Sukses

Buka Toko Perhiasan, Orang Ini Gelontorkan Uang Rp 9 Triliun

Sebelumnya, grup ini telah mendiversifikasi aliran pendapatannya dalam dua tahun terakhir. Mereka menginvestasikan 100 miliar rupee untuk terjun ke industri cat dan USD 250 juta untuk meluncurkan platform e-commerce untuk bahan bangunan.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu miliarder India Kumar Birla rela mengeluarkan USD 605 juta atau sekitar Rp 9 triliun demi memperluas bisnis di dunia perhiasan.

Dalam sebuah pernyataan yang diberitakan pada Selasa, Aditya Birla Group mengungkapkan bahwa akan ada usaha baru yaitu Novel Jewels. Toko perhiasan ini akan buka di seluruh wilayah India dengan menampilkan merek-merek in-house. Namun, tidak disebutkan kapan toko pertama akan dibuka.

“Ini adalah pilihan portofolio strategis yang memungkinkan kami memanfaatkan mesin pertumbuhan baru dan memperluas kehadiran kami di lanskap konsumen India yang dinamis,” tutur ketua Aditya Birla Group Kumar Birla dalam pernyataan tersebut seperti dilansir dar Forbes, Kamis (8/6/2023).

Sebelumnya, grup ini telah mendiversifikasi aliran pendapatannya dalam dua tahun terakhir. Mereka menginvestasikan 100 miliar rupee untuk terjun ke industri cat dan USD 250 juta untuk meluncurkan platform e-commerce untuk bahan bangunan.

Menurut grup, perusahaan baru tersebut akan membuat perhiasan dengan desain beragam yang memenuhi selera berbeda di berbagai wilayah di India.

Pasar permata dan perhiasan India diproyeksikan mencapai hampir USD 120 miliar pada 2027, didorong oleh pertumbuhan pendapatan dan permintaan yang lebih tinggi untuk hadiah mewah untuk perayaan, menurut laporan dari sebuah perusahaan yang berbasis di Dublin, Research and Markets.

Pada daftar 100 Orang Terkaya India yang diterbitkan Oktober lalu oleh Forbes Asia, Kumar Birla berada di urutan ke-9 dengan kekayaan bersih USD 15 miliar.

Dia adalah generasi keempat dari keluarga Birla dan mewarisi kerajaan bisnis pada usia 28 tahun setelah ayahnya, Aditya Birla, meninggal pada 1995. Grup tersebut, dengan 180.000 karyawan, memiliki minat yang mencakup bisnis keuangan. Selain itu, juga memiliki pendapatan USD 60 miliar tahun lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hasil Studi: Mayoritas Miliarder Dunia Sudah Masuk Usia Pensiun

Sebuah studi baru mengungkapkan, mayoritas miliarder dunia berusia di atas usia pensiun.

Melansir CNBC International, Sabtu (2/6/2023) laporan studi yang dirilis perusahaan data Altrata menunjukkan bahwa usia rata-rata dari 3.194 miliarder dunia sekarang adalah 67 tahun.

Dari ribuan miliarder itu, 42 dua persen berusia di atas 70 tahun, dan kurang dari 10 persen berusia di bawah 50 tahun. Temuan ini juga menyoroti kesenjangan yang lebar antara persepsi dan realitas para miliarder dunia.

Sementara ahli teknologi dan selebritas musik dan olahraga mungkin mendapat perhatian paling besar, miliarder dunia sebagian besar adalah pengusaha tua, seperti Warren Buffett, dan Bernard Arnault, yang menghabiskan seumur hidup atau bahkan beberapa generasi, mengumpulkan kekayaan bernilai fantastis.

Laporan Altrata juga mengungkapkan, usia rata-rata miliarder dunia sebenarnya sedikit meningkat selama lima tahun terakhir.

"Banyak miliarder muda telah menghasilkan kekayaan mereka di bidang teknologi, yang telah menjadi industri penciptaan kekayaan yang cepat dan mendapat banyak perhatian media," kata Maya Imberg, direktur senior dan kepala pemikiran kepemimpinan dan analitik di Altrata.

"Tetapi sebagian besar kekayaan membutuhkan waktu lama untuk terakumulasi kecuali jika diwariskan. Dibutuhkan sebagian besar kehidupan bisnis mereka untuk menciptakan kekayaan sebanyak itu," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Miliarder di Bawah 50 Tahun

Kelompok miliarder yang berbeda usia juga memiliki sumber kekayaan yang berbeda, menurut Altrata.

Untuk miliarder di bawah usia 50 tahun, teknologi dan perbankan/keuangan menyumbang sebagian besar pengumpulan kekayaan mereka, dengan 21 persen meraup untung di perbankan/keuangan dan 20 persen di bidang teknologi.

Miliarder berusia antara 50 dan 70 tahun menghasilkan sebagian besar keuntungan mereka di sektor perbankan/keuangan (24 persen) dan konglomerat industri (8,3 persen), sementara mereka yang berusia di atas 70 tahun menghasilkan miliaran dari keuangan (18 persen), konglomerat (11 persen) dan real estat ( 8,3 persen).

Secara keseluruhan, populasi miliarder dunia turun 3,5% pada 2022, menjadi total 3.194, ungkap Altrata.

Sementara jumlah miliarder mungkin telah stabil atau bahkan sedikit naik tahun ini dengan meningkatnya sektor teknologi, penurunan pada tahun 2022 menandai penurunan pertama sejak 2018.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini