Sukses

Budaya K3 Jadi Langkah Strategis Menuju Indonesia Emas 2045

Penghargaan ini diikuti oleh lebih dari 114 perusahaan dari seluruh Indonesia, dari berbagai bidang industri

OlehLiputan6.comDiperbarui 06 Mei 2025, 17:02 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2025, 15:03 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Danone Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan kerja dengan memborong empat penghargaan bergengsi dalam ajang WSO Indonesia Safety Culture Awards (WISCA) 2025.

Dalam acara yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, pada 2 Mei lalu, Danone berhasil membawa pulang tiga penghargaan Platinum dan satu penghargaan Emas, sebagai bentuk pengakuan atas penerapan budaya keselamatan kerja yang unggul di seluruh lini operasionalnya.

Penghargaan WISCA 2025 diikuti oleh lebih dari 114 perusahaan dari seluruh Indonesia, dari berbagai bidang industri, dimana hanya 30 perusahaan yang meraih penghargaan ini dari kategori perunggu sampai platinum.

Empat diantaranya berhasil didapatkan oleh PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (Platinum), PT. Sugizindo (Platinum), PT. Nutricia Indonesia Sejahtera (Platinum), PT. Tirta Investama Mekarsari (Emas) yang merupakan bagian dari Danone Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Prof. Yassierli, memberikan apresiasinya atas kegiatan WISCA 2025.

“Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dan itu belum mencakup sektor informal. Hal ini menjadi alarm bagi kita semua terutama di Kementerian Ketenagakerjaan,” tutur Yassierli.

Menurutnya, Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya memberikan yang terbaik, tetapi kenyataannya masih ada ribuan perusahaan di Indonesia yang belum menerapkan Budaya K3.

“Saya ingin mengajak kita semua untuk mari bersama lihat, apa yang telah kita bangun melalui penyelenggaraan WISCA setiap tahunnya, sebagai sebuah fondasi besar bagi pembangunan Budaya K3 di Indonesia," sambungnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, upaya ini menjadi salah satu cara kita menyongsong Indonesia Emas 2045, di mana kita tidak bisa lagi menggunakan budaya kerja yang lama, yang belum memperhatikan Budaya K3, ketika kita ingin menjadi negara maju.

"Saya perlu menekankan bahwa zero accident bukan berarti zero fatality. Jika kita hanya mengejar angka tanpa memahami human factors, kita bisa menciptakan fear culture, di mana pada akhirnya, pekerja justru takut melaporkan insiden yang terjadi. Terakhir, kepatuhan saja tidak cukup. Tanpa pendekatan manusiawi, budaya K3 yang sejati takkan bisa terbentuk,” tutup Yassierli.

 

2 dari 3 halaman

Komitmen Keselamatan Kerja Jadi Prioritas

Sementara itu, Vice President Operations Danone Indonesia, Shahrul Nizam mengatakan, pengakuan ini adalah bukti dedikasi kami di Danone Indonesia yang kuat terhadap keselamatan kerja dan selalu menjadi prioritas dalam operasional kami.

"Komitmen kami untuk membangun budaya keselamatan tidak hanya melindungi karyawan kami tetapi juga merupakan fondasi yang dapat menghubungkan kesuksesan bisnis yang berkelanjutan dan kesejahteraan karyawan. Hal ini sesuai dengan komitmen kami melalui Danone Impact Journey," ungkap Shahrul.

Kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan adalah bagian integral yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak hanya fokus pada keberlanjutan lingkungan dan produk, tetapi juga pada kesejahteraan karyawan, yang pada akhirnya mendukung tujuan keseluruhan perusahaan untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

"Implementasi tersebut tidak hanya berbentuk sistem dan prosedur keselamatan yang ketat berbasis sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Wise namun disertai evaluasi berkala. Kami berharap untuk dapat meneruskan pencapaian ini dan terus membawa produk nutrisi dan hidrasi berkualitas kepada masyarakat Indonesia," lanjut Shahrul.

3 dari 3 halaman

Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama juga, Chairman World Safety Organization (WSO) Indonesia, Soehatman Ramli selaku menyampaikan pesannya tentang Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Indonesia.

“Setiap tahun kami menyambut Hari K3 Dunia dengan kegiatan nyata. Tanggal 2 Mei kami pilih sebagai simbol penghubung antara Hari Keselamatan Dunia (28 April) dan Hari Buruh Internasional (1 Mei)—dua momentum penting untuk menegaskan betapa pentingnya keselamatan para pekerja kita,” ucap Soehatman.

Menurutnya, melalui WISCA, pihaknya ingin mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah membangun budaya K3 sesuai target Kementerian Ketenagakerjaan sejak 2015, demi menuju Indonesia yang berbudaya keselamatan.

"Selain itu, WSO juga berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperkuat penerapan K3 di setiap negara. Dengan tema tahun ini, ‘Dampak Teknologi terhadap Keselamatan,’ kami berharap perusahaan-perusahaan yang memperoleh penghargaan dalam WISCA 2025 bisa menjadi role model bagi perusahaan lain yang belum menerapkan Budaya K3 dengan baik,” tutup Soehatman.

WSO Indonesia Safety Culture Award (WISCA) adalah acara tahunan yang mengakui organisasi atas keunggulan mereka dalam budaya keselamatan. Penghargaan ini bertujuan untuk mempromosikan praktik terbaik dalam manajemen keselamatan dan mendorong organisasi untuk memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan karyawan mereka.