Sukses

Pertamina Hulu Rokan Tajak Sumur Perdana dengan Metode Steamflood, Cadangan Minyak Bertambah

EVP Upstream Business Pertamina Hulu Rokan Edwil Suzandi mengatakan, keberhasilan tajak sumur perdana tersebut yakni berada di Lapangan North Duri Development (NDD) Area 14 Stage-1.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil melakukan tajak sumur pertama yang merupakan bagian dari pengembangan area steamflood baru. Dengan berhasilnya tajak sumur ini maka bisa menambah cadangan minyak baru dalam upaya menopang energi nasional.

EVP Upstream Business Pertamina Hulu Rokan Edwil Suzandi mengatakan, keberhasilan tajak sumur perdana tersebut yakni berada di Lapangan North Duri Development (NDD) Area 14 Stage-1.

"Ini merupakan pengembangan area steamflood baru setelah alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina. Semoga selamat dan berkah untuk menambah produksi," kata Edwil, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (22/6/2023).

Edwil menambahkan, keberhasilan ini merupakan lanjutan dari pengembangan new steamflood proyek Lapangan Duri Area 14 dengan menggunakan plan of development (POD) yang sudah disetujui pada November 2015.

"Dalam rangka penambahan cadangan dan peningkatan recovery di Wilayah Kerja (WK) Rokan," katanya.

Untuk diketahui, steamflood merupakan sebuah metode enhanced oil recovery (EOR) di mana uap diinjeksikan ke dalam reservoir untuk meningkatkan angka recovery minyak.

Ruang lingkup proyek pengembangan lapangan NDD A14 stage-1 tersebut meliputi pemboran sebanyak 68 sumur, di mana sebanyak 47 sumur produksi (producer), 15 sumur steam injector dan 6 sumur observasi) dengan estimasi cadangan total proyek sebesar 6.74 MMBO (juta barel minyak).

"Semoga apa yang kami kerjakan ini bisa terus berjalan lancar dan baik sebagai ikhtiar dalam upaya pemenuhan energi nasional," kata Edwil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertamina Hulu Rokan Telah Bor Lebih dari 662 Sumur Baru Sejak Agustus 2021

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah melakukan pemboran sebanyak 662 sumur baru untuk dikembangkan dan menghasilkan energi bagi negeri. Pengeboran sumur minyak ini dilakukan sejak alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan pada 2021. 

Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto mengatakan, sejak alih kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021, Pertamina Hulu Rokan berhasil mempertahankan laju produksi dan bahkan cenderung meningkat.

Tercatat, tambahan produksi rata-rata sejak alih kelola hingga kini sebanyak 33 ribu BOPD, sehingga untuk total rata-rata produksi setelah alih kelola setahun terakhir 159 ribu BOPD dan pernah berada pada angka 161,9 ribu BOPD.

"Hingga kini, total ada 662 sumur pengembangan yang sudah kita lakukan, di mana pada 2021 yakni awal alih kelola tercatat 133 sumur, kemudian di tahun 2022 PHR berhasil melakukan pengeboran 413 sumur, dan di tahun 2023 yang baru berjalan hingga April ini PHR telah melakukan pengeboran sebanyak 116 sumur," ujar Rudi dalam keterangan tertulis, Rabu (19/4/2023).

Kegiatan ini merupakan upaya PHR dalam meningkatkan jumlah produksi sebagai bagian dari penopang energi nasional dan untuk menggerakkan perekonomian Provinsi Riau. Terlebih, 100 persen lifting yang dilakukan PHR untuk konsumsi kilang di dalam negeri (domestik).

"Apa yang kami lakukan ini sebagai ikhtiar untuk terus menyediakan energi bagi negeri dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat, khususnya di Riau," katanya.

3 dari 3 halaman

27 Ribu Kegiatan Optimasi dan Pemeliharaan Sumur di Blok Rokan

Sementara itu, lanjut Rudi, sejak alih kelola, PHR juga telah melakukan lebih kurang 27 ribu kegiatan optimasi dan pemeliharaan sumur yang telah ada (eksisting).

"Di mana PHR juga melakukan peningkatan aktivitas 26 rig pengeboran dan 52 rig untuk Work Over (WO) dan Well Services (WS)," kata Rudi.

Meski gencar melakukan eksplorasi dan pengeboran, PHR tetap menekankan pentingnya aspek keselamatan dan keamanan saat bekerja dengan menerapkan standar Health, Safety, Security and Environment (HSSE). Ini merupakan komitmen PHR dalam menjalankan operasinya yang terus digaungkan ke pekerja hingga mitra kerja PHR.

"Untuk memastikan aspek HSSE ini diterapkan dan berjalan dengan baik oleh pekerja, manajemen kerap melakukan peninjauan ke lapangan (management walk through). Kami juga menegaskan bahwa para pekerja bisa melakukan intervensi pekerjaan jika ada hal yang dirasa tidak aman atau berpotensi membahayakan keselamatan, karena aspek safety (keselamatan) adalah nomor satu bagi PHR," tegas Rudi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.