Sukses

Ada Tarif AS, Ekspor China ke ASEAN Melejit 20,8% pada April 2025

Ekspor China ke negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) melonjak 20,8% pada bulan April dari tahun sebelumnya, meningkat dari pertumbuhan 11,6% pada Maret 2025.

Diperbarui 09 Mei 2025, 14:15 WIB Diterbitkan 09 Mei 2025, 14:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta China mencatat lonjakan ekspor ke negara-negara Asia Tenggara pada bulan April 2025. Capaian tersebut mengimbangi penurunan tajam pada ekspor barang-barang China ke AS karena kebijakan tarif baru Donald Trump.

Mengutip CNBC International, Jumat (9/5/2025) ekspor China pada April 2025 melonjak 8,1% dalam dolar AS dari tahun sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh otoritas bea cukai negara itu.

Kemudian ekspor China ke negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) melonjak 20,8% pada bulan April dari tahun sebelumnya, meningkat dari pertumbuhan 11,6% pada Maret 2025.

Sementara impor China dari kawasan tersebut meningkat 2,5%, dengan total impor keseluruhan merosot 0,2%.

Sedangkan pengiriman barang China ke AS anjlok lebih dari 21% pada April 2025 secara tahunan, sementara impor turun hampir 14%.

Selanjutnya, ekspor China ke negara-negara Uni Eropa naik 8,3% sementara impor turun 16,5% secara tahunan.

Adapun ekspor China secara global mencatat pertumbuhan 12,4% secara tahunan pada Maret 2025, karena para pelaku bisnis bergegas mengekspor barang untuk menghindari tarif yang lebih tinggi

Namun, impor telah turun lebih dari yang diharapkan sebesar 4,3% dari tahun sebelumnya, yang menggarisbawahi tantangan Beijing untuk menghidupkan kembali permintaan domestik.

Lonjakan ekspor China secara keseluruhan sebagian dapat disebabkan oleh transshipment melalui negara ketiga dan kontrak yang ditandatangani sebelum tarif diumumkan. Hal itu diungkapkan oleh Zhiwei Zhang, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint asset management.

Di sisi lain, Zhang memperkirakan data perdagangan China akan melemah secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang.

2 dari 3 halaman

China Tetap Optimis Capai Target Pertumbuhan Ekonomi

Diwartakan sebelumnya, pejabat pemerintah China menunjukkan optimisme pada perekonomian negara mereka, meski dilanda serangkaian tarif impor tinggi oleh Amerika Serikat.

Mengutip The Daily Star, Wakil Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), China, Zhao Chenxin mengatakan bahwa ia sangat optimis negara itu akan mencapai target pertumbuhan ekonomi 5 persen untuk tahun 2025.

"Pencapaian kuartal pertama telah meletakkan dasar yang kokoh bagi pembangunan ekonomi sepanjang tahun," kata Zhao.

“Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, kami akan tetap berpegang pada tujuan pembangunan kami, mempertahankan fokus strategis, dan berkonsentrasi untuk melakukan hal kami sendiri,” ujarnya.

3 dari 3 halaman

IMF Hingga UBS Turunkan Proyeksi Ekonomi China

Di sisi lain, keyakinan tersebut bertentangan dengan konsensus umum di antara para pengamat bahwa perang dagang yang meningkat dengan AS akan berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Baru-baru ini, Dana Moneter Internasional (IMF), Goldman Sachs, dan UBS merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi China selama tahun 2025 dan hingga tahun 2026. Penurunan proyeksi seiring pengumuman tarif impor Trump.

Washington telah mengenakan tarif 145% pada sebagian besar barang Tiongkok. Langkah tersebut mendorong Beijing untuk membalas dengan pungutan 125% pada impor AS, yang secara efektif memberlakukan embargo perdagangan pada barang masing-masing.

EnamPlus