Sukses

Jumlah Miliarder Vietnam di Dunia Kini Tinggal Tersisa 5 Orang, Siapa Saja?

Jumlah triliuner asal Vietnam berkurang menjadi lima dalam laporan jumlah kekayaan di awal bulan 2024, setelah laporan di bulan April 2023 menunjukkan enam orang Vietnam terkaya di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Jumlah triliuner asal Vietnam berkurang menjadi lima dalam laporan jumlah kekayaan di awal bulan 2024, setelah laporan di bulan April 2023 menunjukkan enam orang Vietnam terkaya di dunia. 

Menurut Forbes, lima orang terkaya Vietnam saat ini adalah Presiden Vingroup Pham Nhat Vuong, CEO VietJet Air Nguyen Thi Phuong Thao, Presiden Hoa Phat Tran Dinh Long, Pendiri Thaco Tran Ba Duong, dan Presiden Techcombank Ho Hung Anh.

Vuong menjadi orang terkaya di Vietnam dengan total aset mencapai hingga USD 4,5 miliar , menjadi orang terkaya ke 684 di dunia. Pada hari terakhir musim perdagangan tahun 2023 di tanggal 7 Februari lalu, asetnya bertambah USD 7 juta  setelah Vinhomes (VHM) mendapatkan lembar saham seharga 41.800 Dong Vietnam yang berharga USD 2 per lembar saham dan terjadi kenaikan pada saham Vincom Retail (VRE) serta Vingroup (VIC) masing-masing sebesar 0.9% dan 2%

Satu-satunya triliuner perempuan Vietnam, Nguyen Thi Phuong Thao, dilaporkan memiliki jumlah aset sebesar USD 2,4 miliar, duduk di peringkat 1301 secara global setelah kekayaannya dilaporkan meningkat USD 27 juta. Peningkatan tersebut berasal dari kenaikan saham VietJet Air sebesar 0.8% dan kenaikan saham Ho Chi Minh City Development Joint Stock Commercial Bank, dimana Thao dan suaminya menjadi salah satu pemegang sahamnya, sebesar 2.4%. 

Presiden Hoa Phat, Tran Dinh Long, dilaporkan memiliki aset berjumlah USD 2,3 miliar, berperingkat ke-1341 secara global. Sebelum penutupan musim perdagangan tahun 2023, kekayaannya dilaporkan meningkat hingga USD 8 juta setelah saham HPG sedikit meningkat sebesar 0,36%.

Duong duduk di posisi keempat dengan jumlah aset sebesar USD 1,5 miliar, berperingkat ke-1980 di tingkat global. Sementara itu, Presiden Techcombank, Ho Hung Anh, berada di posisi kelima dengan jumlah aset dilaporkan mencapai hingga USD 1,4 miliar. 

Presiden Masan, Nguyen Dang Quang, keluar dari daftar Forbes karena kekayaannya dilaporkan berkurang hingga dibawah USD 1 miliar. Quang masuk kedalam daftar triliuner di tahun 2019 dengan aset awal sebesar USD 1,3 miliar dan sudah masuk ke dalam daftar tersebut sebanyak tiga kali dengan kekayaan tertinggi dilaporkan oleh Forbes sebesar USD 1,9 miliar. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah Pendiri Daiso Hirotake Yano, Penjual Pernak-pernik Jepang Murah Meriah yang Wafat di Usia 80 Tahun

Sebelumnya, Pendiri Daiso Industries yang mempopulerkan konsep bisnis ritel discounted dollar-shop, Hirotake Yano meninggal dunia akibat gagal jantung. 

Dikutip dari CNN Business, Selasa (20/2/2024), melalui pernyataannya, Daiso Industries menyebutkan jika Hirotake Yano meninggal dunia di kediamannya di Hiroshima pada Senin (12/2/2024).

Yano dimakamkan secara tertutup yang hanya dihadiri keluarga terdekat. Rencananya, acara mengenang kehidupan Hirotake Yano akan diselenggarakan dalam waktu dekat. 

Perihal sosok Hirotake Yano sendiri, dia dikenal sebagai seorang miliarder. Nilai kekayaan yang dimilikinya mencapai USD 1,9 miliar. Ini seperti dilaporkan Bloomberg Billionaires Index. 

Lulus dari Universitas Chuo di Tokyo, Yano bekerja di berbagai tempat selama lima tahun sebelum membangun toko kelontong kecil. Toko yang menjual berbagai produk seharga 100 yen atau sekitar 30 sen.  

Di tahun 1977, Yano merintis sebuah perusahaan bernama Daiso, yang berarti “menciptakan suatu gebrakan”.

Jaringan ritel yang telah menjadi perusahaan bertaraf dunia ini, menjual berbagai produk rumah tangga dan pernak-pernik seperti alat tulis dan makanan ringan, dengan harga di bawah USD 1 per barang. 

Tertulis di laman webnya, Daiso tumbuh menjadi sebuah raksasa ritel, dengan lebih dari 4.360 toko tersebar di seluruh Jepang dan lebih dari 990 toko didirikan di luar negeri.

Daiso mengembangkan usahanya di luar negeri pada tahun 2001 dengan membuka cabang di Taiwan dan Korea Selatan. Ekspansi usaha semakin meluas dengan dibukanya cabang di Australia, Indonesia, Arab Saudi, dan Amerika Serikat. 

3 dari 3 halaman

Kantongi USD 3,6 Miliar

Jaringan ritel ini telah meraup keuntungan lebih dari 550 miliar yen atau sekitar USD 3,6 miliar berdasarkan hasil penjualan di bulan Februari 2022 yang dilaporkan sebuah perusahaan privat. Dengan potensi keuntungan yang besar, model bisnis serupa juga bermunculan seperti Seria dan Can Do. 

Selain toko 100 yen, Daiso membuka Threeppy Store di tahun 2018 lalu. Toko ini menawarkan lebih banyak lagi perabotan rumah tangga dengan harga 300 yen atau sekitar USD 2 saja. Daiso juga mengakuisisi toko ritel murah CouCou di tahun 2020. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini