Liputan6.com, Jakarta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (Perseroan) mengangkat Lies Hartono atau Cak Lontong dan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai komisaris.
Dalam RUPST PT Pembangunan Jaya Ancol tentang pengangkatan dan pergantian anggota Dewan Komisaris itu juga mengangkat mantan Direktur PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sebagai Komisaris Utama.
Baca Juga
"RUPS menyetujui pergantian anggota Dewan Komisaris untuk memperkuat pengawasan dan strategi bisnis ke depan," kata Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Daniel Windriatmoko dilansir Antara.
Advertisement
Menurut dia, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berlaku efektif sejak ditutupnya RUPS ini. Jajaran Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris Independen, yakni Irfan Setiaputra. Cak Lontong dan Sutiyoso sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Untuk jajaran direksi, yakni Winarto sebagai Direktur Utama, Cahyo Satriyo Prakoso, Daniel Nainggolan dan Eddy Prastiyo sebagai Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Hasil rapat itu semakin memperkuat reputasi Ancol sebagai destinasi wisata unggulan.
Lantas berapa gaji yang diterima Cak Lontong sebagai komisaris Ancol?
Belum ada informasi pasti mengenai besaran gaji yang diterima Cak Lontong sebagai komisaris Ancol. Namun, berdasarkan Panduan Dewan Komisaris dan Direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk pada 2015, berikut kewanangan Dewan Komisaris terkait dengan anggaran.
Pada BAB II Panduan Dewan Komisaris tepatkan pada poin 2.13 Anggaran Dewan Komisaris menyatakan Dewan Komisaris wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RKAP meliputi anggaran untuk:
- Honorarium, tunjangan dan fasilitas anggota Dewan Komisaris, dan organ pendukung Dewan Komisaris.
- Biaya diklat/mengikuti seminar-seminar.
- Biaya perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
- Biaya administrasi dan umum.
- Biaya untuk jasa kantor akuntan publik, konsultan.
- Anggaran investasi rutin untuk pengadaan sarana kerja.
- Anggaran pelaksanaan tugas khusus.
Anggaran Dewan Komisaris tersebut di atas, merupakan penjumlahan dari anggaran komite penunjang Dewan Komisaris ditambah dengan anggaran Sekretariat Dewan Komisaris, dan penggunaannya sepenuhnya menjadi kewenangan Dewan Komisaris.
Ini artinya, selain gaji atau berupa Honorarium, komisaris juga mendapatkan tunjangan dan fasilitas serta biaya perjalanan dinas.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Dari Panggung Lawak hingga Kursi Komisaris
Siapa yang tak kenal Cak Lontong? Pelawak tunggal, presenter, sekaligus aktor kenamaan Indonesia ini, Ir. Lies Hartono, lahir di Magetan, Jawa Timur, 7 Oktober 1970. Ia dikenal luas karena komedi cerdasnya yang unik, memadukan logika absurd dan silogisme yang mengocok perut. Perjalanan kariernya, dari panggung Ludruk Cap Toegoe Surabaya hingga duduk sebagai Komisaris Ancol, sungguh inspiratif.
Gaya lawakan Cak Lontong yang khas, menggunakan kata-kata sederhana seperti 'sabar', 'takut', 'mikir', atau 'gaptek', membangun lelucon yang mengena tanpa merendahkan. Bahasa bakunya yang terstruktur menambah daya tarik penampilannya. Ia bahkan sering menciptakan peribahasa baru yang segar dan mengundang tawa. Keunikan inilah yang membedakannya dari pelawak lain.
Popularitasnya melesat setelah tampil di Stand Up Comedy Show MetroTV (2011) dan Indonesia Lawak Klub (ILK) Trans7 (2013). Sejak saat itu, Cak Lontong menjadi langganan berbagai acara televisi dan pernah menjadi juri Stand Up Comedy Indonesia. Ia pun melebarkan sayapnya ke dunia seni peran, membintangi sejumlah film dan sinetron.
Puncak karier Cak Lontong tak hanya di dunia hiburan. Pada 28 April 2025, ia diangkat menjadi Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Ini adalah bukti nyata kesuksesannya yang melampaui batas panggung lawak. Posisi ini menunjukkan kepercayaan besar terhadap kemampuan dan reputasinya.
Pengangkatan Cak Lontong sebagai komisaris bersama tokoh-tokoh berpengaruh seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan mantan Direktur PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, semakin mengukuhkan kredibilitasnya. Kepercayaan ini diberikan bukan tanpa alasan, melainkan atas dasar prestasi dan kemampuannya yang telah teruji.
Karier Cak Lontong menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih melalui berbagai jalur, dan bahwa bakat dan kerja keras akan selalu membuahkan hasil.
Advertisement
Cak Lontong: Sebuah Fenomena Komedi Indonesia
Gaya komedi Cak Lontong yang unik dan cerdas telah memberikan warna tersendiri bagi dunia hiburan Indonesia. Ia bukan hanya sekadar pelawak, tetapi juga seorang pengamat sosial yang kritis dan jenaka. Lawakannya seringkali menyentil isu-isu sosial dengan cara yang menghibur dan tidak menggurui.
Penggunaan logika absurd dan silogisme dalam lawakannya menantang pendengar untuk berpikir sebelum tertawa. Hal ini menunjukkan bahwa Cak Lontong tidak hanya menghibur, tetapi juga merangsang kecerdasan penontonnya. Ini adalah ciri khas yang jarang ditemukan pada pelawak lain.
Cak Lontong menjadi bukti bahwa komedi dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan moral dan sosial. Ia berhasil menggabungkan unsur hiburan dan edukasi dalam setiap penampilannya.
Kesimpulannya, perjalanan karier Cak Lontong dari pelawak jenius hingga komisaris perusahaan besar merupakan bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kerja keras, kreativitas, dan konsistensi. Ia menginspirasi banyak orang untuk mengejar impian mereka, tak peduli seberapa tinggi tantangannya.