Sukses

Perusahaan Startup NFT Glass Akhiri Pengembangan Akibat Tren Turun Kripto

Startup berusia dua setengah tahun ini adalah korban terbaru dari penurunan berkelanjutan pasar kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu perusahaan startup NFT, Glass menjadi korban terbaru dari penurunan pasar kripto. Dalam sebuah pengumuman, di X para pendiri Glass akan meninggalkan perusahaan.

Salah satu pendiri Glass, Sam Sends dan Varun Iyer memposting di X pada Jumat mereka akan mengakhiri pengembangan aktif Glass Protocol setelah menentukan permintaan untuk video NFT digital yang dapat diperdagangkan terlalu rendah untuk dilanjutkan.

“Pasar video NFT tidak dapat lagi menopang perkembangan Glass. Sayangnya, kami sampai pada kesimpulan tidak ada permintaan yang berkelanjutan untuk video NFT,” kata Iyer di X, dikutip dari CoinDesk, Selasa (12/9/2023).

Startup berusia dua setengah tahun ini adalah korban terbaru dari penurunan berkelanjutan dalam perdagangan kripto yang sangat berdampak buruk pada sektor NFT

Volume perdagangan turun drastis untuk semua bentuk barang koleksi on-chain, baik itu Bored Apes blue chip yang terkenal, tetapi terutama untuk proyek-proyek kecil seperti Glass, yang tidak pernah benar-benar sukses.

Ide Glass adalah memberikan platform kepada pembuat konten online untuk membuat dan menjual video mereka langsung kepada penggemar, sehingga mereka dapat menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan di YouTube. 

Para pendirinya melihat blockchain membawa lebih banyak transparansi pada proses ini, dan juga permanen, dengan menyimpannya secara terdesentralisasi.

NFT yang dibuat melalui Glass akan terus ada bersama situs web dan protokolnya, kata para pendirinya. Namun mereka tidak akan terus mengerjakan protokol tersebut, dan hanya akan menghancurkan pertumbuhannya di masa depan.

Glass mengumpulkan USD 5 juta atau setara Rp 76,9 miliar (asumsi kurs Rp 15.381 per dolar AS) September lalu dari investor termasuk TCG Crypto dan 1kx. 

Tidak jelas apakah protokol tersebut sudah kehabisan landasan atau masih ada modal ventura yang tersisa. Sends dan Iyer tidak segera menanggapi permintaan komentar. Dalam beberapa bulan terakhir, para pendirinya mengalihkan Glass dari blockchain Solana ke Ethereum, rumah asli protokol tersebut.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lagu Hits justin Bieber Company Disulap Jadi NFT

Sebelumnya, Justin Bieber akan mengubah salah satu lagu hitsnya menjadi nonfungible token (NFT). Pada 7 September 2023, platform teknologi musik yang berpusat pada blockchain, Anotherblock dan salah satu produser lagu Andreas Schuller, juga dikenal sebagai Axident, berencana menyulap lagu hits Justin Bieber “Company” menjadi NFT.

Meskipun Axident akan tetap menjadi pemegang haknya, penggemar yang memiliki NFT dari lagu tersebut akan dapat berpartisipasi dalam bagian royalti 1 persen dalam streaming lagu tersebut.

Axident berbicara tentang pentingnya penggemar dalam industri musik dan bagaimana blockchain dan hak musik membuka dunia interaksi yang benar-benar baru.

“Kepemilikan sebuah lagu mempunyai bobot yang jauh lebih besar daripada nilai moneternya; hal ini membentuk hubungan mendalam dengan seni yang hingga saat ini berada di luar jangkauan penggemar," kata dia, dikutip dari laman Cointelegraph, ditulis Kamis (7/9/2023).

Perilisan awal lagu tersebut sebagai single berhasil masuk Australia’s top 40 dan menempati posisi 53 di tangga lagu Amerika Serikat.

 

3 dari 3 halaman

Perkenalkan Web3

Hingga saat ini, lagu tersebut telah mencatatkan lebih dari 500 juta streaming. Salah satu pendiri dan CEO Anotherblock, Michel Traore mengatakan bahwa membawakan lagu-lagu yang disukai secara universal adalah cara yang ampuh untuk memperkenalkan massa ke Web3. Company menjadi contoh utama dari sebuah lagu dengan potensi besar dalam hal ini.

"Melalui alat Web3, kami dapat menawarkan kepada para penggemar musik sesuatu yang hingga saat ini belum dapat diakses oleh masyarakat umum... Produser sering kali tidak menerima pengakuan yang pantas mereka dapatkan. Dan salah satu aspek penting bagi kami adalah menyoroti pencipta di balik lagu-lagu tersebut," ujar Traore.

Menurut dia, langkah ini tidak hanya menciptakan aliran pendapatan baru bagi para produser tetapi juga memberikan kesempatan kepada para penggemar untuk menemukan dan terhubung dengan individu-individu berbakat ini dan karya luar biasa mereka. Anotherblock telah mengerjakan usaha Web3 dengan beberapa nama paling terkemuka di industri musik, termasuk The Weeknd, Rihanna, dan Martin Garrix.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.