Sukses

Heboh Go-Jek dan GrabBike, Sebenarnya Ada Apa?

Beberapa waktu ini warga khususnya yang bermukim di kawasan Jakarta dapat memesan ojek secara online melalui aplikasi Go-Jek dan GrabBike.

Citizen6, Jakarta Jasa ojek di kota besar seperti Jakarta memang sangat membantu untuk menerobos kemacetan lalu lintas, tidak hanya itu mereka yang ingin cepat sampai tempat tujuan juga tertolong dengan adanya ojek.

Beberapa waktu ini warga khususnya yang bermukim di kawasan Jakarta dapat memesan ojek secara online melalui aplikasi Go-Jek dan GrabBike yang mulai banyak diminati masyarakat. 

Mendadak, sejak aplikasi gojek online mulai direspons baik oleh masyarakat, ada saja beberapa alasan yang membuat mereka kini enggan menggunakan jasa gojek online seperti Go-Jek dan GrabBike. Berikut ulasan mengapa warga kini enggan memakai jasa Go-Jek dan GrabBike.

Aplikasi Go-Jek yang berbasis sistem operasi Android dan iOS yang diluncurkan pada Januari 2015 memang banyak banyak mendapat sambutan yang baik dari warga, apalagi sejak beragam promo dan pilihan order yang disajikan. 

Namun, beberapa orang mengklaim bahwa Go-Jek kini sudah tidak seasyik dahulu. Ada apa dengan Go-Jek dan GrabBike berikut beberapa ulasan dari warga:

1. Go-Jek dan GrabBike tidak mau mengantar penumpang dengan jarak dekat

Ojek yang identik dengan perpaduan hijau dan hitam ini memang sudah banyak kita lihat di jalanan ibukota. Sayangnya, para driver Go-Jek dan GrabBike kini sudah memilah-milah para penumpang yang ingin memakai jasa mereka, salah satunya jarak yang terlalu dekat.

2. Driver Go-Jek tidak mau mengambil order penumpang di atas 25 km

Jarak terjauh para driver Go-Jek dalam mengantar para konsumennya yakni 25 km. Banyak driver gojek online juga menolak penumpang yang ingin memakai jasanya untuk berpergian jauh. Terkadang selagi order, para penumpang selalu kesulitan untuk mendapat driver Go-Jek yang ingin mengantar ketempat tujuan yang diinginkannya.

3. Lama menunggu jika ingin order Go-Jek

Para pengguna layanan jasa Go-Jek terkadang sulit bahkan perlu menunggu puluhan menit jika ingin mendapatkan driver yang ingin mengantar mereka ke tempat tujuan. Padahal, banyak dari driver Go-Jek yang mangkal disekitar perkantoran di Jakarta seperti kawasan Senayan City. Apalagi saat prime time.

4. Driver Go-Jek mulai banyak penolakan jika ada yang order

Tak tahu mengapa, kini para driver Go-Jek banyak melakukan penolakan untuk mengangkut para penumpang. Bahkan banyak dari mereka terlau memilah-milah, juga enggan mendapatkan penumpang yang ingin cepat sampai ke lokasi yang jauh.

5. Akhir-akhir ini perseteruan gojek dengan ojek pangkalan sering terjadi. Seperti pemberitaan beberapa waktu lalu di Kalibata, juga banyak beredar poster-poster warga yang menolak kehadiran Gojek. Dan sampai sekarang belum ada solusi untuk membuat keduanya nyaman. Beberapa penumpang lebih memilih naik taksi  atau naik angkot agar tidak mendapat imbas dari perseteruan tersebut.

6. Gojek Ribet

Memang tidak mudah mengubah kebiasaan hidup. Hal baru selalu mengalami penolakan karena berbagai alasan. Begitu juga dengan kehadiran Gojek. Beberapa orang tidak mau memakai jasa layanan Gojek karena semata-mata gaptek (gagap teknologi). Karena untuk menggunakan jasa Gojek harus mengunduh aplikasi yang dianggap rumit oleh mereka yang gaptek.

7. Perlu Ekstra Pulsa

Memakai jasa Go-Jek atau GrabBike bisa jadi lebih murah dibanding tukang ojek pangkalan. Namun untuk "janjian" dengan driver gojek yang menjemputnya kita harus berkomunikasi lewat telepon untuk menjelaskan dimana kita menunggu atau menentukan tempat yang menjadi kesepakatan untuk bertemu. Dan ini perlu pengeluaran ekstra yang kadang tidak disadari oleh user.

Bagaimana dengan Anda? (ul/kw)

  **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.