Sukses

Produksi Meleset, Harga Minyak Naik Jadi Harapan RI

Produksi minyak mentah pada tahun ini diprediksi tidak mencapai target sebesar 830 ribu barel per hari.

Produksi minyak mentah pada tahun ini diprediksi tidak mencapai target sebesar 830 ribu barel per hari. Meski demikian, pendapatan negara dari sektor migas justru diperkirakan memenuhi target pemerintah.

Direktur Hulu Direktorat  Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Fadli mengatakan, penerimaan negara bisa mencapai target saat produksi minyak turun karena faktor harga minyak yang naik dari perkiraan.

"Kan lebih tinggi ya, kalau lebih tinggi ya mudah-mudahan nggak pengaruh ke penerimaan negara. Tahun lalu produksi tidak tercapai tapi harganya bagus, sehingga penerimaan negara melebihi target," kata Hendra dalam diskusi di Hotel Shangrilla, Jakarta, Senin (18/11/2013).

Fadli menuturkan masalah produksi minyak dan pendapatan negara dari komoditas ini diatur dua instansi yang berbeda. Produksi minyak menjadi urusan Kementerian ESDM sementara untuk pendapatan negara dari sektor ini diurusi Satuan Kerja Khusus pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas).

Pastinya, kata dia, pemerintah berharap harga minyak terus membaik agar bisa menopang pendapatan negara.

Selain kenaikan pendapatan negara bisa melebihi target, Fadli juga berharap pengeluaran negara karena impor Bahan Bakar Minyak (BBM) berkurang. Sebab itu perlu dilakukan penghematan konsumsi BBM.

"Ya kalau peningkatan konsumsinya meningkat tapi kontribusi produksi nggak meningkat ya memang besar (subsidi). Makanya harus ditekan juga konsumsinya," pungkas dia.

Penerimaan negara dari pengelolaan industri hulu minyak dan gas bumi pada semester pertama tahun ini tercatat mencapai US$18,7 miliar dari target US$ 18,4 miliar.

Sementara produksi minyak pada periode yang sama berhasil mencapai rata-rata 831.118 barel per hari atau 99% dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2013 sebesar rata-rata 840 ribu barel minyak per hari. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.