Sukses

Putin Perintahkan Angkatan Udara Rusia Bersiap, Pertanda Perang?

Presiden Putin melakukan sidak terhadap AU Rusia untuk mengetahui apakah pasukan dan sistem telah siap untuk berperang.

Liputan6.com, Moskow - Angkatan Udara Rusia telah diberi perintah untuk bersiap menghadapi perang. Menurut Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan inspeksi mendadak atau dikenal dengan sidak terhadap angkatan bersenjata Rusia.

Berdasarkan laporan kantor berita Rusia, TASS, selain memeriksa apakah pasukan telah siap untuk berperang, Putin juga ingin memastikan bahwa sistem mereka sudah siap bertempur.

Shoigu mengatakan, persiapan tersebut telah dimulai.

"Sesuai dengan keputusan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, sidak Angkatan Udara mulai mengeveluasi kesiapan badan kontrol dan pasukan untuk melaksanakan tugas-tugas pelatihan tempur," ujar Shoigu seperti dilaporkan TASS seperti dikutip dari Independent, Rabu (8/2/2017).

"Perhatian harus dikhususkan pada kesiap-siagaan pertempuran, pengerahan sistem pertahanan udara dalam masa perang, dan kesiapan pasukan udara untuk mengusir serangan," imbuh Shoigu.

Persiapan datang di tengah meningkatnya kekhawatiran soal ketegangan hubungan Rusia dengan sejumlah negara adidaya di dunia.

Sebelumnya, Donald Trump pernah mengutuk operasi militer Rusia. Namun di sisi lain ia dikritik karena dinilai terlalu dekat dengan pemimpin negara tersebut.

Rusia sendiri saat ini memiliki hubungan yang makin tegang dengan beberapa negara NATO.

Negeri Beruang Merah telah meningkatkan pergerakan militernya, termasuk melakukan latihan militer terbesar di Arktik sejak keruntuhan Uni Soviet pada bulan lalu.

Rusia juga mengungkapkan rencana untuk memperluas militernya pada 2017, termasuk memperbanyak jumlah tank, kendaraan lapis baja, dan pesawat yang dikontrol oleh perusahaan.

Pada September 2016, militer Rusia menunjukkan kekuatan angkatan darat, laut, dan udaranya dengan menggelar latihan besar-besaran yang diselenggarakan di markas militer Opuk, Krimea.

Latihan yang digelar selama lima hari dan dimulai pada 5 September tersebut, melibatkan 12.500 tentara, tank, jet tempur, kapal perang, dan sistem senjata rudal anti-pesawat jenis terbaru, S-400.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.