Fakta dan Mitos Tentang Cuci Tangan

Liputan6.com, Jakarta- Cuci tangan merupakan salah satu upaya untuk menghindari peneluran virus Corona baru (Covid-19), informasi terkait cuci tangan pun tersebar di dunia maya dan nyata. Namun, kita harus hati-hati sebelum mempercayainya agar tidak dirugikan oleh informasi yang salah.

 Dilansir dari aurorahealthcare.org, berikut fakta dan mitos tentang cuci tangan:

Fakta atau Mitos: Perlu menggunakan sabun antibakteri untuk pembersihan yang efektif.

Itu mitos. Sabun tangan yang bagus akan membersihkan tangan, baik antibakteri atau tidak.

Sabun antibakteri dianggap sebagai produk pembersih dengan agen antimikroba aktif.

Sabun antibakteri adalah pilihan yang baik untuk tempat-tempat di mana sistem kekebalan tubuh lemah. Tempat-tempat seperti rumah sakit dan fasilitas perawatan. Sabun antibakteri juga dapat membantu jika rumah Anda memiliki hewan peliharaan.

Fakta atau Mitos: Sabun antibakteri lebih sehat untuk digunakan.

Yang ini juga hanya mitos. Administrasi Obat Federal dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memeriksanya. Mereka tidak menemukan bukti bahwa menggunakan sabun antimikroba membuat kita lebih sehat daripada sabun biasa.

Kelebihan lain dari penggunaan sabun biasa: cenderung lebih murah dibandingkan sabun antibakteri.

Fakta atau Mitos: Penggunaan produk antibakteri secara berlebihan justru bisa berdampak buruk.

Ini adalah fakta. Penggunaan sabun antibakteri yang berlebihan dapat mengurangi jumlah bakteri sehat pada kulit. Penggunaan berlebihan dapat membuat agen antibakteri sabun kurang efektif dalam melawan strain kuman baru.

Fakta atau Mitos: Jika menggunakan sabun antibakteri, tidak perlu terlalu sering mencuci tangan.

Ini adalah mitos lain. Saat menggunakan sabun antibakteri, anda tidak boleh mengubah seberapa sering atau seberapa baik Anda mencuci tangan.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.