Sukses

Konflik Israel-Hamas, Wamen BUMN Pastikan Stok Bahan Bakar Minyak Domestik Aman

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo memastikan pasokan bahan bakar minyak aman di tengah konflik Israel-Hamas.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) termasuk Pertalite dan Solar. Selain itu, ia memastikan pasokan minyak di dalam negeri aman dari konflik Israel-Hamas.

“Yang pasti PT Pertamina tugasnya memastikan stok untuk berbagai bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat baik Pertalite maupun Solar, ini kita pasti jaga,” ujar Tiko dikutip dari Antara, Jumat (13/10/2023).

Selain itu, pemerintah juga berupaya mencari sumber dangan harga lebih terjangkau. Kini Indonesia mengimpor minyak dari beberapa negara.

“Kita cari sumber-sumber yang beragam, karena kita sekarang impor bukan hanya dari satu negara, ada dari Nigeria, Amerika dan sebagainya,” ujar dia.

Pada kesempatan berbeda, Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar menuturkan, konflik di Timur Tengah dan Israel berimbas pada kenaikan harga bahan baku di Indonesia, terutama energi.

Ia menuturkan, tidak semua bahan baku energi antara lain gas dan minyak dapat diproduksi atau jumlahnya terbatas di Indonesia. Bob menuturkan, jika harga kedua bahan baku itu naik dapat menganggu pertumbuhan industri dalam negeri.

“Impact langsung dari krisis di Timur Tengah itu adalah energi. Contohnya, produksi minyak kita 600 ribu barel per hari, kebutuhan energi untuk bahan bakar kita sajak sudah 1,2-1,5 juta barel per hari. Jadi kalau kita harus impor dan harganya naik, otomatis bisa terganggu dari pasokan harga energi yang dibutuhkan Indonesia,” tutur dia, Rabu, 11 Oktober 2023.

Ia menuturkan, kenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Selain menganggu kesehatan keuangan pemerintah juga dapat berimbas pada sektor industri yang membutuhkan sumber energi dari luar negeri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Minyak Bakal Melonjak Terseret Sentimen Serangan Hamas ke Israel

Sebelumnya diberitakan, harga minyak mentah bakal melonjak pada perdagangan Senin, 9 Oktober 2023 seiring serangan militan Hamas terhadap Israel. Namun, dampak serangan Hamas terhadap Israel akan terbatas secara keseluruhan asalkan konflik tidak bertambah parah.

“Kita mungkin melihat lonjakan harga minyak mentah ketika pasar dibuka pada Senin,” ujar CEO Vanda Insights, Vandana Hari seperti dikutip dari CNBC, Minggu (8/10/2023).

Hari menuturkan, kalau ada sejumlah risiko yang akan diperhitungkan sebagai default, hingga pasar yakin peristiwa tersebut tidak memicu reaksi berantai. Selain itu pasokan minyak dan gas di Timur Tengah tidak akan terpengaruh.

Militan Hamas yang ditetapkan oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan Inggris sebagai organisasi teroris menyusup ke Israel melalui darat,  laut dan udara pada Sabtu, 7 Oktober 2023 saat hari libur besar Yahudi. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah militan menembakkan ribuan roket ke Israel dari Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuturkan, warga sipil termasuk perempuan, anak-anak  dan orangtua telah diculik dan lainnya dibunuh di rumahnya. "Israel telah memulai fase ofensif dan akan melanjutkan tanpa batasan atau jeda hingga tujuan tercapai,” kata Netanyahu.

Pada Sabtu malam, Israel memutuskan pasokan listrik, bahan bakar dan dan barang ke jalur tempat 2,3 juta warga Palestina tinggal.

Hingga CNBC memuat artikel tersebut, setidaknya sekitar 250 Warga Israel meninggal dunia, dan lebih dari 1.860 orang terluka termasuk 320 orang dalam kondisi serius, demikian laporan NBC News. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat 256 kematian dan 1.790 orang luka-luka di Gaza.

3 dari 4 halaman

Dampak Terbatas

Kepada CNBC, analis menuturkan, baik Israel dan Palestina bukanlah pemain minyak utama. Namun, konflik ini terjadi wilayah penghasil minyak utama yang lebih luas.

Analis memperingatkan konflik tersebut mempunyai potensi berkobar lebih jauh. Hari mencatat meski konflik tersebut tidak berdampak langsung pada produksi dan pasokan minyak. “Konflik tersebut masih berada di ambang wilayah penghasil dan pengekspor minyak yang penting,”

Israel memiliki dua kilang minyak berkapasitas hampir 300.000 barel per hari. Menurut US Energy Information Administration (EIA), negara tersebut hampir tidak memiliki produksi minyak mentah dan kondensat. Di sisi lain, berdasarkan data dari EIA, wilayah Palestina tidak hasilkan minyak.

“Dampaknya terhadap harga minyak akan terbatas kecuali kita melihat “perang” antara kedua belah pihak meluas dengan cepat menjadi perang regional yaitu AS dan Iran serta pendukung kedua pihak terlibat langsung,” ujar Direktur Pelaksana Facts Global Energy, Iman Nasseri.

4 dari 4 halaman

Sentimen Lain yang Pengaruhi Harga Minyak

Hal senada dikatakan Hedge Fund Manager Pierre Andurand. Ia menuturkan, Levant bukan wilayah penghasil minyak yang besar, perang kemungkinan tidak akan berdampak pada pasokan minyak dalam jangka pendek.

“Kita tidak boleh mengharapkan lonjakan harga minyak yang besar dalam beberapa hari mendatang. Namun, hal ini pada akhirnya bisa berdampak pada pasokan dan harga,” ujar dia.

Andurand menuturkan, persediaan minyak global rendah dan pengurangan produksi yang dilakukan oleh pemimpin OPEC, Arab Saudi dan Rusia akan menyebabkan lebih banyak penarikan persediaan selama beberapa bulan ke depan.

"Pasar pada akhirnya harus meminta lebih banyak pasokan dari Saudi, yang saya yakini tidak akan hasilkan Brent di bawah USD 110,” kata dia.

Harga minyak mentah baru-baru ini mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun sebelum kembali turun. Meski begitu, Hari memperingatkan konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung berpotensi meluas.

Pada Minggu, kelompok militant Hizbullah Lebanon mengonfirmasi telah melancarkan serangan di tiga lokasi di Peternakan Shebaa, sebidang tanah yang terletak di persimpangan perbatasan Lebanon-Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Angkatan pertahanan Israel mengonfirmasi telah membalas tembakan dan menyerang infrastruktur teroris Hizbullah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.