Sukses

Cuaca Ekstrem, Waspada Aquaplaning Saat Mudik Lebaran 2024

Aquaplaning sendiri merupakan fenomena ketika ban mobil slip akibat berkurangnya cengkeraman ban terhadap permukaan jalan, gara-gara melewati jalanan basah imbas hujan deras.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Tulus Abadi, meminta masyarakat mewaspadai risiko aquaplaning saat pergi mudik di musim cuaca ekstrem.

Aquaplaning sendiri merupakan fenomena ketika ban mobil slip akibat berkurangnya cengkeraman ban terhadap permukaan jalan, gara-gara melewati jalanan basah imbas hujan deras.

"Terkait cuaca ekstrem juga harus diwaspadai, karena nanti di jalan tol maupun jalan yang lain ada fenomena yang namanya aquaplaning. Itu satu kondisi dimana ban tidak bisa menggigit ketika digas, sehingga kayak terbang," jelasnya dalam sesi FMB9ID_IKP, Senin (25/3/2024).

Tulus lantas meminta setiap pemudik yang berangkat dengan kendaraan pribadinya kerap mengecek kelaikan ban, guna mengantisipasi risiko terjadinya kecelakaan "mobil terbang".

 

"Jadi ketika bannya sudah gundul atau vulkanisir, itu tolong jangan digunakan untuk mudik karena perjalanan jarak jauh. Itu saya kira harus diwaspadai," pinta dia.

 

Lebih lanjut, Tulus turut menyoroti rest area sebagai salah satu faktor kemacetan di jalan tol selama musim mudik. Sistem buka/tutup rest area nantinya akan diterapkan agar jumlah pengunjung tidak terlalu membludak.

"Sehingga nanti pengguna pun kita himbau jangan parkir di bahu jalan mendekati rest area kalau rest area-nya sudah penuh. Karena ketika parkir di bahu jalan, selain berbahaya dari sisi keselamatan, nanti juga bisa memperparah keadaan dengan kemacetan yang semakin parah," imbuhnya.

Alternatif Rute

Ia juga mengimbau pemudik untuk selalu mengikuti arahan dari Kepolisian dan masing-masing Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selaku pengelola tol, untuk mencari alternatif rute di luar jalan bebas hambatan.

"Kalau yang kita himbau, nanti dari BUJT juga polisi bisa mengarahkan pengguna jalan tol untuk keluar ke area jalan arteri mencari rest area terdekat, kalau sudah penuh dan timbulkan kemacetan, dan ingin beristirahat," ungkapnya.

"Ikuti petunjuk polisi atau BUJT untuk menggunakan jalan arteri. Jalan arteri sebenarnya trafiknya agak berkurang, bahkan berkurang cukup signifikan. Sehingga bisa digunakan untuk alternatif ketika di tolnya sudah padat," pungkas Tulus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

66,5 Juta Mobil dan Motor Pulang Mudik Lebaran, Jawa Timur Jadi Titik Rawan

Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghitung sebanyak 66,5 juta mobil dan motor potensi bergerak selama arus angkutan mudik Lebaran 2024. Beberapa daerah di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur akan jadi titik krusial kepadatan. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Amirulloh menghimbau agar pemudik kembali mempertimbangkan bila hendak pergi mudik dengan sepeda motor, karena rawan kemacetan di jalan non tol dan tinggi risiko kecelakaan lalu lintas. 

"Terkait pergerakan, kita bisa lihat hasil surveinya BKT memang pergerakan terbesar ada di Pulau Jawa, Jawa Timur dan Jabodetabek. Titik krusialnya ada di situ," ujar Amirulloh dalam sesi media briefing di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (22/3/2024).

Adapun berdasarkan hasil survei BKT, potensi pergerakan mudik selama angkutan Lebaran 2024 sebanyak 193,6 juta orang, atau setara 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan sepeda motor sebesar 31,12 juta orang (16,07 persen), dan mobil pribadi 35,42 juta (18,3 persen).

Sedangkan daerah asal perjalanan terbanyak berada di Jawa Timur sebesar 16,2 persen, atau setara 31,3 juta orang. Disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang). 

Sementara itu, untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).

3 dari 3 halaman

Tempat Istirahat

Demi mengantisipasi pergerakan tersebut, Kementerian Perhubungan juga telah bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri, guna mengajak pemerintah daerah untuk ikut menyediakan tempat istirahat bagi para pemudik.

"Di Kementerian Dalam Negeri juga dihimbau agar di daerah-daerah disediakan fasilitas yang dilalui oleh pemudik, jadi tidak hanya kami di Kemenhub doang," imbuh Amirulloh.

Selain itu, Kementerian Perhubungan juga bakal menutup jembatan timbang dan menggantikannya sementara sebagai tempat peristirahatan, atau rest area. Pemerintah juga mengajak pihak swasta untuk berkolaborasi mengelola rest area dadakan tersebut. 

"Memang tidak semua rest area mungkin bagus banget. Tapi kami juga sudah membuka kesempatan seluas-luasnya untuk swasta bisa memanfaatkan rest area tersebut, kami sangat terbuka," tutur Amirulloh. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini