Sukses

Bank Dunia Luncurkan Pendanaan Transisi Energi, Libatkan 15 Perusahaan Global

Presiden Bank Dunia Ajay Banga mengumumkan inisiatif tersebut pada KTT keuangan global di Paris bulan lalu.

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia menunjuk 15 bos perusahaan untuk menjalankan insiatif barunya dalam mengumpulkan modal swasta untuk mengatasi isu  perubahan iklim dan meningkatkan investasi di negara-negara berkembang.

Mengutip US News, Selasa (11/7/2023) inisiatif yang diberi nama "Lab Investasi Sektor Swasta" itu akan dimulai dalam beberapa pekan mendatang, yang berfokus pada perluasan pembiayaan untuk transisi ke energi terbarukan dan infrastruktur terkait.

Banga mengumumkan inisiatif tersebut pada KTT keuangan global di Paris bulan lalu bersama Mark Carney, utusan khusus PBB untuk aksi iklim, dan Shriti Vadera, ketua Prudential Plc. 

"(Bank Dunia dan para CEO) akan bekerja untuk mengembangkan, menguji, menerapkan, dan pada akhirnya menskalakan struktur pembiayaan yang dapat memobilisasi modal swasta secara efektif,"ujar Carney dalam sebuah pernyataan.

"Hasil tidak akan datang dalam semalam, tetapi jika berhasil, grup ini memiliki potensi untuk membuka investasi signifikan yang akan memberikan pekerjaan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat yang tinggal di seluruh Dunia Selatan - cara paling pasti untuk mendorong paku ke dalam peti mati kemiskinan," kata Ajay Banga dalam pernyataan terpisah.

Mantan CEO Mastercard itu berupaya meningkatkan sumber pinjaman Bank Dunia dengan memperluas jangkauannya di luar proyek pembangunan tradisional untuk mengatasi perubahan iklim, pandemi, dan tantangan global lainnya.

Presiden Bank Dunia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa CEO Lab Investasi Swasta adalah "bagian penting dari teka-teki" untuk menemukan cara dalam menarik lebih banyak investasi dari sektor swasta ke dalam tantangan kemiskinan, iklim, dan krisis terkait.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Daftar CEO yang Bergabung Inisiatif Iklim Bank Dunia

Sederet CEO perusahaan yang tergabung dalam inisiatif Lab Investasi Sektor Swasta Bank Dunia adalah sebagai berikut:

  1. Shriti Vadera dari Prudential Plc
  2. Thomas Buberl dari AXA
  3. Larry Fink dari BlackRock
  4. Noel Quinn dari HSBC
  5. Shemara Wikramanayake dari Macquarie
  6. Hironori Kamezawa dari Mitsubishi UFJ Financial Group
  7. Hendrik du Toit dari Ninety One
  8. Jessica Tan dari Ping An Goup
  9. Feike Sijbesma dari Royal Philips
  10. Sim Tshabalala dari Standard Bank
  11. Bill Winters dari Standard Chartered
  12. Damilola Ogunbiyi dari Sustainable Energy for All
  13. Natarajan Chandrasekaran dari Tata Sons
  14. Dilhan Pillay Sandrasegara dari Temasek
  15. dan Mark Gallogly dari Three Cairns Group
3 dari 4 halaman

Bank Dunia Bakal Guyur Rp 17,1 Triliun Buat Energi Bersih dan Gizi Anak di Indonesia

Bank Dunia mengatakan bahwa pihaknya telah menyetujui pembiayaan senilai USD 1,14 miliar atau setara Rp. 17,1 triliun untuk memperluas akses ke listrik yang lebih bersih di Indonesia. 

Melansir Channel News Asia, Rabu (28/6/2023) pembiayaan itu mencakup dukungan keuangan sebesar USD 500 juta atau Rp. 7,5 triliun, dan USD 600 juta atau Rp. 9 triliun lainnya untuk proyek peningkatan gizi anak-anak.

Proyek kelistrikan tersebut akan menghubungkan sekitar 2 juta orang ke jaringan listrik di Indonesia bagian timur, meningkatkan investasi tenaga surya dan membantu Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia meningkatkan kapasitasnya untuk mengelola transisi energi, kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan.

Ini akan didanai bersama oleh Bank Dunia, sektor swasta dan PLN dan termasuk pendanaan dari Canada Clean Energy and Forest Climate Facility dan Clean Technology Fund.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro mengatakan bahwa proyek tersebut "akan memobilisasi keuangan sektor swasta untuk transisi energi di Indonesia dan membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan iklim".

Indonesia, yang menggunakan batu bara untuk sebagian besar listriknya, mentargetkan pemangkasan emisi sebesar 32 persen pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol-bersih pada tahun 2060.

Secara terpisah, Bank Dunia mengkonfirmasi pembiayaan USD 600 juta terhadap upaya Indonesia mengurangi hambatan pada pertumbuhan anak-anak.

Sekitar 21 persen anak balita di Indonesia mengalami pertumbuhan terhambat pada tahun 2022, sekitar 4,5 juta anak, menurut survei pemerintah yang dikeluarkan pada bulan Januari 2023.

4 dari 4 halaman

Indonesia Ngebet Jadi Negara Berpenghasilan Tinggi di 2045, Ini PR dari Bank Dunia

Bank Dunia mengatakan bahwa, untuk Indonesia mencapai target menjadi negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045, negara perlu mempercepat, bukan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Pengalaman global bahwa negara-negara yang telah mencapai status pendapatan tinggi mendapatkannya melalui investasi yang dihasilkan oleh pasar terbuka," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen dalam acara peluncuran Indonesia Economic Prospects, Senin (26/6/2023).

"Jadi ada pelajaran yang bisa dipelajari di seluruh dunia. Dalam kasus Indonesia, hal ini berarti menghilangkan batasan-batasan yang tersisa dalam persaingan yang menghambat bisnis, peraturan pengadaan, kebijakan perdagangan internasional, peraturan pasar tenaga kerja, dan peraturan sektor keuangan," sebutnya.

Selain itu, Bank Dunia juga mengajak Indonesia untuk berinvestasi dalam pendidikan dan sumber daya manusia.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan produktivitas jangka panjang, Satu Kahkonen mengatakan, pandemi tidak hanya mengganggu kegiatan ekonomi tetapi juga pendidikan.

"Tantangan belajar sudah ada di Indonesia, bahkan jauh sebelum pandemi. Sayangnya, penilaian pembelajaran global menunjukkan bahwa pandemi memperdalam tantangan ini," bebernya.

Tetapi Bank Dunia tentu melihat Indonesia telah melakukan langkah-langkah yang luar biasa, memitigasi gangguan pendapatan yang disebabkan oleh pandemi.

"Mereka memperkenalkan pendekatan inovatif untuk pendidikan dan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis rumah, guru online, dan kurikulum yang disederhanakan," jelas Satu Kahkonen.

"Kita membutuhkan komitmen dan tindakan yang disengaja sekarang untuk memperkuat pembelajaran anak-anak di Indonesia, dan ini membutuhkan upaya semua pihak, bukan hanya pemerintah. Tetapi juga oleh sekolah, guru, keluarga," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.