Sukses

Jika Perang Nuklir Melanda Amerika, ke Mana Donald Trump Lari?

Serangan nuklir menjadi momok bagi para Presiden Amerika Serikat, tak terkecuali Donald Trump.

Liputan6.com, Washington, DC - Serangan nuklir menjadi momok bagi para Presiden Amerika Serikat, tak terkecuali Donald Trump. Untuk itulah, prosedur darurat disusun untuk menyelamatkan orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu. 

Seperti dikutip dari BBC, Senin (12/2/2018), jika ancaman nuklir terjadi, Donald Trump akan dievakuasi ke lokasi yang dianggap aman. Ke mana?

Ada beberapa lokasi perlindungan yang disiapkan. Salah satunya di bawah Gedung Putih. Bunker perlindungan tersebut dibangun pada tahun 1950-an. Lainnya terselip di area pegunungan Blue Ridge Mountains di Virginia.

Lokasinya di Mount Weather, gunung setinggi 534 meter di dekat Bluemont, Virginia. Tempat itu hanya berjarak 50 mil atau 80 km di luar kota Washington DC. Bunker raksasa yang ada di sana bisa menampung presiden dan para penasihatnya.

Mount Weather sekarang dikelola oleh Federal Emergency Management Agency (Fema) dan "diaktifkan" setelah serangan teror 9/11 yang dilakukan Al Qaeda pada bulan September 2001.

Kabar adanya bunker di Mount Weather, yang dijuluki Doomsday City, menerbitkan rasa penasaran, bahkan untuk warga sekitarnya. 

Bunker untuk Presiden AS lainnya dibangun pada musim gugur 1961 untuk Presiden John F Kennedy di Florida. Letaknya tak jauh dari Mar-a-Lago, kompleks kediaman Donald Trump.

Batalion konstruksi Angkatan Laut AS, Seabess membangun bunker di Peanut Island, yang bisa ditempuh dalam 10 menit perjalanan dari rumah di Palm Beach yang sering ditinggali Kennedy. 

Bunker tersebut dikenal sebagai Detachment Hotel. Biaya pembangunannya mencapai US$ 97 ribu, sesuai kurs kala itu, menurut sebuah laporan ke Kongres pada 1973.

Sementara, jika terjadi serangan nuklir, Anggota Kongres akan dibawa ke sebuah bunker di resor Greenbrier dekat White Sulphur Springs, West Virginia.

Fasilitas tersebut memiliki kode, Project Greek Island, dan dioperasikan selama beberapa dekade -- sampai keberadaannya terungkap di media pada tahun 1992 ketika bungker tersebut "dinonaktifkan".

Sejumlah bunker juga dikabarkan dibangun, untuk pejabat dan warga AS. Salah satunya di Los Altos, California, pada 1960. 

Tak hanya itu, Donald Trump ternyata juga punya bunker. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bunker Pribadi Donald Trump

Donald Trump ternyata juga punya bunker di kompleks tempat tinggalnya di Mar-a-Lago, Florida. Meski kondisinya belum sempurna jadi tempat perlindungan seorang Presiden AS.

Bunker tersebut dibangun oleh Marjorie Merriweather Post pada awal 1950-an. Kala itu sang sosialita kaya raya tersebut khawatir berat soal Perang Korea dan eskalasi yang ditimbulkannya.

Donald Trump membeli Mar-a-Lago, lengkap dengan bunkernya pada tahun 1985. Sang miliarder nyentrik itu menggambarkan fasilitas bawah tanah itu sebagai bangunan yang kokoh. "Menempel ke terumbu karang, dengan baja dan beton," kata dia. 

Sementara, Wes Blackman, yang mengeksplorasi bunker itu bersama Donald Trump menyebut, langit-langit ruang perlindungan itu rendah. Kondisi di dalamnya lembab, apek, dan gelap. 

Tempat tidur lipat dilekatkan ke dinding. Perangkat engkol tangan berfungsi memasukkan udara segar ke dalam bunker. Ada toilet di tengah ruangan. "Rasanya seperti sedang melakukan eksplorasi arkeologi," kata dia.

Menurut majalah Esquire, Donald Trump juga punya bunker lainnya di bawah lapangan golf miliknya di West Palm Beach -- yang dulunya jadi tempat menyimpan bom.

Dengan dua bunkernya, Donald Trump dianggap mencerminkan cara pandang orang Amerika menghadapi prospek perang nuklir selama beberapa dekade terakhir.

Bagi sebagian orang, gagasan perang nuklir tak terbayangkan. Yang lainnya memilih bersiap dengan menyusun rencana penyelamatan, salah satunya dengan membuat bunker dan menumpuk bahan makanan di dalamnya.

Menurut ahli, sekokoh apapun bunker, itu tak akan kuat menghadapi serangan nuklir yang langsung ditujukan ke arahnya. 

"Tak ada pertahanan terhadap ledakan dahsyat dan panas ekstrem yang ditimbulkan (serangan nuklir)," kata Kenneth Rose, penulis One Nation Underground: The Fallout Shelter in American Culture.

Namun, jika presiden lolos dari dampak langsung serangan nuklir, bunker akan sangat berguna. Sebab, Donald Trump, misalnya, akan membutuhkan tempat yang aman untuk memimpin Amerika Serikat dalam situasi darurat -- bahkan jika seluruh dunia terbakar.

3 dari 4 halaman

Tak Sembarang Orang Boleh Masuk

Pejabat AS sudah menyusun daftar siapa saja -- selain presiden-- yang boleh masuk ke dalam bunker perlindungan.

Mereka adalah orang-orang yang dianggap ada di "puncak rantai makanan", demikian menurut Robert Darling, seorang marinir yang berada di bunker Gedung Putih saat Amerika Serikat berada dalam situasi gawat pascateror 9/11.

Menurut dia, hanya beberapa orang terpilih yang diizinkan memasuki bunker presiden di tengah situasi gawat di antara hidup dan mati. 

"Rantai komando harus terjaga," kata Randy Sowell dari Truman President Library di Independence, Missouri. "Atau kekacauan akan terjadi."

Selain tempat perlindungan, pembangunan tempat penampungan dan bunker, baik untuk presiden atau orang biasa, memiliki tujuan lain: membuat warga Amerika lebih mudah bicara soal hulu ledak atom atau nuklir.

Presiden Harry Truman mengawasi pembentukan badan pertahanan sipil federal pada tahun 1950-an didasarkan pada hasil survei yang menyebut, sekitar 30 persen dari mereka yang tewas dalam serangan bom atom AS di Nagasaki, Jepang sebetulnya bisa diselamatkan jika sempat lari ke bunker.

Sejarawan University of Massachusetts di Amherst, Christian Appy mengatakan, upaya  tersebut memberikan pesan kuat pada masyakat bahwa "perang nuklir belum tentu merupakan kiamat bagi semua orang."

 

4 dari 4 halaman

3 Bunker untuk Presiden AS

Berikut daftar bunker milik Pemerintah AS dan siapa saja yang boleh masuk ke dalamnya:

1. Peanut Island: Presiden dan sekitar 20 pembantu serta para menteri (kapasitas 30 orang).

2. Gedung Putih: Wakil Presiden Dick Cheney bekerja di balik pintu baja bunker di tengah serangan teror 9/11. Istri presiden, Condoleezza Rice, penasihat keamanan nasional, Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, dan sejumlah pejabat juga ada di dalamnya.

Sementara, President George W Bush kala itu berada di dalam Air Force One.

3. Mount Weather: Ada ruangan yang disiapkan untuk presiden, para pembantunya, dan ratusan orang lainnya. Bahkan para jurnalis. Ada ruangan press di dalamnya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.