Sukses

Jaksa Korsel: Dalam Kasus Suap Samsung, Presiden Park Berkolusi

Jaksa khusus Korsel menyimpulkan bahwa kasus suap Samsung Group melibatkan Presiden Park yang berkolusi dengan temannya Choi Soon-sil.

Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye (65) berkolusi dengan temannya Choi Soon-sil dalam kasus suap dari Samsung Group. Demikian pernyataan jaksa penuntut khusus pada Senin waktu setempat.

Tujuan pemberian suap tersebut adalah untuk memperkuat kekuasaan Lee Jae-yong atas raksasa teknologi tersebut. Kesimpulan jaksa tersebut membuka jalan untuk menyelidiki Park jika kelak pemakzulannya disahkan oleh mahkamah konstitusi.

Kasus lain yang juga menanti untuk diselidiki adalah dibuatnya daftar hitam artis. Mereka yang masuk daftar tersebut merupakan sejumlah pesohor yang kritis terhadap Presiden Park. Terkait kasus ini, Menteri Kebudayaan Korsel Cho Yoong-sun telah ditahan.

Dalam sebuah pernyataan yang merinci temuan penyelidikan, jaksa mengatakan Layanan Pensiun Nasional mendukung penggabungan dua afiliasi Samsung Group pada tahun 2015 meski terdapat kerugian sebesar US$ 119,87 juta.

"Wakil ketua Samsung Group Lee Jae-yong berkolusi dengan pihak lain termasuk kepala kantor strategi perusahaan Choi Gee-sung untuk menyuap presiden dan Choi Soon-sil dengan tujuan mendapat dukungan atas suksesinya dengan menggelapkan dana perusahaan," ujar jaksa khusus Park Young-soo seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin, (6/3/2017).

Menanggapi pernyataan tersebut, kuasa hukum Park mengatakan bahwa dakwaan terhadap kliennya merupakan "karangan" dan ia pun bersikeras presiden perempuan pertama Korsel tersebut tidak menerima suap.

Sementara itu pihak Samsung Group menanggapi klaim jaksa ini dengan mengatakan, "Proses pengadilan akan mengungkapkan kebenaran".

Park sendiri telah dimakzulkan oleh parlemen pada Desember 2016 atas tuduhan berkolusi dengan temannya Choi untuk menekan perusahaan-perusahaan besar menyumbangkan dana ke dua yayasan untuk mendukung inisiatif kebijakannya.

Kekuasaan Park kini telah ditangguhkan. Jika diputuskan untuk diberhentikan, maka Park tercatat sebagai presiden terpilih pertama yang diberhentikan. Untuk mencari penggantinya, negara yang merupakan kekuatan ekonomi keempat di Asia tersebut akan menggelar pemilu.

Hukum di Korsel tidak memungkinkan Park sebagai seorang presiden duduk di kursi terdakwa. Tidak ada gugatan yang dapat diajukan terhadap dirinya hingga ia diberhentikan atau masa tugasnya berakhir pada Februari 2018.

"Berkas dugaan penyuapan terkait presiden dan daftar hitam artis telah dialihkan ke kantor kejaksaan," demikian ungkap jaksa khusus Park Young-soo.

Menurut Park Young-soo, presiden sangat berperan dalam melahirkan daftar hitam yang menyeret 9000 seniman, penulis, dan profesional dalam dunia film. Mereka dihapus dari daftar yang menerima bantuan pemerintah. Dan kebijakan ini merupakan penyalahgunaan kekuasaan.

Lee Jae-yong saat ini merupakan pemimpin de facto Samsung Group setelah ayahnya lumpuh akibat serangan jantung pada tahun 2014. Putra mahkota raksasa teknologi tersebut telah ditahan sejak Februari lalu atas dugaan penyuapan dan penggelapan. Ia terancam hukuman 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini