Sukses

7 Jurnalis MIKTA Kunjungi Kantor Pusat SBS di Sydney

Tujuh orang jurnalis dari Mexico, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia atau disingkat MIKTA melakukan kunjungan jurnalistik ke Aust

Citizen6, Jakarta Tujuh orang jurnalis dari Mexico, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia atau disingkat MIKTA melakukan kunjungan jurnalistik ke Australia 20 - 28 Juni.  MIKTA secara reguler membuat pertemuan diantara para jurnalis ini untuk meningkatkan hubungan ke lima negara .  Senin (22/6)  program MIKTA menyasar para jurnalis dari ke lima negara tersebut untuk berkunjung ke tiga kota penting di Australia, Sydney, Canberra dan Melbourne.

Di Sydney, para jurnalis dari MIKTA berkunjung ke kantor pusat SBS di Sydney.  SBS sendiri didirikan pemerintah Australia dengan maksud agar penduduk Australia yang multikultur dapat menikmati siaran-siaran televisi dan radio dalam bahasa asal mereka. Awalnya SBS didirikan bagi para pendatang yang ingin mengetahui tentang Australia atau kondisi di negara asal mereka.

Khusus untuk Indonesia, SBS bekerjasama dengan TVRI dan menyiarkan beritanya setiap hari selama 30 menit. Sedangkan untuk radio, SBS bekerjasama dengan sejumlah stasiun radio swasta di Jakarta.  Di Bulan Ramadhan ini, SBS banyak memberikan informasi seputar puasa, buka bersama dan lainya. Diharapkan orang-orang Indonesia mengetahui kegiatan masyrakat Indonesia lainnya, selama Ramadhan.

Meski awalnya didirikan oleh pemeirntah dan setiap tahun media ini dibantu sedikitnya  A $ 200.000  tapi dalam hal independensi, media ini memiliki aturan tersendiri.  Eksekutif Produser SBS program Indonesia,  Ricky Onggokusumo menegaskan selama ini SBS melakukan fungsi kontrol terhadap pemerintah Australia.

Sikap independen dari SBS juga tercermin dalam hubungan Indonesia - Australia yang berlangsung cukup hangat.  Misalnya dalam kasus hukuman mati dua orang dari Bali Nine, sikap SBS harus berada ditengah dan menjamin kedua belah pihak memiliki kesempatan suara yang sama atau cover both side. Hal Serupa, menurut Ricky dilakukan saat pemilu Presiden di Indonesia 2014 lalu. SBS memastikan semua pihak mendapatkan porsi yang sama.

Sikap redaksi yang independen ini cukuplah sulit. Redaksi kerap dianggap bukan sebuah ruang yang kosong,  tapi tetap dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan politik.  Nampaknya,  SBS menjadi salah satu contoh bagiamana sebuah redaksi bisa menjadi independen.

Penulis:

Raymond Kaya,  Wartawan Liputan 6 SCTV dari Sydney Australia  

*Keterangan foto dari Kiri ke Kanan - Andhika Hendra (Koran Sindo ),Raymond Kaya dan Ricky Onggokusumo (SBS / jas hitam )-

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini