Sukses

Seria A Berantas Rasialisme dengan Rasialisme, Apa Jadinya?

Seni memang ampuh dalam menyampaikan pesan, tapi jangan sampai kebablasan seperti kasus yang tengah menimpa Serie A Italia.

Liputan6.com, Jakarta Seni selama ini dianggap sangat ampuh dalam menyampaikan sebuah pesan. Tidak terkecuali kampanye terhadap penyakit kornis rasialisme yang tengah menggerogoti sepak bola. Hanya saja, pilihan Serie A sepertinya kebablasan. Bukannya menuai simpatik, pemilihan tema lukisan monyet justru dianggap sebagai bagian penghinaan rasial.  

Sepak bola Italia memang tengah menjadi sorotan atas aksi rasialisme yang dilakukan para suporter garis keras. Sudah banyak korbannya. Salah satunya, Romelu Lukaku yang musim ini bergabung dengan Inter Milan. Pemain asal Belgia itu pernah diteriaki monyet saat timnya tengah berhadapan dengan Cagliari beberapa waktu lalu. 

Seperti dilansir BBC, Serie A belum lama ini menyatakan perang dengan aksi seperti ini. Mereka lalu meluncurkan kampanye antirasialisme untuk memeranginya dengan meluncurkan poster 'No To Racism' dengan latar belakangan lukisan tiga ekor monyet yang bagian wajahnya dicat menggunakan warna khas klub-klub peserta Serie A.

 

Namun bukannya mendapat simpatik, poster yang diluncurkan Serie A justru menuai kritik dari klub peserta.

"Seni bisa sangat ampuh, tapi kami sangat tidak setuju dengan penggunaan lukisan tiga ekor monyet melawan rasialisme," bunyi pernyataan resmi AC Milan terkait poster tersebut. Klub menambahkan, mereka sangat terkejut saat mengetahui. Menurut AC Milan, pihak Serie A seharusnya berkonsultasi dulu dengan peserta sebelum meluncurkannya.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menuai Kritik

AS Roma tidak kalah terkejutnya. Tim ibu kota juga mempertanyakan poster tersebut. 

"Kami paham kalau poster itu untuk menangkal rasialisme, tapi kami pikir ini bukan jalan yang tepat," tulis Roma. 

Kritik juga disampaikan oleh mantan pemain Premier League, Sylvain Distin. Menurutnya, langkah Serie A dalam memerangi rasialisme justru jadi bumerang. "Sama sekali tidak masuk akal bagi saya, dan saya sudah berusaha membaca semua wawancara dengan seninam yang membuatnya. Benar bila dia telah membuat banyak gambar dan lukisan dan karya seni seputar monyet dalam lima atau enam tahun terakhir. Dari apa yang dikatakan seniman itu, sepertinya dia menganggap kita semua adalah monyet. Tapi tetap saja itu bukan jalan yang benar," katanya.

"Saya tidak mengerti, bagaimana Anda memerangi rasialisme dengan sesuatu yang justru kelihatan rasialisme." 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.