satu di antara 6 siswa di India yang memutuskan bunuh diri setelah hasil ujian akhir CBSE diumumkan. Tiga di antaranya berhasil diselamatkan.

 

4 dari 5 halaman

3. Gagal Selesaikan PR

Pekerjaan rumah (PR) dari sekolah saat liburan membuat dua pelajar di China frustasi hingga nekat bunuh diri. Mereka menghabisi hidupnya karena gagal menyelesaikan tugas sekolah.

Dua Pelajar nahas itu, yakni siswa 15 tahun di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu dan siswa 13 tahun di kota yang sama. Murid pertama bunuh diri karena tidak mampu merampungkan tugas liburan 3 harinya, pada Kamis 2 Mei 2013 lalu.

Murid kedua yang berusia 13 tahun itu ditemukan tewas gantung diri 2 jam setelah batas waktu penyerahan tugas. "Pelajar itu harusnya bangun jam 4 pagi untuk mengumpulkan tugas. Tapi 2 jam kemudian, ia ditemukan gantung diri."

Sebelum menggantung diri, pelajar nahas itu sempat menulis surat kepada orang tuanya. "Maafkan aku. Aku berharap Papa, Mama membawakan bunga lily kesukaaanku ke makamku."

China menaikkan standar pendidikan demi meningkatkan kualitas anak bangsanya. Negeri Tirai Bambu itu memberlakukan lama belajar di kelas rata-rata 8,6 jam, agar siswa bisa menyerap pelajaran semaksimal mungkin. Serta lulus ujian dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

 

5 dari 5 halaman

4. Patah Hati, Pelajar AS Tembak Mati Teman Lalu Bunuh Diri

Kasus yang satu ini berbeda dari kisah sebelumnya. Aksi penembakan dilakukan oleh seorang murid di SMA Pilchuck Marysville, Kota Seattle Utara, Negara Bagian Washington, Amerika Serikat.

Seorang siswa tingkat satu yang diketahui bernama Jaylen Fryberg itu melepaskan tembakan ke murid lainnya. Akibatnya seorang gadis tewas dan 4 pelajar lainnya terluka.

Setelah itu, Jaylen melesatkan peluru ke dirinya sendiri. Ia pun tewas. Sehingga ada 2 orang yang meregang nyawa. Sedangkan 3 di antara 4 korban luka tengah dalam kondisi kritis.

Jaylen dikenal sebagai murid populer. Ia bahkan dijuluki pangeran. Baru-baru ini, ia terlibat perkelahian dengan pelajar lain terkait masalah rasis.

Namun dugaan sementara, seperti dimuat News.com.au, Jaylen melakukan perbuatan tersebut karena patah hati, berdasarkan kicauan terakhirnya di Twitter. "I hate that I can't live without you... (Aku kecewa tak bisa bersama kamu)," kicau ‏@frybergj.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.