Sukses

Penting, Seberapa Sering Seprai Harus Diganti?

Tak banyak yang menyadari, inilah bahaya yang akan terjadi jika Anda jarang untuk mengganti sprai.

Liputan6.com, Jakarta - Kita tentu telah terbiasa mencuci pakaian secara rutin atau setiap kali keranjang cucian kotor penuh dan tidak memiliki sisa baju lagi untuk dipakai.

Tak hanya itu, kita juga tentu secara rutin mencuci piring kotor dan membersihkan meja dapur. Sebagian besar dari kita pun rutin membersihkan debu yang bermunculan di sekitar rumah.

Namun, kita kerap kali mengabaikan untuk mengganti dan mencuci seprai secara rutin. Kebanyakan dari kita baru menggantinya ketika benar-benar sudah sangat kotor.

Padahal seprai yang jarang diganti bisa menjadi sarang kuman dan bakteri yang menyebabkan berbagai penyakit. 

Jadi seberapa sering kita seharusnya mengganti seprai? Berikut ulasannya seperti dilansir dari Healthline, Selasa (22/9/2020).

Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Seberapa sering mengganti atau mencuci seprai?

Menurut National Sleep Foundation tahun 2012, 91 persen orang akan mengganti seprai setiap minggu. Meskipun ini hanyalah aturan praktis yang umum, banyak ahli yang merekomendasikan untuk mencuci mingguan.

Itu karena pada seprai Anda dapat menumpuk banyak hal yang tidak dapat lihat oleh kasat mata seperti ribuan sel kulit mati, tungau, debu, dan bahkan kotoran. Anda juga diharuskan untuk mencuci seprai lebih sering apabila:

  • Anda memiliki alergi atau asma dan sensitif terhadap debu.
  • Anda mengalami infeksi yang bersentuhan dengan seprai atau bantal Anda.
  • Anda berkeringat berlebihan atau hewan peliharaan Anda tidur di tempat tidur Anda.
  • Anda makan di tempat tidur.
  • Anda pergi tidur tanpa mandi.
3 dari 4 halaman

Dampak tidak rutin mengganti seprai

Tidak mencuci seprai secara teratur akan berakibat terpapar jamur, bakteri, serbuk sari, dan bulu binatang. Selain itu masi ada hal lain yang bisa ditemukan di seprai termasuk keringat dan sel kulit mati.

Tanpa disadari ini dapat membuat Anda sakit. Bagi penderita asma dan alergi dapat memicu atau memperburuk gejala dengan tidur di seprai yang kotor.

Lebih dari 24 juta orang Amerika memiliki alergi. Tetapi meskipun Anda bukan bagian dari grup ini, Anda mungkin mengalami hidung tersumbat atau bersin setelah tidur malam jika seprai Anda tidak bersih. Anda juga kemungkinan dapat menularkan dan tertular infeksi melalui seprai yang kotor.

4 dari 4 halaman

Cara terbaik untuk mencuci seprai

Menurut hasil penelitian tahun 2017, Anda disarankan untuk mencuci seprai dengan air panas. Baca petunjuk perawatan pada label dan cuci seprai Anda dengan pengaturan terpanas yang disarankan. Semakin panas airnya, akan semakin banyak bakteri yang tersingkirkan.

Selain menjaga kebersihan seprai agar tetap bersih, Anda juga disarankan untuk menyetrika seprai setelah dicuci. Meskipun terkadang terlihat merepotkan, mengganti seprai setiap minggu akan sepadan dengan usaha Anda.

Jika Anda sudah terbiasa untuk mencuci seprai setiap dua minggu sekali, Anda dapat mempertimbangkan untuk membeli satu set seprai baru lagi sehingga dapat menukarnya tanpa harus mencuci lebih sering.

Selain seprai sebuah studi pada tahun 2005 yang menilai kontaminasi jamur pada alas tidur menemukan bahwa bantal, terutama bulu dan bahan sintetis, merupakan sumber utama jamur.

Bantal harus diganti setiap satu atau dua tahun dan menggunakan pelindung bantal dapat membantu meminimalkan debu dan bakteri. Sementara itu selimut dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun jika dicuci dan dikeringkan secara teratur. 

Penulis

Fayola Gishlaine

Universitas Multimedia Nusantara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.