Sukses

Peneliti Dorong Permainan Drum Masuk Kurikulum Sekolah di Inggris, Bagus untuk Perkembangan Autisme dan Disleksia

Penelitian baru menyarankan permainan drum harus diajarkan di sekolah untuk membantu anak-anak menghadapi disleksia dan autisme.

Liputan6.com, Jakarta Penelitian baru menyarankan permainan drum harus diajarkan di sekolah untuk membantu anak-anak disleksia dan autisme.

Dilansir dari BBC, sebuah proyek penelitian ilmiah yang didukung oleh drummer dari charttoppers tahun 1980-an Blondie, Clem Burke, menemukan kurangnya tantrum pada anak-anak autisme setelah delapan minggu pelajaran drum.

Para peneliti menemukan siswa yang mengikuti dua pelajaran drum per minggu selama delapan minggu menunjukkan lebih sedikit tanda-tanda hiperaktif, kurang perhatian dan perilaku berulang dan menunjukkan kontrol emosi yang lebih baik.

Burke, 69 tahun, yang bandnya memiliki enam single nomor satu di Inggris, mengatakan dia ingin drum dimasukkan dalam kurikulum nasional Inggris dan mengatakan itu bisa menjadi "game-changer" untuk anak-anak dengan kesulitan belajar.

Dia mengatakan bermain drum adalah gaya hidup yang sangat positif. "Saat Anda memainkan musik dan mengiringi anggota band Anda yang lain, Anda mengembangkan komunikasi non-verbal," katanya.

"Itu adalah cara komunikasi yang sangat positif, tidak secara verbal, tapi melalui musik."

Menggambarkan proyek penelitian di The Royal Society's Summer Science Exhibition di London, dia menemukan atribut fisik dan mental dari permainan drum adalah gaya hidup yang sangat positif.

"Bermain drum tidak membuat lebih baik seiring bertambahnya usia. Namun juga kami menemukan bahwa anak-anak autisme, misalnya, benar-benar dapat mengikuti latihan drum sederhana," lanjut Burke.

Dengan demikian, dia merekomendasikan bahwa sekolah-sekolah di Inggris harus mempertimbangkan untuk mengajar drum kepada siswa autisme.

Penelitian ini diselenggarakan oleh Clem Burke Drumming Project dan didanai oleh badan amal Waterloo Foundation.

Itu melibatkan para ahli dari kampus di Colchester, Universitas Chichester, King's College London dan Hartpury di Gloucestershire.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Membiarkan Anak Autisme Bermain Drum Berarti Menolak Manfaat Besar

Bagi orang tua yang mungkin menolak permintaan anaknya yang menginginkan perangkat drum untuk Natal, Burke mengatakan, "Jika seorang anak termotivasi untuk melakukan sesuatu seperti bermain drum, Anda sebaiknya jangan menghentikan proses kreatifnya."

Drum modern bahkan dapat menggunakan elektronik untuk meminimalkan gangguan suara bagi tetangga, katanya, dengan suara paling keras diredam sehingga hanya terdengar melalui headphone.

Para ilmuwan, yang menerbitkan penelitian mereka di PNAS tahun lalu, menulis: "Studi kami memberikan bukti kuat bahwa bermain drum tidak hanya mengurangi hiperaktif dan kurangnya perhatian pada remaja autisme tetapi juga memperkuat konektivitas fungsional di daerah otak yang bertanggung jawab untuk kontrol penghambatan dan pemantauan hasil tindakan."

 

3 dari 4 halaman

Perubahan Interaksi pada Anak yang Berlatih Drum

Dr. Ruth Lowry, Reader in Exercise di Essex University, yang telah terlibat dalam proyek penelitian drum, mengatakan, "Kami mulai dari memahami apa yang terjadi jika kami mengajari anak-anak cara bermain drum.

"Kami melihat perubahan dalam hal interaksi sesama - yang menjadi jauh lebih positif. Ada lebih sedikit hiperaktif, lebih sedikit perilaku mengganggu, lebih sedikit perilaku tertekan di dalam kelas," katanya.

“Yang kami lihat adalah anak-anak yang belajar bermain drum tidak takut melakukan kesalahan. Ketika mereka berhenti dan membuat kesalahan dalam permainan drum mereka, mereka hanya berhenti sejenak, menyetel ulang, kemudian lanjut bermain. Dan itu bukan masalah besar."

"Kami juga melihat itu tertransfer dalam situasi bersekolah, yaitu mereka menjadi dengan senang hati mencoba daripada memiliki perasaan takut gagal."

Pemindaian otak anak-anak yang belajar bermain drum menunjukkan perubahan struktur dan volume otak, catatnya.

 

4 dari 4 halaman

Konsentrasi Anak Jadi Semakin Baik

Ruth juga mencatat banyaknya koneksi di area otak anak yang berlatih drum. "Di area seperti sistem neuron--yang terkait dengan konsentrasi, sebelumnya itu  merupakan pola yang rumit. Namun beberapa dari mereka mengatakan kepada saya bahwa ini tentang matematika, yang menurut saya sangat menarik. Mereka berbicara tentang gagasan itu sebagai bahasa yang dapat mereka pahami dalam hal membangun kompleksitas." 

"Yang lain memberi tahu saya bahwa dengannya mereka dapat keluar zona dan hanya berkonsentrasi pada satu aktivitas itu merupakan ide cemerlang. Itulah yang dibicarakan Clem, gagasan untuk menyatu dalam aliran."

Studi tentang Burke yang bermain drum menunjukkan bahwa aktivitas tersebut juga merupakan latihan yang baik.

Para peneliti memamerkan studi mereka di Summer Science Exhibition di Royal Society di London dari 4-9 Juli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.