Sukses

Penyebar Salat Berbahasa Indonesia Itu Bekas Petinju

Yusman Roy baru memeluk agama Islam pada 1975. Setelah itu, Yusman tak mempelajari Islam secara intensif. Sekitar 1982, ia menekuni ajaran yang dianutnya secara intensif dan membangun pondok di Sumberwaras, Lawang.

Liputan6.com, Malang: Aksi menentang terus diarahkan kepada Ustad Yusman Roy dan jemaahnya yang mempraktikkan salat berbahasa Indonesia di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bahkan tak sedikit yang mulai meneror. Kendati demikian, Yusman bersikeras akan terus menyebarkan keyakinannya sekalipun itu berisiko tinggi.

Sebelum dikenal sebagai penyebar salat berbahasa Indonesia, Yusman adalah petinju peringkat dua nasional. Dalam karier tinjunya, Yusman adalah pemegang rekor pemukul knock out (KO) tercepat di Tanah Air, yakni pada 1980-an. Yusman sendiri baru memeluk agama Islam pada 1975. Setelah itu, lelaki ini tak mempelajari Islam secara intensif [baca: Salat Berbahasa Indonesia Memicu Kontroversi].

Ketika ditemui SCTV baru-baru ini, Yusman mengaku bahwa dirinya sempat bergelimang dalam dunia hitam setelah pensiun dari arena tinju. Baru sekitar tahun 1982, ia menekuni ajaran yang dianutnya itu secara intensif. Bahkan Yusman membangun Pondok Iktikaf Ngaji Lelaku di kawasan Sumberwaras, Lawang, Malang. Menurut dia, pondok itu sebagai wahana berdiskusi masalah agama.

Setelah 10 tahun mendalami ajaran Islam serta tata cara salat, tahun 2002, Yusman akhirnya berani menyebarkan cara salat selain berbahasa Arab, yaitu dengan bahasa Indonesia atau Jawa. Namun setelah ajarannya tersebar melalui video compact disc dan selebaran, kini Yusman menuai teror. Meski, teror tersebut belum pada tindakan secara fisik.

Sejauh ini belum ada upaya-upaya pihak lain, termasuk pemerintah, untuk menghentikan ajaran Yusman. Padahal aparat keamanan kerap mendatangi pondok lelaki tersebut. Hingga saat ini, Yusman mengklaim mempunyai 300 jemaah. Semuanya masih di sekitar Kota Malang. Anehnya salat berjemaah ini diikuti tak lebih dari 20 orang.(DEN/Noor Ramadhan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini