Sukses

Perbanyak Campuran Tebu di BBM, Penyaluran Pertamax Green 95 Bakal Diperluas

PT Pertamina (Persero) berencana untuk memperluas penyaluran Pertamax Green 95 di area Jabodetabek.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) berencana untuk memperluas penyaluran Pertamax Green 95 di area Jabodetabek. Saat ini, penjualan BBM jenis Pertamax (RON 90) dengan campuran bioetanol (5 persen) dari tetes tebu tersebut tersedia di 5 SPBU di Jakarta dan 10 SPBU di Surabaya.

Tak hanya perluasan SPBU, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, pemerintah juga tengah berdiskusi untuk menaikan kadar tebu dalam Pertamax Green 95.

"Kita lagi diskusi sama Menteri ESDM, pak Arifin (Tasrif). Nanti apakah ke depan kita akan mulai naikan etanol ke etanol 5 (persen), etanol 10 (persen)," ujar Tiko, sapaan akrabnya di kompleks pergudangan modern milik Perum Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (30/12/2023).

Selaras dengan misi pengurangan emisi, Tiko ingin campuran tetes tebu dalam Pertamax Green bisa ditingkatkan. Ia lantas membandingkannya dengan Brazil yang juga memproduksi bioetanol sebagai campuran bahan bakar.

"Kalau di Brazil itu sudah sampai E27 sekarang. Kita lagi coba, nanti progresnya dari E5 ke E10. Ini belum (menuju sana), lagi dihitung," kata Tiko.

Produksi Tebu Melimpah

Menurut dia, produksi tebu untuk menjadi bioetanol di Indonesia punya potensi besar. Terlebih pemerintah berencana membangun pabrik gula di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Merauke.

"KEK Merauke ini kan nanti sebagian besar akan diarahkan untuk tebu yang akan diolah jadi etanol. Kita lagi proyeksikan kemampuan kita meng-generate etanol dalam negeri, nanti disesuaikan," ungkapnya.

Tiko mengatakan, penambahan campuran bioetanol ke dalam produk BBM akan berjalan beriringan dengan upaya perluasan distribusi Pertamax Green 95.

"Pasti paralel antara produksi etanolnya sama distribusinya. Supaya masyarakat nanti mulai nyari juga. Karena ini kan bagus untuk emisinya rendah, dan oktannya juga tinggi," tutur Tiko.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertamax Green 95 Mulai Diterima Konsumen, Laku 6.000 Liter Sehari

Peminat bahan bakar minyak (BBM) jenis baru milik Pertamina, Pertamax Green 95 disebut makin bertambah. Ini terlihat dari besaran konsumsi Pertamax Green tersebut di 2 kota di Indonesia.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjalaskan sudah ada penyaluran lebih dari 5.000 liter Pertamax Green 95 setiap harinya. Ini dilihat dari data saluran di Surabaya, Jawa Timur, dan DKI Jakart

"Ya saat ini kan penyaluran sekitar 5.000-6.000 (liter) per hari, gitu ya. Tapi baru sebatas di wilayah Surabaya dan Jakarta," ujarnya kepada wartawan, ditulis Minggu (17/12/2023).

Diketahui, Pertamax Green 95 merupakan bahan bakar Pertamax (RON 92) ditambah campuran bioetanol sebesar 5 persen. Ini jadi varian 'green' dalam lini Pertamax series.

 

3 dari 3 halaman

Mulai Diminati Masyarakat

Irto melihat adanya minat masyarakat yang mulai bergeser ke Pertamax Green 95. Dia berharap kedepannya semakin bisa meluas ke kelompok masyarakat lainnya.

"Jadi kita harapkan memang kalau antusiasmenya semakin tinggi, yang kita lihat ini memang ada peningkatan terus gitu ya, artinya orang juga membutuhkan ron yang lebih tinggi dari 92 jenisnya 95. Begitu juga yang ramah lingkungan karena kita sudah ada unsur biotanolnya, harapannya ini kita bisa melangkahkan secara bertahap," bebernya.

Informasi, saat ini baru ada 17 SPBU yang menyediakan Pertamax Green 95. Yakni, 12 SPBU di Surabaya, dan 5 SPBU di DKI Jakarta. Irto melihat adanya kemungkinan penambahan produksi maupun sebaran SPBU penyalur.

"Kita nanti dikembangkan jumlahnya, SPBU-nya. Itu nanti roadmapnya ada, di tahun depan kita akan kembangkan di beberapa SPBU tambahan, baik di Jakarta maupun di Surabaya," pungkas Irto.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.