Sukses

Ingin Jadi Make Up Artist, Ini Cara Penyandang Tuli Farhan Winarto Asah Kemampuan

Dunia tata rias wajah memiliki daya tarik tersendiri bagi penyandang Tuli asal Sidoarjo, Jawa Timur, Ahmad Farhan Winarto.

Liputan6.com, Jakarta Dunia tata rias wajah menjadi daya tarik tersendiri bagi penyandang Tuli asal Sidoarjo, Jawa Timur, Ahmad Farhan Winarto.

Menjadi seorang make up artist (MUA) adalah cita-cita terbesarnya sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Selain Tuli, remaja usia 15 ini juga menyandang cerebral palsy (CP) atau lumpuh otak yang membuat mobilitasnya terbatas.

Meski begitu, semangatnya untuk terus mengembangkan kemampuan di bidang yang ia cita-citakan tidak pernah redup, ia pun tidak pernah mengeluh dengan keadaannya.

Menurut sang ibu, Ranti, buah hatinya tetap semangat belajar dan mengikuti berbagai macam kursus untuk meningkatkan skill makeup-nya. Sejak kecil ia diajarkan untuk mensyukuri nikmat dan anugerah yang telah diberi Tuhan kepadanya, serta memaksimalkan apa yang dimiliki.

“Sehingga, kini di usianya yang sudah menginjak 15 tahun Farhan masih terus berusaha merias meski harus gagal berulang kali,” ujar Ranti mengutip keterangan Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI), Jumat (7/5/2021).

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Farhan Asah Kemampuan Merias

Ada banyak upaya yang dilakukan Farhan untuk mengasah kemampuan meriasnya, lanjut Ranti. Di antaranya dengan mengikuti berbagai kelas tata rias daring. Baik melalui siaran langsung Instagram, maupun mengikuti tutorial di YouTube.

“Apabila ada beberapa hal yang masih belum jelas, Farhan akan mengulang kembali tayangan video hingga ia mampu memahami apa yang dilakukan oleh MUA. Meski tidak mampu mendengar layaknya orang biasa, Farhan tetap berupaya agar pembelajarannya berjalan maksimal.”

Selain mengikuti kelas daring, remaja pengguna kursi roda ini juga mengikuti beberapa kelas luring yang diadakan di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Dengan kelas luring ia dapat lebih menerapkan teknik yang dimiliki sekaligus menanyakan hal-hal apa saja yang kurang dari hasil riasannya. Kelas-kelas merias biasanya berlangsung sejak pagi sampai petang.

Tidak hanya mengikuti pembelajaran pribadi, remaja yang juga suka menari ini aktif praktik tata rias di sekolahnya. Saat ini ia bersekolah di SMPLB Negeri Gedangan, Sidoarjo dan duduk di kelas 8. Beruntung, sekolah sangat mendukung minat dan bakat siswanya sehingga Farhan tetap aktif menekuni dunia yang ia cintai.

Beberapa kali sekolah memanggil Farhan untuk mempraktikkan bakat meriasnya kepada teman-teman dan beberapa murid lain. Baru-baru ini, Farhan diajak sekolah untuk menjadi kandidat perwakilan dalam acara Hari Pendidikan Nasional di Gedung Grahadi Surabaya. Di sana Farhan merias temannya untuk mengasah kemampuannya sembari menunjukkan pada tamu dan Gubernur Khofifah Indar Parawansa bahwa sekolah memiliki kandidat siswa difabel yang mampu melakukan seni rias di usianya yang tergolong muda.

Dalam acara tersebut, Farhan berkesempatan bertemu dengan Khofifah dan menyapanya saat merias.

 "Farhan semakin semangat belajar merias karena diberi semangat dan support tadi oleh Gubernur Jatim" kata Ranti.

Langkah terakhir dan paling sering dilakukan Farhan untuk mengasah bakat meriasnya adalah meminta saran dan pendapat. Setelah praktik sendiri di rumah bersama kakaknya, Farhan selalu meminta saran dari keluarga dan beberapa guru rias mengenai hasil riasannya.

Meski masih sering mendapatkan kritik, Farhan tak menyerah. Justru dengan adanya masukan, ia semakin merasa tertantang untuk melakukan lebih baik lagi ke depannya. Untuk saat ini Farhan masih mencoba merias kakak dan tetangganya.

Harapannya, di kemudian hari ia akan merias banyak orang di luar sana dan mendapat kepercayaan untuk merias orang-orang ternama. Farhan mengatakan bahwa ia tidak akan berhenti mencoba dan terus berusaha, tutup Ranti.

3 dari 3 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.