Sukses

Pertumbuhan Kekayaan Vietnam Diramal Melonjak 125% dalam 10 Tahun, Ini Penyebabnya

Jika terwujud, ini akan menjadi peningkatan kekayaan terbesar di antara negara mana pun dalam hal PDB per kapita dan jumlah jutawan.

Liputan6.com, Jakarta - Vietnam diprediksi akan mengalami lonjakan pertumbuhan kekayaan paling tajam pada dekade mendatang, seiring dengan mengukuhkan statusnya sebagai pusat manufaktur global. Hal itu diungkapkan dalam laporan firma intelijen kekayaan global, New World Wealth dan penasihat migrasi investasi Henley & Partners.

Melansir CNBC International, Kamis (22/2/2024) Andrew Amoils, analis New World Wealth, mengatakan bahwa Vietnam diperkirakan akan mengalami peningkatan kekayaan sebesar 125 persen selama 10 tahun ke depan.

Jika terwujud, ini akan menjadi peningkatan kekayaan terbesar di antara negara mana pun dalam hal PDB per kapita dan jumlah jutawan.

"Vietnam adalah basis manufaktur yang semakin populer bagi perusahaan teknologi, otomotif, elektronik, pakaian dan tekstil multinasional," kata Amoils.

"Adapun India, yang diperkirakan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia pada 2027, menempati posisi kedua dengan perkiraan pertumbuhan kekayaan sebesar 110 persen," lanjutnya.

Vietnam, yang merupakan rumah bagi 19.400 jutawan dan 58 centimiliuner, dianggap sebagai negara yang relatif aman dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik, menurut Amoils, yang memberikan insentif tambahan bagi perusahaan untuk mendirikan operasi manufaktur di negara tersebut.

Ditambah lagi, lokasi Vietnam yang strategis berbatasan darat dengan China, dan dekat dengan jalur perdagangan maritim utama, biaya tenaga kerja yang rendah, serta infrastruktur yang mendukung ekspor negara tersebut, menjadikannya sebagai tujuan utama investasi internasional.

Sekilas Perkembangan Ekonomi Vietnam

2023 lalu, pertumbuhan PDB Vietnam sempat melambat menjadi 5,05 persen dibandingkan dengan ekspansi sebesar 8,02 persen pada tahun 2022 karena melemahnya permintaan global dan terhentinya investasi publik.

Manufaktur menyumbang seperempat dari PDB-nya.

10 tahun yang lalu, PDB per kapita Vietnam adalah sekitar USD 2.190, yang meningkat hampir dua kali lipat menjadi USD 4.100, menurut data dari Bank Dunia.

"Vietnam berkembang pesat dan sebagian besar penduduknya merasakan manfaatnya," ungkap Andy Ho, kepala investasi VinaCapital Group.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dibanjiri Penanaman Modal Asing

Vietnam juga mendapat manfaat dari ketegangan perdagangan AS-China, dengan banyaknya perusahaan multinasional yang melakukan diversifikasi manufaktur ke negara itu sebagai bagian dari strategi “China plus satu”, dan secara konsisten terdapat investasi asing langsung yang kuat dari perusahaan-perusahaan multinasional, menurut Amdy Ho.

Investasi asing langsung atay FDI ke Vietnam meningkat 32 persen dari tahun sebelumnya, menjadi USD 36,6 pada tahun 2023.

"Investasi asing adalah uang melekat yang menghasilkan lapangan kerja bagus dengan upah yang layak dan memungkinkan jutaan orang Vietnam meningkatkan kualitas hidup mereka," jelas Andy Jo.

Ekonom dan Asisten Wakil Presiden Maybank Brian Lee juga menyoroti, pertumbuhan Vietnam didorong oleh industrialisasi yang didorong oleh ekspor, sekaligus tiga gelombang investasi asing langsung selama tiga dekade terakhir, dan negara ini berada di ambang gelombang keempat.

3 dari 3 halaman

Tantangan ke Depan

Namun laporan itu juga mengingatkan, masih ada beberapa hambatan yang dapat menghambat percepatan pertumbuhan Vietnam.

Brian Lee mengatakan, tenaga kerja di Vietnam masih memerlukan lebih banyak pelatihan untuk memenuhi tuntutan kegiatan produksi yang padat keterampilan dan kompleks.

"Lebih banyak hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan dampak produktivitas dari penanaman modal asing, melalui kolaborasi yang lebih erat antara perusahaan asing dan perusahaan domestik," tambahnya.

Selain itu, resesi global yang berkepanjangan juga dapat berdampak pada permintaan konsumen di pasar negara maju, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi sektor manufaktur dan ekspor Vietnam, kata Andy Ho dari VinaCapital.

Setiap devaluasi tajam pada mata uang juga dapat menghambat upaya, tambahnya.

Namun Andy Ho melihat, Vietnam akan mampu mengatasi tantangan-tantangan yang mungkin timbul di masa depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini