Sukses

Kenali Delusional Love Disorder, Kondisi yang Mengira Semua Orang Menyukai Anda

Seseorang dikatakan menderita delusional love disorder ketika mereka merasa bahwa perasaan cintanya berbalas, meskipun ada bukti nyata bahwa hal tersebut tidak benar.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa minggu kemarin sempat viral sebuah kisah tentang seorang mahasiswa Tiongkok berusia 20 tahun yang didiagnosis menderita delusional love disorder (gangguan cinta delusional). Di mana siswa tersebut, Liu, merasa bahwa semua gadis di sekolahnya menyukainya.

Kemudian, dia dilaporkan bahkan mulai berperilaku tidak pantas karena masalah kesehatan mental tersebut. Bisa dibilang delusional love disorder merupakan istilah ketika kita menyukai seseorang dan menganggap bahwa dia juga menyukaimu.

Keyakinan dan fantasi percintaan yang tidak realistis dan salah adalah gejala umum dari hal tersebut. Meskipun perasaan ini mungkin tampak tidak berbahaya, orang yang menderitanya sering kali tidak tergoyahkan dalam keyakinannya dan bahkan mungkin menguntit orang yang dianggap menyukainya.

Untuk itu Anda perlu mengetahui apa itu delusional love disorder sebagaimana yang sudah kami urai dari Healthshots, Selasa (16/4/2024), berikut ini:

Apa itu Delusional Love Disorder?

Delusional love disorder adalah ketika seseorang mengembangkan perasaan romantis yang kuat terhadap orang lain. Namun, perasaan tersebut didasarkan pada keyakinan yang tidak realistis atau salah. Pernah naksir seseorang yang tidak merasakan hal yang sama?

“Bayangkan Anda menganggap cinta itu ekstrem. Delusional love disorder adalah ketika seseorang yakin bahwa orang lain juga mencintainya, meskipun ada bukti yang bertentangan,” jelas psikiater dan Behavioural Medicine specialist, Dr. Ankita Priydarshini.

The American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders mendefinisikan semua gangguan delusi sebagai adanya delusi selama jangka waktu satu bulan atau lebih pada pasien, yang dinyatakan sehat fisik dan sehat secara mental. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui gejala-gejala gangguan cinta delusional dan mengenalinya dengan baik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Delusional Love Disorder

Bagaimana cara mengetahui seseorang mengalami delusional love disorder? Setidaknya ada beberapa gejala yang ditunjukkannya, antara lain:

1. Penolakan tidak mengubah perasaan mereka

Sekalipun mereka ditolak atau diberikan contoh bagaimana orang lain tidak mencintai mereka, mereka tetap mempunyai keyakinan kuat bahwa orang yang mereka cintai juga ingin bersama mereka.

Sebuah penelitian dalam Industrial Psychiatry Journal menyatakan bahwa seseorang dengan gangguan delusi apa pun yakin bahwa khayalannya benar adanya.

2. Menampilkan perilaku yang tidak pantas

Orang yang memiliki delusional love disorder juga dapat menunjukkan perilaku menguntit seseorang yang disukainya. Jadi, seperti mereka mungkin terus meneleponnya, melacaknya di media sosial, atau bahkan datang ke rumahnya.

American Journal of Psychiatry menyatakan bahwa dalam penelitian yang dilakukan terhadap penguntit, 30% menderita gangguan delusi.

3. Gangguan mood yang tidak menentu

Karena mereka disesatkan dengan cara pandang orang yang dicintainya, suasana hati mereka sering kali mudah berfluktuasi. Jadi mereka mungkin akan senang ketika orang yang mereka sukai melirik mereka. Lalu, kemudian perasaan itu hancur karena seseorang tersebut tidak ingin diajak bicara.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Psychopathology menyatakan bahwa gangguan delusi dan perubahan suasana hati seringkali terjadi bersamaan.

3 dari 4 halaman

Penyebab Delusional Love Disorder

Terjadinya gangguan kesehatan mental ini tidak muncul begitu saja. Setidaknya ada beberapa penyebab terjadinya delusional love disorder, seperti:

1. Faktor psikologis

Pengalaman penolakan, trauma, atau pengabaian di masa lalu dapat berkontribusi pada perkembangan delusional love disorder.

“Hal ini dapat terjadi pada seseorang yang tidak memiliki banyak hubungan yang sehat di masa lalunya. Mereka lebih rentan memiliki keyakinan yang tidak realistis tentang cinta,” kata Dr. Priyadarshini.

2. Faktor biologis

Faktor-faktor seperti kimia otak yang tidak seimbang serta gen kita dapat membantu timbulnya gangguan ini. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Behavioral Sciences & The Law, mempelajari hubungan antara faktor biologis dan gangguan delusi; dan berbicara tentang bagaimana gen memainkan peran besar dalam hal ini.

3. Pengaruh sosial

Jika kita tumbuh dengan versi hubungan yang sangat ideal, dan juga menghadapi tekanan masyarakat, hal ini juga dapat mengakibatkan timbulnya gangguan cinta delusi. Persepsi kita tentang realitas dapat sangat dipengaruhi oleh apa yang kita rasa sebagai hubungan yang ideal.

4 dari 4 halaman

Diagnosis Delusional Love Disorder

Untuk mendiagnosis delusional love disorder, psikiater biasanya akan melakukan evaluasi menyeluruh. Termasuk wawancara, evaluasi psikologis, dan observasi pola perilaku dari waktu ke waktu.

Kuncinya adalah mengidentifikasi adanya delusi dan mengesampingkan kemungkinan penjelasan lain atas keyakinan dan perilaku individu.

Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Segala jenis gangguan delusi harus ditangani dengan terapi. Terapi adalah cara yang bagus untuk membantu orang mengatasi pikiran mereka dan memahami kenyataan dengan cara yang lebih baik.

Pasien juga akan diberi obat, seperti antipsikotik. Hal ini akan sangat membantu dalam membantu mengatasi perubahan suasana hati serta mengelola delusi dan menguranginya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.