Sukses

Indonesia-Swedia Kompak Sulap Sampah Jadi Energi Terbarukan

Pemerintah RI melalui Kementerian PUPR dan Pemerintah Swedia melalui Swedfund International AB melakukan penandatanganan kerjasama dalam penerapan teknologi konversi sampah menjadi energi terbarukan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah RI melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Swedia melalui Swedfund International AB melakukan penandatanganan kerjasama dalam penerapan teknologi konversi sampah menjadi energi terbarukan di Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, prinsip-prinsip pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dan berkelanjutan menjadi komitmen Kementerian PUPR, salah satunya lewat pengembangan pengelolaan sampah.

"Salah satunya pemanfaatan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) yang menjadikan sampah sebagai sumber energi terbarukan," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (24/8/2023).

Dikatakan Menteri Basuki, sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sumber energi potensial yang penting. Namun sebagian besar dikelola melalui penggunaan tempat pembuangan akhir.

"Untuk itu kerja sama ini mempertimbangkan keahlian, kemampuan dan teknologi yang memadai dari Pemerintah Swedia untuk pengolahan sampah padat domestik dan mengkonversinya menjadi sumber energi terbarukan," imbuhnya.

Hibah

Kerja sama ini melibatkan Swedfund International AB yang memberikan hibah untuk membiayai studi kelayakan atau bantuan teknis lainnya dan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Sebelumnya, Kementerian PUPR telah mengembangkan pemanfaatan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) menjadikan sampah sebagai sumber energi terbarukan untuk alternatif batu bara dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang diterapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebun Kongok, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penerapan teknologi ini dibangun di timur kompleks TPA Kebun Kongok pada lahan seluas 7.000 m2 milik Pemerintah Kota Mataram dengan kapasitas pengolahan 120 ton sampah per hari. Dari kapasitas tersebut diperkirakan dapat mengolah sekitar 40,19 ton per hari untuk menghasilkan 15 ton sampah yang telah diolah untuk RDF yang dimanfaatkan PLTU Jeranjang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Investasi Energi Terbarukan ASEAN Diramal Sentuh Rp 1,1 Kuadriliun di 2025

Analisis dari perusahaan studi energi independen, Rystad Energy memprediksi investasi energi terbarukan di Asia Tenggara akan mencapai USD 76 miliar atau sekitar Rp. 1,1 kuadriliun pada tahun 2025. 

Rystad Energy melihat, perusahaan minyak nasional (NOC) di sejumlah negara Asia Tenggara dan pemain hulu tradisional semakin fokus pada inisiatif energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

"Tren peningkatan ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan perkiraan total pengeluaran sebesar USD 119 miliar pada akhir tahun 2027. Pengeluaran ini akan didorong oleh investasi pada proyek pembangkit listrik tenaga angin, tenaga surya, dan panas bumi," ungkap Rystad Energi yang bermarkas di oslo, Norwegia dalam keterangan tertulis pada Selasa (22/8/2023).

Afiqah Mohd Ali, analis rantai pasokan senior di Rystad Energy mengatakan bahwa sia Tenggara secara historis mengalami kemajuan yang lebih lambat dalam pengembangan proyek energi ramah lingkungan.

"Kolaborasi yang efektif antara sektor swasta dan pemerintah menjadi sangat penting untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan di kawasan ini," katanya.

"Asia saat ini sedang membuat kemajuan signifikan dalam memprioritaskan peralihan ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan, didukung oleh fokus baru NOC. Pendekatan strategis ini akan sangat penting dalam mendorong transisi Asia Tenggara menuju energi berkelanjutan," ujar Afiqah.

Pertamina

Rystad Energy menyoroti BUMN di sektor energi Indonesia, yakni Pertamina, yang memperluas partisipasi mereka dalam geothermal. 

Sementara Petronas dari Malaysia membangun kehadiran penting di pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS). Petronas mengumumkan rencana ambisius untuk membangun fasilitas khusus terbesar di dunia pada tahun 2025, dan secara aktif menjalin kemitraan dengan entitas internasional untuk membuka potensi proyek regional.

3 dari 4 halaman

Investasi Independent Power Producers (IPPs) di Asia Tenggara

Rystad Energy menyoroti langkah Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam memimpin di antara para pesaingnya untuk pengeluaran rendah karbon.

Dedikasi PGE terhadap perluasan proyek panas bumi ditunjukkan melalui investasinya sebesar USD 1,6 miliar antara tahun 2023 dan 2026, yang secara aktif berkontribusi terhadap pertumbuhan kapasitas panas bumi Indonesia.

Selain itu, perusahaan besar global seperti Shell dan ExxonMobil juga menunjukkan minat terhadap prospek rendah karbon di Asia Tenggara.

Namun, investasi jangka pendek mereka masih berfokus pada Eropa dan Amerika Utara.

4 dari 4 halaman

Proyek Petronas

Ketika beroperasi penuh, CCUS Petronas akan memiliki kapasitas untuk menangkap 3,3 juta ton per tahun (MTPA) karbon dioksida (CO2) dan menyimpan CO2 yang dikumpulkan dengan aman di dalam reservoir di wilayah Sarawak selama masa operasional 25 tahun.

Sementara total biaya proyek tetap dirahasiakan, perkiraan Rystad Energy menunjukkan bahwa proyek bisa menarik biaya hingga USD 260 juta pada tahun 2025.

Gentari, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Petronas, juga telah melakukan investasi besar dalam bidang tenaga surya, berupaya memanfaatkan potensi energi terbarukan yang cukup besar di negara ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini