Sukses

Kisah Tragis Musikus Rock and Roll di Masa Kejayaannya

Banyak orang beranggapan jika gemerlap “Rock and Roll” sangat akrab dengan sisi brutal para musikus rock.

Citizen6, Jakarta Banyak orang yang beranggapan jika gemerlap “Rock and Roll” sangat akrab dengan sisi brutal para musikus rock. Mereka dianggap sebagai musikus yang tidak dapat diatur dan selalu bersikap seenaknya, mulai dari cerita tentang bunuh diri, kecanduan narkoba, overdosis dan depresi.

Namun di balik itu semua, ternyata sisi lain rock and roll menyimpan banyak cerita yang justru memilukan. Banyak tragedi yang mengerikan di baliknya dan tidak banyak orang yang mengetahuinya. Berikut ini kisah-kisah sedih dan memilukan dari band “Rock and Roll,” mulai dari kisah tentang mereka yang telah kehilangan beberapa anggota bandnya, kehidupan mereka yang telah terenggut, serta berbagai tragedi atau trauma yang ada di balik “Rock and Roll”.

Lynyrd Skynyrd 

Band rock asal Amerika Serikat yang terbentuk pada 1964 ini adalah band yang mengalami masa kepopuleran di tahun 1970-an. Bahkan salah satu lagu dari band ini yang berjudul 'Free Bird' dimasukkan ke dalam daftar 500 lagu rock and roll sepanjang masa oleh Rock and Roll Hall of Fame pada 2006.

Tragedi menyedihkan itu bermula saat sebuah pesawat carteran yang membawa band ini menuju konser di Louisiana State University kehabisan bahan bakar. Pilot pesawat saat itu berinisiatif untuk melakukan pendaratan darurat, tapi ternyata pendaratan darurat itu gagal. Pesawat tersebut jatuh ke sebuah hutan kecil di daerah Mississippi. Lynyrd Skynyrd kemudian menyatakan bubar setelah tragedi kecelakaan tersebut karena kehilangan beberapa personelnya.

Belum berhenti sampai di situ, seolah nasib buruk tidak mau pergi dari band ini. Allen Collins, sang gitaris yang juga merupakan salah satu personel yang tersisa, mengalami kecelakaan yang serius pada 1986, sehingga membuatnya lumpuh dari bagian pinggang hingga bagian tubuh ke bawah. Hal inilah yang membuatnya tak dapat ambil bagian saat Lynyrd Skynyrd mengadakan reuni bersama para personelnya yang saat itu masih tersisa pada tahun 1987. Allen Collins meninggal pada 23 Januari 1990 karena mengalami penyakit Pneumonia kronis sebagai komplikasi dari kelumpuhan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Yellow Dogs

Yellow Dogs

Band rock ini personelnya berasal dari Iran, tapi mereka memutuskan untuk pindah ke Brooklyn, Amerika, agar dapat lebih leluasa bermain musik. Karena saat mereka masih berada di Teheran, Iran, mereka dijuluki sebagai penjahat hanya karena mereka memainkan musik rock. Meskipun lagu-lagu mereka bukan tentang topik politik. Dengan pindah ke Amerika mereka berharap bisa mendapatkan perhatian yang lebih dari penikmat musik rock sekaligus membuka jalan mereka untuk menjadi band rock yang lebih besar dan terkenal.

Tragedi memilukan itu terjadi pada pagi hari, 11 November 2013. Ali Akbar Mohammed Rafie, seorang musikus dari band lain tapi juga berasal dari Iran yang juga telah pindah ke Brooklyn, secara diam-diam menyelinap masuk ke dalam apartemen yang ditempati bersama oleh personel Yellow Dogs, lalu menembak mati gitaris Soroush Farazmand, saudaranya, drummer Arash Farazmand, dan Ali Eskandarian, seorang teman dari band Yellow Dogs. Sasan Sadeghpourosko, teman lain, selamat, tapi ditembak di lengan. Setelah mengamuk, Rafie melakukan tindakan bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri. Manajer Yellow Dog, Ali Salehezadeh, mengatakan latar belakang penembakan tersebut karena para personel Yellow Dogs dan Rafie memiliki masalah yang sepele.

3 dari 5 halaman

The Exploding Hearts

The Exploding Hearts

Band rock ini memiliki ciri khas berpakaian seperti musikus rock tahun 1970-an. Pada Juli 2003 silam, saat para personel mengemudi kembali ke kampung halaman mereka di Portland dari manggung di acara musik gigs yang berada di San Francisco of the Hill, kendaraan yang ditunggangi band ini kehilangan kendali. Mobil mereka mengalami kecelakaan yang mengerikan.

Kecelakaan itu menewaskan penyanyi dan gitaris Adam Cox (23), drummer Jeremy Gage (21), bassist Matt Fitzgerald (20), dan gitaris Terry Enam (21). Mmanajer band, Rachell Ramos (35), adalah satu-satunya yang selamat kecelakaan. Meskipun karier musik mereka terbilang pendek, warisan The Exploding Hearts akan dikenal abadi karena mereka sedang berada di puncak karier saat tragedi tersebut.

4 dari 5 halaman

Brian Jones

Brian Jones

Barangkali orang-orang lebih mengenal Mick Jagger sebagai pemimpin band The Rolling Stone. Namun perlu diketahui bahwa Brian Jones adalah pemimpin band The Rolling Stone pada awal-awal karier band itu. Dia menjabat sebagai pemimpin dan manaker selama tahun-tahun awal band, tapi perannya semakin berkurang seiring popularitas Mick Jagger dan Keith Richard yang kemudian mengambil kontrol lebih lebih banyak atas band The Rolling Stone.

Seolah nasib sial menimpa Brian Jones, pada bulan Juni 1969 Brian Jones mengatakan bahwa band ini akan terus berjaya walau tanpa dirinya. Kurang dari sebulan kemudian Brian Jones ditemukan tewas tenggelam di kolam renang pada tanggal 2 Juli 1969. Hingga kini, bahkan penyebab kematiannya masih merupakan misteri. Namun perkataan Brian Jones pada akhirnya terbukti karena hingga kini The Rolling Stone merupakan band rock terbesar dan masih tetap berjaya.

5 dari 5 halaman

Deff Leppard

Deff Leppard

Deff Leppard, sebuah band yang berasal dari Inggris ini, didirikan pada 1977. Kejadian tragis menghampiri band ini dimulai dari sang drummer, Rick Alllen. Ia kehilangan satu tangannya saat kecelakaan tahun 1984, tapi hal itu tak membuat ia kehilangan semangat. Saat itu ia masih bisa bermain drum hanya dengan satu tangan dan kedua kakinya. Bahkan sampai saat ini dia masih menjadi drummer Deff Leppard.

Kisah tragis selanjutnya menimpa Steve Clark, gitaris Deff Leppard tersebut tidak begitu beruntung. Setelah susah payah bertahun-tahun berjuang melawan ketergantungannya pada alkohol, ia meninggal karena overdosis obat resep dan minuman keras. Kekasihnya saat itu menemukan tubuhnya pagi hari di apartemen Chelsea pada Januari 1991. Penyebab kematiannya diduga karena pada malam harinya Steve Clark meminum obat resep dokter dengan bir.

(soy/ul)**

 

Penulis:

Soyid Prabowo

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini