Sukses

Cek Fakta: Setelah Divaksin Lebih Mudah Terinfeksi Virus Mengakibatkan Kematian Korban Covid-19 Bertambah? Simak Faktanya

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus mengakibatkan kematian korban Covid-19 bertambah.

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus mengakibatkan kematian korban Covid-19 bertambah, klaim tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut klaim setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus mengakibatkan kematian korban Covid-19 bertambah:

"MENGAPA KORBAN COVID YG TEWAS SEMAKIN BERTAMBAH???

SILAHKAN DISIMAK👇👇

Bagi Bapak/Ibu/Sdr. yang sudah menerima vaksin, ataupun yang baru mau disuntik vaksin Covid-19, ini ada tulisan penjelasan yang mungkin bermanfaat, dan bisa menambah wawasan kita tentang vaksin. Mohon dibaca sampai selesai.

Ada seseorang, setelah menerima vaksin Covid-19, pergi ke Bali, menghadiri acara pesta pernikahan anaknya. Sekembalinya dari acara tersebut, langsung masuk rumah sakit. Tiga hari kemudian, meninggal dunia karena Covid.

Pandangan dan penjelasan dari seorang dokter, dr.Cynthia, perihal kejadian tersebut di atas.

dr.Cynthia :Bagi Bapak/ibu yang sudah menerima vaksin ke-1 (tahap pertama), tidak diperkenankan banyak melakukan aktivitas yang berat-berat. Mereka harus lebih banyak istirahat di rumah, jangan pergi ke mana-mana dulu, karena setelah menerima vaksin, justru akan lebih mudah terinfeksi virus. Imunitas tubuh belum terbentuk sempurna (apapun jenis vaksinnya) pada tahap pertama ini.

Ada beberapa lansia juga di Surabaya yang terkena Covid, karena setelah di-vaksin, mereka tidak mau istirahat. Mereka menganggap, kalau sudah di-vaksin Covid-19 itu aman, sehingga bisa bepergian kemana-mana.

PERLU DIKETAHUI, bahwa antibodi itu terbentuk sempurna, 2 MINGGU SETELAH VAKSIN KEDUA.

Maka dikuatirkan ada ledakan Covid positif pasca Vaksin disebabkan adanya pemahaman yang salah dari banyak orang, bahkan semua orang penerima vaksin.

Tulisan ini dibagikan untuk membantu pengertian bersama, terutama golongan lansia yang tidak begitu mengerti.

● Vaksin ke-1 (Tahap I) ●Setelah disuntik vaksin ke-1, harus menunggu 21 - 28 hari untuk pelaksanaan penerimaan suntik vaksin ke-2.

Mengapa? Karena vaksin ke-1 harus bereaksi dulu dengan tubuh dan mulai membangun sistem kekebalan tubuhnya sendiri.

Ingat ya, bahwa SESUDAH DIVAKSIN TIDAK OTOMATIS LANGSUNG KEBAL.

Dalam masa ini, bila kita dekat-dekat dengan orang yg positif Covid, maka akan TETAP BERBAHAYA, TETAP BISA TERJANGKIT, karena kekebalan anti Covid-nya belum siap. Setidaknya, harus menunggu 21 hari kemudian.

● Vaksin ke-2 (Tahap II) ●Tahap kedua adalah pembangunan sistem imunitas Anti Covid dan sistem ini juga perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang, serta menjalin kekebalan dengan antigen yg telah disuntikkan di dalam vaksin pada Tahap I sebelumnya. Hal ini memakan waktu kira-kira 14 - 21 hari, barulah imunitas anti Covid bisa terbentuk aktif.

Jadi, pada masa sebelum 14 hari, pasca atau setelah suntikan ke-2 apabila berdekatan dengan orang yang positif Covid, maka akan TETAP BERBAHAYA, TETAP BISA TERJANGKIT, karena kekebalan anti Covid-nya belum siap.

Jadi bila dihitung-hitung, dari Vaksin ke-1 menuju Vaksin ke-2 hingga kekebalan tubuh itu terbangun, maka para penerima vaksin itu harus menunggu sekitar 2 bulan untuk mereka dinyatakan kebal covid sekitar 85% - 92%.

Jadi, bukannya vaksin itu tidak bagus dan tidak efektif, melainkan karena proses cara bekerja vaksin itu diibaratkan seperti membangun dinding tembok tanggul untuk menahan banjir, sepetak demi sepetak, waktu demi waktu, secara bertahap. Tidak seperti sulap/sihir: Simsalabim langsung kebal setelah disuntik.

Dikhawatirkan banyak yang salah paham dan berlaku salah, seolah-olah merasa diri langsung kebal, yang malah akan menyebabkan pertambahan ledakan kasus Covid. Dan akhirnya akan sia-sialah uang negara yang sudah keluar banyak untuk vaksin, apabila para penerima vaksin tidak patuh dan disiplin dalam mengikuti prosedur S.O.P. yang telah diinformasikan oleh petugas kesehatan terkait. Sedangkan perlu diketahui, bahwa saat ini banyak negara miskin yang tidak mampu untuk membeli vaksin Covid.

Salam Sehat🙏"

Benarkah setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus mengakibatkan kematian korban Covid-19 bertambah? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Simak Video Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus mengakibatkan kematian korban Covid-19 bertambah, pertama dengan mengkonfirmasi klaim setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus.

dr. Ikrimah Nisa Utami, Sp.PD menyatakan informasi setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus tidak benar.

"Dalam pesan berantai tersebut terdapat pernyataan kalau sudah vaksin justru lebih gampang terinfeksi virus. Ini tidak benar," ujar dr. Nisa dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Setelah Divaksin Lebih Mudah Terinfeksi Covid-19? Bagaimana Fakta Sebenarnya" yang dimuat Liputan6.com.

Menurutnya, tingkat kerentanan untuk terinfeksi virus covid-19 sebelum dan sesudah vaksin sama saja.

"Yang bisa mencegah kita tertular hanya dengan menjalankan protokol kesehatan," katanya menambahkan.

Ia juga menjelaskan fungsi vaksin Covid-19 pada masyarakat saat ini. Ia berharap masyarakat tetap mengetahui bahwa meski sudah divaksin tidak langsung kebal pada Covid-19.

"Jadi, kalau udah vaksin, walaupun misalnya virus corona covid-19 nempel ke tubuh, maka sakitnya tidak sampai masuk derajat yang parah sampai butuh ventilator dan sebagainya. Vaksin itu berfungsi untuk mencegah kita kena covid-19 derajat berat, bukan mencegah terkena covid-19, ini yang harus dipahami."

"Kekebalan (antibodi) yang diciptakan dari vaksin butuh waktu untuk terbentuk dan rentang waktunya 14 sampai 28 hari. Itu sebabnya saat antibodi belum terbentuk maka seseorang tetap bisa terinfeksi covid-19."

Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. RA Adaninggar. Sp.PD. Dia menjelaskan efektivitas vaksin dipengaruhi beberapa hal.

"Antibodi akan terbentuk optimal setelah 28 hari pasca suntikan kedua vaksin tapi sekali lagi berapa jumlah dan kualitas antibodi akan sangat bervariasi pada tiap orang tergantung sistem imun masing-masing. Vaksin (Sinovac) belum terbukti mencegah penularan 100 persen tapi tujuannya untuk mengurangi risiko terjadinya covid bergejala berat dan kematian. Namun demikian, adanya antibodi dapat meminimalkan jumlah virus yang bisa ditularkan dan memperpendek masa penularan," ujarnya saat dihubungi Kamis (11/3/2021).

"Kenapa masih bisa terpapar covid-19? Ya selama virus di sekitar kita masih banyak, tanpa melakukan pencegahan virus masuk dengan protokol kesehatan ya tetap bisa terpapar dan sakit hanya saja sakitnya diharapkan akan ringan bila antibodi efektif," katanya menambahkan.

Dalam artikel berjudul "Erick Thohir: Data Kemenkes, 90 Persen Pasien Covid-19 Meninggal Tidak Mau Divaksin" yang dimuat situs merdeka.com, 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut 90 persen pasien Covid-19 yang meninggal karena tidak mau atau belum divaksinasi. Data tersebut ia kutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Berdasarkan data dari Kemenkes, sebanyak 90 persen pasien Covid-19 yang meninggal karena tidak mau atau belum divaksin," kata Erick dalam keterangannya.

 

Sumber:

https://www.merdeka.com/peristiwa/erick-thohir-data-kemenkes-90-persen-pasien-covid-19-meninggal-tidak-mau-divaksin.html

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com,  klaim setelah divaksin lebih mudah terinfeksi virus mengakibatkan kematian korban Covid-19 bertambah tidak benar. 

Tingkat kerentanan untuk terinfeksi virus covid-19 sebelum dan sesudah vaksin sama saja, namun memang kekebalan (antibodi) yang diciptakan dari vaksin butuh waktu untuk terbentuk dan rentang waktunya 14 sampai 28 hari. Data dari Kemenkes, sebanyak 90 persen pasien Covid-19 yang meninggal karena tidak mau atau belum divaksin.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.