Sukses

Catat, Ini 4 Bahaya Menahan Kentut bagi Kesehatan

Liputan6.com, Jakarta - Dalam lingkungan sosial, kentut sembarangan bisa menjadi sumber perkelahian karena nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tidak menerimanya.

Kentut sendiri disebabkan oleh udara yang terjebak dalam perut berasal dari berbagai sumber. Beberapa di antaranya adalah udara yang ikut tertelan saat mengunyah makanan atau minuman.

Namun ternyata, menahan kentut juga tidak baik bagi kesehatan. Tidak percaya? Berikut berbagai bahaya jika menahan kentut, seperti dikutip dari berbagai sumber.

1. Wasir

Menahan kentut dapat mengakibatkan wasir. Hal ini terjadi karena adanya gerakan yang berlebihan pada organ dubur pada saat menahan kentut agar tidak keluar.

Gerakan tersebut membuat otot-otot di dubur menegang dan memicu melebarnya pembuluh darah, sehingga akan terjadi wasir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Infeksi diverticulosis

Menahan kentut dapat mengakibatkan infeksi diverticulosis. Diverticulitis merupakan pembentukan kantung-kantung kecil pada lapisan usus besar. Kantung-kantung kecil (divertikula) tersebut terbentuk karena adanya peningkatan tekanan pada titik-titik lemah dari dinding usus oleh gas, limbah, atau cair.

Jika hal ini terjadi, maka bisa menyebabkan sakit parah pada bagian perut, demam, mual, maupun terjadinya perubahan pada kebiasaan buang air besar.

3 dari 4 halaman

3. Peritonitis

Bahaya menahan kentut bisa menyebabkan peritonitis. Peritonitis merupakan peradangan peritoneum, yaitu jaringan yang melapisi dinding bagian dalam perut mencakup sebagian besar organ perut.

Gangguan ini terjadi akibat infeksi dari bakteri maupun jamur.

4 dari 4 halaman

4. Keracunan gas

Jika kita berusaha menahan kentut maka gas tersebut akan menyebabkan tekanan parsial dalam rongga usus dengan intensitas lebih tinggi, daripada tekanan parsial di dalam darah.

Hal tersebut dapat berakibat masuknya gas ke dalam pembuluh darah yang terdapat di dinding usus, dan pada akhirnya akan beredar ke seluruh tubuh.

Reporter:

Desi Aditia Ningrum

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.