Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Luhut Sebut Jokowi Salat Jumat Empat Rakaat

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dikabarkan sebut Jokowi menunaikan salat jumat sebanyak empat rakaat. Cek dulu faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi salat jumat empat rakaat, viral di media sosial.

Kabar ini muncul di facebook dan diunggah oleh akun Raka Rai. Dalam unggahannya, Raka Rai menampilkan sebuah gambar soal pernyataan Luhut yang menyebut Jokowi salat jumat empat rakaat. Selain itu, akun ini juga menambahkan narasi dalam konten yang diunggahnya.

"Gkgkgkgkgkgkgkgk.....Orang Nashoro Mau Naikin Ekstabilitas Mr Jae......Sejak Kapan Shalat Jum'at 4 Raka'at.....Memang Fihak Sebelah Akalnya Sakit Semua (Ndablek)," tulis Raka Rai.

Konten yang diunggah Raka Rai telah 57 kali dibagikan dan mendapat 6 komentar dari warganet.

Gambar tangkapan layar yang diunggah Rakai Rai ternyata berasal dari situs berita asiasatu.online berjudul 'Luhut : Jokowi Shalat Jumat Sampai 4 Rakaat, Prabowo Kalah Jauh'.

Berikut isi beritanya:

Tuduhan demi tuduhan tak pernah berhenti ditujukan kepada calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi.

Apalagi mengingat gelaran Pilpres yang makin dekat, kritik terhadap pemerintah saat ini semakin gencar dilayangkan oleh kubu oposisi.

Salah satu tudingan yang dimaksud adalah bahwa Presiden melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ikut menyuarakan pendapatnya terkait hal ini.

Ia tak setuju dengan isu kriminalisasi ulama yang ditujukan untuk presiden. Ia bahkan mengaku heran mengapa bisa muncul anggapan seperti itu.

Sebab, selama ini Jokowi dikenal sebagai pribadi yang taat beragama. Sebagai orang yang sudah mengenal Jokowi lebih dari sepuluh tahun, Luhut mengatakan bahwa Jokowi rajin sembahyang dan menunaikan ibadah puasa."Jadi kalau dibilang, misalnya, dibilang kriminalisasi ulama, darimana?" tanya Luhut saat menghadiri acara silaturahmi di depan purnawirawan TNI-Polri.

"Sejak saya kenal 12 tahun lalu, dia (Jokowi) tukang sembahyang, tukang puasa. Bahkan shalat Jumat hingga 4 rakaat. Yang sebelah sana kita belum jelas juga."

Selain soal kriminalisasi ulama, Luhut juga meluruskan tuduhan Jokowi pemimpin yang otoriter. Justru sebaliknya, Jokowi adalah pribadi yang sangat menghargai pendapat orang lain.

Presiden mau mendengarkan gagasan yang muncul sehingga salah besar jika ia disebut memiliki sifat otoriter. Luhut bisa berkata demikian karena ia sendiri telah bekerja di bawah pemerintahan Jokowi.

"Tidak otoriter. He listen to you carefully. Saya mengalami," jelas Luhut. "Saya jelaskan argumen saya kasih. Saya tanya siapkan semuanya dengan staf saya semua. Dia mendengarkan."

Oleh sebab itu, Jokowi dianggap Luhut mampu memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik. Meski demikian, ia tidak memaksa para purnawirawan yang berkumpul di acara tersebut untuk memberikan dukungan pada Jokowi. Sebab, pilihan merupakan hak masing-masing individu sebagai warga negara.

"Sekali lagi dari lubuk hari saya terdalam, Anda mau pilih siapa saja, itu terserah," ujar Luhut. "Tapi kalau mau masa depan Indonesia yang bagus pilihlah Pak Jokowi."

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta

Setelah ditelusuri, kabar tentang pernyataan Luhut yang menyebut Jokowi salat jumat sebanyak 4 rakaat ternyata tidak benar.

Dalam berbagai kesempatan, Luhut tidak pernah menyampaikan soal itu. Namun, Luhut pernah menyampaikan bahwa Jokowi tidak pernah melakukan kriminalisasi terhadap ulama. 

Bahkan, kata Luhut, Jokowi merupakan sosok yang taat beribadah, termasuk salat dan berpuasa. 

Hal ini sebagaimana yang diberitakan Liputan6.com dengan judul 'Luhut: Jokowi Itu, Listen to You Carefully'. Berita ini ditayangkan pada 11 Februari 2019 lalu.

Menteri Koordinator Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan, menceritakan bagaimana kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Hal itu disampaikan saat berbicara dalam acara silaturahmi purnawirawan TNI-Polri dan deklarasi dukungan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi di JI Expo Kemayoran, Jakarta.

Menurut mantan Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat itu, Jokowi tak otoriter. Bahkan bisa diajak berkomunikasi sewaktu-waktu.

"Tidak otoriter. He listen to you carefully. Saya mengalami. Saya tidak sering bersama presiden. Tapi kalau saya butuh saya laporkan. Ya saya minta waktu. Saya jelaskan argumen," kata Luhut di lokasi, Minggu, 11 Februari 2019.

Tiba-tiba dia langsung menegaskan bahwa salah kaprah jika Jokowi mengkriminalisasi ulama.

"Jadi kalau dibilang, misalnya dibilang kriminalisasi ulama, darimana? Sejak saya kenal 12 tahun dia tukang sembahyang, tukang puasa. Yang sebelah sana kita belum jelas juga," ungkap Luhut.

Meski demikian, Luhut mengatakan, para purnawirawan bebas memilih capres manapun.

"Sekali lagi, dari lubuk hari saya terdalam, anda mau pilih siapa saja, itu terserah. Tapi kalau mau masa depan Indonesia yang bagus, pilihlah Pak Jokowi. Hemat saya itu. Akan bagus bagi Indonesia," pungkas Luhut.

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Kabar soal Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut Presiden Jokowi salat jumat empat rakaat ternyata salah.

Narasi yang dibangun sengaja diplintir dan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini