Sukses

5 Asupan Makan dan Minum Ini Mampu Cegah Kelelahan Kronis

Membatasi atau menghindari makanan ini dapat membantu kamu merasa lebih berenergi sambil meminimalkan beberapa gejala kelelahan.

Liputan6.com, Jakarta - Lelah adalah hal yang umum yang sering kali kita hadapi, terutama jika kita menjalani gaya hidup sibuk dan kita tidak membiarkan diri kita mendapatkan tidur yang cukup.

Melansir laman Eat This Not That, Kamis (29/12/2022), bagi sekitar 2,5 juta orang Amerika, kondisi yang disebut sindrom kelelahan kronis (CFS) dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka, karena mengalaminya dikaitkan dengan kelelahan ekstrem yang berlangsung selama berbulan-bulan. Hal ini juga dikenal sebagai myalgic encephalomyelitis (ME).

Orang dengan kondisi ini tidak hanya mengalami kelelahan yang parah dan sulit tidur, tetapi mereka juga mungkin mengalami nyeri sendi, sulit berkonsentrasi, dan kelenjar getah bening yang lunak. Mengonsumsi biji-bijian, buah, sayuran, dan makanan asam lemak omega-3 seperti ikan telah dikaitkan dengan berkurangnya tingat kelelahan. 

Meskipun tidak ada diet khusus untuk sindrom kelelahan kronis yang cepat, mungkin ada beberapa makanan yang dapat berkontribusi terhadap gejala kondisi ini. Jika kamu menderita sindrom kelelahan kronis, berikut lima makanan dan minuman yang perlu kamu batasi konsumsinya. 

1. Daging Tinggi Lemak

Potongan daging berlemak tinggi cenderung kaya akan lemak yang tidak sehat. Selain itu, data pengamatan yang diterbitkan oleh Journal of Human Nutrition and Dietetics (JHND) menunjukkan bahwa, makan lemak yang tidak sehat terkait dengan gejala sindrom kelelahan kronis. 

Untuk menjauhi konsumsi daging yang berlemak kamu bisa bersandar pada potongan daging yang lebih ramping, seperti ayam daging putih, flank steak, dan daging babi, yang mungkin menawarkan sejumlah manfaat. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Roti Tawar Olahan

Roti tawar olahan cenderung rendah serat atau bisa jadi benar-benar bebas serat tergantung pada merek yang kamu pilih. Menurut data JHND, makan makanan rendah serat terkait dengan gejala sindrom kelelahan kronis. Solusinya, pilihlah roti gandum utuh yang mampu memberi bahan bakar pada tubuh kamu dengan lebih banyak serat saat kamu menikmati sandwich atau roti panggangmu. 

3. Permen

Permen secara umum dikemas dengan segumpalan gula. Mengkonsumsi makanan manis, terutama tanpa makro yang mengenyangkan seperti lemak sehat atau protein, dapat menyebabkan lonjakan glukosa yang diikuti oleh potensi lelah, yang dapat membuat kamu merasa lesu. Jika kamu membutuhkan sesuatu yang manis, memilih camilan cokelat hitam mungkin merupakan pilihan yang lebih baik, karena polifenol yang ditemukan dalam kakao dikaitkan dengan gejala sindrom kelelahan kronis yang lebih sedikit. 

3 dari 4 halaman

4. Soda dengan Sirup Jagung Tinggi Fruktosa

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sirup jagung tinggi fruktosa dan mengalami peradangan saling terkait. Karena gejala sindrom kelelahan kronis mencerminkan peradangan tingkat rendah, membatasi asupan makanan pro-inflamasi, seperti soda manis, dapat membantu orang merasa sedikit lebih baik saat mengelola kondisi ini.

5. Alkohol

Minuman beralkohol dapat memiliki efek dehidrasi pada tubuh. Sama seperti orang yang tidak memiliki sindrom kelelahan kronis, dehidrasi dapat menyebabkan beberapa gejala yang tidak menyenangkan, seperti merasa sangat lelah.

4 dari 4 halaman

Kelelahan Bikin Orang Jadi Lebih Egois dan Tak Berempati

Jika kamu bertanya-tanya mengapa zaman sekarang banyak orang yang egois dan tak punya empati, temuan ini mungkin bisa memberikan jawabannya. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang yang kelelahan karena kurang tidur dapat membuatnya menjadi lebih egois dan kurang mau membantu orang lain.

Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan di University of California, Berkeley, melakukan tiga percobaan tentang efek kurang tidur. Ternyata kurang tidur satu jam  saja bisa membuat orang menjadi tidak mau berbuat baik.

Masalah kurang tidur ini sebenarnya juga dapat menyebabkan berbagai masalah fisik dan mental. Dan menurut para peneliti ini dapat mempengaruhi orang di sekitarnya.

Pada percobaan pertama dilakukan terhadap 24 relawan. Para peneliti membandingkan pemindaian otak para relawan setelah tidur selama delapan jam dan setelah tanpa tidur di malam hari. 

Hasilnya terlihat bahwa kurang tidur di malam hari dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas di jaringan kognisi sosial di otak, ini area yang berkaitan dengan empati dan perilaku sosial. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.