Sukses

Intip Kekayaan Amancio Ortega, Pendiri Zara yang Iklan Produknya Kini Jadi Sorotan

Zara merupakan salah satu merek pakaian terkenal di dunia asal Spanyol. Merek ini dibangun oleh salah satu orang terkaya di dunia Amancio Ortega. Berikut nilai kekayaannya.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah merilis kampanye iklan terbaru, produsen pakaian Zara hadapi krisis dan gejolak publik atas gambar-gambar kontroversial yang mirip dengan genosida di Gaza.

Dikutip dari laman almayadeen.net, ditulis Senin (11/12/2023), Zara klaim kampanye itu yang disebut The Jacket adalah desain yang dimaksudkan untuk menggambarkan keserbagunaan pakaian.

Namun, dampak buruknya muncul ketika gambar iklan itu mengilustrasikan gambaran yang meresahkan seperti jenazah yang dibungkus dalam kantong jenazah berwarnah putih atau kafan. Gambar itu juga menampilkan bebatuan, puing-puing, dan potongan karton yang sangat dekat dengan peta Palestina.

Adapun Zara merupakan salah satu merek pakaian terkenal di dunia asal Spanyol. Merek ini dibangun oleh salah satu orang terkaya di dunia Amancio Ortega. Ia mendirikan Inditex, perusahaan pakaian yang menaungi sejumlah merek antara lain Zara, Massimo Dutti, dan Pull and Bear, serta memiliki 7.500 gerai di seluruh dunia.

Berdasarkan data Forbes, tercatat kekayaan Amancio Ortega mencapai USD 95 miliar atau sekitar Rp 1.483 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.610).

Saat ini, pria berusaia 87 tahun ini berada di peringkat ke-14 orang terkaya di dunia versi Forbes.

Amancio Ortega memulai karier di industri tekstil melalui perusahaan kecil keluarga pada 1963. Mengutip South China Morning Post, Amancio Ortega merupakan putra seorang pekerja pegawai kereta api dan ibu rumah tangga. Ia mulai membuat pakaian bersama saudara-saudaranya dan calon istrinya Rosalia Mera di rumah mereka sekitar awal 1960-an. Pada 1975, Ortega dan Mera membuka toko Zara pertama di pusat kota La Coruna, Spanyol.

“Zara” sebenarnya bukan pilihan pertama untuk nama toko tersebut. Amancio Ortega berencana menamainya Zorba setelah film Zorba the Greek. Namun, sudah ada bar lokal dengan nama yang sama. Lantaran Ortega telah membeli cetakan huruf ZORBA, ia puas dengan yang dimilikinya dan diberi nama Zara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terima Dividen

10 tahun kemudian pada 1985, Ortega memasukkan Zara ke dalam perusahaan induk bernama Inditex. Ia dan Mera berpisah pada saat itu, tetapi Mera tetap menjadi pemegang saham terbesar kedua perusahaan.

Ia juga memiliki Pull&Bear, produsen yang fokus pada pakaian remaja dengan lebih dari 970 toko di 76 pasar di seluruh Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Selain itu, Bershka yang merupakan jaringan toko terbesar kedua berdasarkan jumlah toko di seluruh operasi Inditex, dengan penjualan mewakilii 9 persen dari total pendapatan grup.

Sejak penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2001, Ortega telah menerima dividen lebih dari 9 miliar euro atau sekitar USD 10 miliar atau sekitar Rp 156,12 triliun, menurut Bloomberg.

Sebagian besar uangnya telah kembali diinvestasikan di properti melalui perusahaan investasinya Pontegadea.

Pada 2011, ia membeli gedung pencakar langit tertinggi di Spanyol, Torre Picasso setinggi 157 meter di Madrid senilai USD 536 juta.

Pada 2016, ia membeli gedung pencakar langit Madrid lainnya, Menara Cepsa seharga USD 551 juta dan investasi di Epic Residences and Hotel, gedung pencakar langit mewah 54 lantai di Miami.

 

 

3 dari 4 halaman

Beli Properti

Pada 2015, ia membeli USD 370 juta untuk seluruh blok properti utama di Miami Beach. Ia dikabarkan membeli sebuah blok perkantoran di Mayfair di London yang berbatasan dengan Hyde Park, dan properti di jalan perbelanjaan utama London, Oxford Street.

Di New York, ia membeli gedung seharga USD 145 juta pada 2015. Kemudian beli hotel di New York tepatnya 70 Park Avenue Murray Hill senilai USD 67,6 juta.

Pada 2019, Ortega membeli properti dan akuisisi hotel di pusat kota Chicago senilai USD 72,5 juta, serta gedung di pusat kota Washington DC dan dua gedung perkantoran di Seattle yang disewa Amazon dengan nilai USD 1,1 miliar.

Ortega juga memiliki beberapa properti residensial. Ia tinggal di La Coruna, Spanyol, dekat Pelabuhan utama di Samudra Atlantik.

Ia juga memiliki pertanian dan Perkebunan Pazo de Dodro dekat La Coruna. Perkebunan itu menjadi tempat pernikahan pertama putrinya Marta. Namun, tidak jelas apakah ia masih memilikinya.

Pada Agustus, Ortega membeli menara apartemen 45 lantai di Chicago senilai USD 232 juta. Bangunan ini memiliki 492 flat dengan pusat kebugaran, studio yoga, taman, dan spa hewan peliharaan.

4 dari 4 halaman

Amancio Ortega, Miliarder Pendiri Zara yang Tak Pernah Berlibur Selama 25 Tahun

Amancio Ortega dikenal tidak suka tampil di depan publik dan gila bekerja. Ia jarang difoto atau diwawancarai, tapi suka makan di kantin perusahaannya dan dilaporkan menghabiskan 25 tahun di dalam hidupnya tanpa berlibur.

Ortega merupakan salah satu orang terkaya, sekaligus merupakan peritel pakaian terkaya di dunia. Ia adalah pelopor fast fashion dan mendirikan Inditex yang dikenal dengan merek Zara.

Berdasarkan the real-time billionaires list Forbes, Ortega merupakan orang ke-14 terkaya di dunia saat ini. Total kekayaannya saat artikel ini ditulis pada 27 Januari 2021 sebesar USD 71,4 miliar atau sekira Rp 1 kuadriliun (kurs Rp 14.096).

Pengusaha asal Spanyol ini memiliki sekira 60 persen saham Inditex dengan delapan merek terkenal selain Zara, termasuk Massimo Dutti dan Pull & Bear, serta 7.500 toko di seluruh dunia.

Ortega biasanya menghasilkan lebih dari USD 400 juta dalam bentuk dividen dalam satu tahun. Ia telah menginvestasikan dividennya terutama di real estate di Madrid, Barcelona, London, Chicago, Miami, dan New York.

Seperti sejumlah cerita keberhasilan miliarder lain, Ortega tidak berasal dari keluarga kaya raya. Dikutip dari BBC pada Rabu (27/1/2021), putra pekerja kereta api ini lahir pada 1936, tepat sebelum pecahnya perang saudara di Spanyol.

Keluarga itu berjuang keras memenuhi kebutuhan, dan ini meninggalkan kesan abadi pada dirinya sebagai seorang anak laki-laki.

"Suatu hari, ia dan ibunya pergi membeli beberapa bahan makanan. Dari bawah konter, ia mendengar seseorang mengatakan kepada ibunya 'Senora, kami tidak bisa memberi utang lagi', kata penulis biografi pendiri Zara tersebut, Covadonga O'Shea.

Menurut penuturan O'Shea, Ortega masih merasa malu atas ketidakmampuan keluarganya untuk membayar. "Ketika Amancio memberitahu kepada saya tentang hal ini, ia sangat emosional. Dan dia mengatakan kepada saya, 'saya sangat terluka dan terhina'," tutur O'Shea.

Ortega pun bersumpah tidak akan membuat keluarganya menderita kemiskinan lagi. Ia kemudian putus sekolah dan bekerja di sebuah toko baju.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini