Sukses

AS Akhirnya Larang Total Penggunaan Asbes

Pemerintahan AS berhasil menyusun peraturan yang melarang penggunaan asbes secara menyeluruh setelah melakukan pelarangan asbes secara bertahap selama setengah abad.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintahan Amerika Serikat (AS) berhasil menyusun peraturan yang melarang secara total penggunaan asbes. Selama setengah abad secara bertahap AS melarang penggunaan asbes.

Asbes chrysotile - yang digunakan dalam proses industri, kampas rem kendaraan, gasket pipa, dan banyak lagi - sudah dilarang di lebih dari 50 negara, kecuali Amerika Serikat. 

"Meskipun penggunaan asbes di Amerika Serikat telah menurun selama beberapa dekade, penggunaan asbes chrysotile terus berlanjut hingga hari ini," kata kepala Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat Michael Regan sebagaimana yang dikutip dari CNA, Rabu (20/3/2024). 

"Namun, berbagai hasil riset sudah dengan jelas menegaskan bahwa tidak ada tingkat paparan asbes yang aman."

Paparan asbes dikaitkan dengan kematian lebih dari 40.000 orang Amerika per tahun akibat kanker paru-paru, mesothelioma, kanker ovarium, dan kanker laring.

Larangan ini merupakan bagian dari apa yang disebut Biden sebagai "Cancer Moonshot", sebuah inisiatif Gedung Putih untuk mengurangi kematian akibat kanker.

Pejabat EPA, Michal Freedhoff, mengatakan bahwa kegagalan untuk sepenuhnya menghapus asbes "melambangkan kegagalan Undang-Undang Pengendalian Zat Beracun yang asli", sebuah undang-undang yang disahkan pada tahun 1976.

Ketika badan tersebut awalnya mencoba untuk melarang penggunaan asbes secara penuh pada tahun 1989, pengadilan membatalkan keputusannya dua tahun kemudian.

Tindakan terbaru ini merupakan yang pertama kali dilakukan setelah amandemen tahun 2016 yang memperbarui undang-undang tersebut.

Freedhoff mengatakan bahwa larangan tersebut akan diimplementasikan dengan jadwal yang bertahap untuk memberikan waktu yang cukup bagi industri untuk bertransisi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Larang Impor

Salah satu pengguna terbesar mineral berserat adalah sektor klor-alkali, yang menggunakan diafragma asbes untuk memisahkan klorin dari natrium hidroksida melalui elektrolisis. Klorin berperan penting untuk mendesinfeksi air minum dan air limbah.

EPA mengatakan bahwa mereka segera melarang impor asbes baru, sementara perusahaan yang masih menggunakan infrastruktur berbasis asbes memiliki waktu hingga 12 tahun untuk mengubah fasilitas mereka.

Asbes pada blok rem yang digunakan di ladang minyak serta sparepart rem serta pelapis kendaraan bermotor akan dilarang enam bulan setelah peraturan tersebut diselesaikan.

Sementara itu, sebuah situs nuklir di Georgia akan diberi waktu hingga 2037 untuk beralih dari penggunaan asbes pada gasket yang digunakan untuk melindungi pekerja dari paparan radiasi saat mereka membuang bahan nuklir.

"Sudah lama sekali bagi AS untuk melarang asbes, dan tidak dapat diterima bahwa bahan yang dikenal sebagai karsinogen ini terus mengancam orang Amerika dan menghancurkan keluarga," kata anggota Kongres Suzanne Bonamici.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini