Sukses

Fakta di Balik 5 Mitos Paling Terkenal Soal Laba-Laba

Ada cukup banyak bukti bahwa laba-laba tidak berbahaya seperti anggapan kebanyakan orang. Simak fakta tentang laba-laba berikut.

Liputan6.com, Washington DC - Tidak peduli apapun jenisnya, kehadiran laba-laba di dinding atau di sudut rumah, kerap membuat banyak orang ketakutan.

Seiring waktu, mitos dan kesalahpahaman tentang laba-laba telah berevolusi di banyak budaya, menghasilkan banyak reaksi ketakutan terhadap hama yang sangat umum ini.

Dikutip dari Pestworld.org pada Minggu (29/4/2018), kemunculan laba-laba dan beberapa jenis serangga lainnya bisa meningkat di waktu-waktu dingin, seperti di musim hujan misalnya.

Menurut Asosiasi Pengendali Hama Nasional Amerika Serikat (NPMA), kehadiran laba-laba tidak berarti bahaya bagi manusia.

"Hanya sedikit dari spesies laba-laba yang membahayakan manusia karena kandungan racunnya, dan rumah (yang ditempati) biasanya hanya menjadi jalur perlintasan, bukan lokasi (laba-laba) tinggal," jelas Alice Wilder, seorang arachnologist (ahli laba-laba) dari University of South Florida.

Berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan oleh NPMA, berikut adalah penjelasan fakta di balik lima mitos paling terkenal tentang laba-laba.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Manusia Tidak Sengaja Menelan Laba-Laba Saat Tidur

Banyak warganet di seluruh dunia 'termakan' mitos tentang kemungkinan manusia tidak sengaja menelan laba-laba saat tertidur. Konon, hal ini bisa terjadi hingga rata-rata delapan kali setiap tahunnya pada masyarakat di kawasan sub-tropis.

Menurut Snopes.com, mitos ini dimulai ketika seorang kolumnis majalah komputer menulis artikel pada 1993 tentang daftar fakta aneh yang beredar melalui email.

Dalam upaya menunjukkan bahwa orang akan percaya apa pun yang mereka baca secara online, kolumnis itu membuat beberapa fakta konyolnya sendiri, termasuk mitos yang disebutkan di atas.

Kenyataannya, menurut NPMA, sangat tidak mungkin bagi seseorang untuk menelan, atau sekadar mencium, laba-laba langsung saat tidur.

3 dari 6 halaman

2. Manusia dan Laba-Laba Selalu Berjarak Satu Meter

Mitos ini berasal pada tahun 1995 ketika arachnologist Norman Platnick menulis, "Di mana pun Anda duduk ketika Anda membaca garis-garis ini, seekor laba-laba mungkin tidak lebih dari beberapa meter jauhnya."

Dengan lebih dari 35.000 spesies laba-laba yang digambarkan di seluruh dunia, dan sekitar 3.000 spesies di Amerika Utara saja, mungkin ada beberapa kebenaran terhadap pernyataan tersebut.

Namun, banyak orang berpendapat bahwa itu tergantung di mana Anda berada. Misalnya, jika sedang berdiri di daerah berumput, ada kemungkinan seekor laba-laba merangkak di sebelah Anda.

Tetapi jika Anda berada di lantai atas gedung pencakar langit, laba-laba terdekat bisa mencapai jarak ratusan meter.

 

4 dari 6 halaman

3. Semua Laba-Laba Membuat Jaring

Banyak orang mengasosiasikan laba-laba dengan jaring, tetapi kenyataannya tidak semua laba-laba memintal struktur sutra ini, yang digunakan untuk menangkap mangsanya.

Bahkan, beberapa spesies laba-laba menggunakan strategi berbeda untuk mendapatkan makanan. Laba-laba serigala misalnya, menangkap makanan mereka dengan berburu layaknya mamalia bertaring.

5 dari 6 halaman

4. Daddy Longlegs, Laba-Laba Paling Beracun

Daddy longlegs adalah salah satu subyek legenda urban yang membuat banyak orang ketakutan terhadap kehadiran laba-laba. Konon, racun yang dimilikinya mampu membunuh manusia dalam waktu singkat.

"Tidak ada referensi bahwa laba-laba pholcid (nama ilmiah daddy longlegs) menyebabkan reaksi maut pada manusia, karena taringnya sangat pendek, sehingga sulit menembus jaringan kulit," jelas kelompok arachnologist dari University of California.

"Selain itu, tidak ada bukti uji toksikologi yang menyinggung bagaimana racun tersebut bereaksi dengan sistem jaringan tubuh manusia."

 

6 dari 6 halaman

5. Seluruh Laba-Laba Berbahaya

Laba-laba telah hidup di antara manusia selama berabad-abad, dan sebagian besar spesiesnya tidak membahayakan.

Menariknya, banyak spesies laba-laba yang justru bermanfaat bagi lingkungan, yakni sebagai predator untuk mengurangi jumlah hama penganggu.

Meski beberapa laba-laba memiliki gigitan berbisa, namun hanya sedikit di antaranya terbukti berbahaya secara medis.

Di Amerika Serikat, laba-laba janda dan laba-laba pertapa adalah contoh spesies yang menimbulkan ancaman kesehatan bagi manusia jika terkena gigitannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.