Sukses

Venezuela Bebaskan Warga AS yang Ditahan Selama Dua Tahun

AS menuding, Venezuela memanfaatkan Holt sebagai alat tawar terhadap perubahan kebijakan sanksi Washington.

Liputan6.com, Caracas - Pihak berwenang Venezuela mengumumkan, seorang warga negara Amerika Serikat telah dibebaskan setelah menghabiskan dua tahun di penjara atas tuduhan menyembunyikan senjata.

Joshua Holt dan kekasihnya Thamy Candelo akan kembali ke AS atas perintah Presiden Nicolas Maduro, ujar seorang menteri Venezuela. Demikian seperti dilansir BBC, Minggu (28/5/2018).

Sebelumnya, Senator AS Bob Corker dilaporkan berbicara dengan Maduro di Caracas pada hari Jumat.

Juru bicara Maduro mengatakan, pembebasan pasangan itu merupakan "isyarat" yang betujuan meningkatkan dialog antara Caracas dan Washington.

Beberapa waktu lalu, Maduro terpilih kembali untuk memimpin Venezuela. Namun, hasil pemilu, tidak diakui oleh sejumlah negara, termasuk Negeri Paman Sam.

Hasil pemilu yang diklaim memenangkan Maduro dengan 68 persen suara, juga diboikot oleh kelompok oposisi.

Venezuela, tidak mengumumkan detail pembicaraan Maduro dengan Senator Corker, yang merupakan ketua Komite Luar Negeri Senat. Meski demikian, otoritas setempat mengatakan bahwa ada "kabar baik bagi rakyat Venezuela".

AS sebelumnya menuding, Venezuela memanfaatkan Holt sebagai alat tawar terhadap perubahan kebijakan sanksi Washington.

Kebebasan Holt juga diumumkan oleh Donald Trump. Melalui Twitter, pada Sabtu, 26 Mei, presiden ke-45 AS tersebut mengatakan, "Kabar baik tentang pembebasan sandera AS dari Venezuela ... Orang-orang hebat di Utah akan sangat bahagia!."

Tak lama, Trump kembali mentwit, "Akan segera bertemu dengan Joshua Holt sore ini di White House..."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berawal dari Juni 2016

Holt adalah misionaris mormon asal Utah yang bepergian ke Caracas pada Juni 2016 untuk menikahi kekasihnya, Thamy Candelo.

Rencananya, setelah menikah, pasangan itu dan anak-anak Candelo akan pindah ke AS.

Saat menunggu visa keluar, Holt dan istrinya tiba-tiba saja ditahan atas tuduhan menyembunyikan senjata.

Dilansir CNN, pembebasan Holt terjadi lebih dari seminggu setelah ia memposting sejumlah video saat terjadi kerusuhan di penjara ke Facebook. Ia memohon bantuan dari warga dan pemerintah AS. Dalam salah satu video ia mengatakan, "Saya telah memohon kepada pemerintah selama dua tahun. Mereka mengatakan bahwa mereka melakukan sesuatu, tapi faktanya saya masih di sini".

Selama ini, Maduro kerap menuding AS mencoba untuk menggulingkannya. Sementara, Washington telah memperketat sanksi terhadap Venezuela baru-baru ini.

Pada 23 Mei lalu, Maduro mengusir perwakilan senior Amerika Serikat. Dalam pidatonya di Caracas, Maduro mengumumkan bahwa kuasa usaha, Todd Robinson, dan kepala bagian politik Kedutaan Besar Amerika Serikat, Brian Naranjo, berstatus Persona Non Grata. Ia menuding mereka ikut campur dalam pemilu Venezuela.

Maduro bersikeras bahwa pengusiran dua diplomat AS itu untuk "membela martabat tanah air".

Namun, tuduhan tersebut telah dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Negeri Paman Sam sendiri tidak memiliki duta besar untuk Venezuela sejak tahun 2010.

Kehidupan rakyat Venezuela memburuk sejak pergantian rezim dari mendiang Presiden Hugo Chavez ke Maduro, yang saat itu menjabat sebagai wakilnya. Negeri yang dulunya tergolong salah satu negara kaya di Amerika Latin berkat minyak tersebut, kini terpuruk dengan inflasi super tinggi.

Krisis yang pada akhirnya membuat Maduro pada tahun 2016 menyatakan status "darurat ekonomi" bersumber dari jatuhnya harga minyak, anjloknya nilai tukar mata uang, perebutan kekuasaan, serta potensi kekurangan pangan yang berkelanjutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.