Sukses

Kala Milenial Belajar Seluk Beluk Bisnis Migas di Indonesia

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina, telah menyelenggarakan kegiatan Pertamina Goes to Campus (PGTC) di tiga universitas terkemuka.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina, telah menyelenggarakan kegiatan Pertamina Goes to Campus (PGTC) di tiga universitas terkemuka.

Kegiatan yang merupakan upaya PHE dalam memperkenalkan industri hulu migas kepada generasi muda ini dimulai di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon pada tanggal 3 April 2023, lalu dilanjutkan di Universitas Padjadjaran Bandung pada tanggal 13 April 2023 dan terakhir dilaksanakan di Universitas Brawijaya Malang pada tanggal 16 dan 17 Mei 2023.

Kegiatan PGTC, yang mengusung konsep diskusi dan dialog seputar Industri Hulu Migas, telah berhasil diikuti oleh ribuan mahasiswa-mahasiswi. Selain itu, melalui booth yang disediakan oleh PHE, mahasiswa diberikan kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang Pertamina dan proses bisnisnya.

Dalam kegiatan PGTC tersebut, Senior Manager External Communication & Stakeholder Relations PHE, Eviyanti Rofraida, didaulat menjadi narasumber dalam dialog interaktif dengan ratusan mahasiswa.

“Pertamina Goes to Campus ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa agar lebih mengenal industri migas di Indonesia serta lebih spesifik lagi memperkenalkan PHE kepada khalayak umum. Diharapkan melalui kegiatan ini mahasiswa dapat memahami bisnis hulu migas dan tergerak untuk mengembangkan inovasi-inovasi di bidang pengembangan energi,” ungkap Evi, dikutip Selasa (6/6/2023).

Kegiatan PGTC merupakan wujud komitmen PHE dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa sebagai generasi muda agar dapat berperan aktif dan memberikan kontribusi bagi perkembangan migas nasional.

Tak hanya sampai disitu, antusiasme dari peserta yang hadir pada kegiatan PGTC patut diacungi jempol, terlihat pada saat tanya jawab dan dialog interaktif yang tidak pernah sepi dan kehabisan pertanyaan.

Salah satu pihak yang dikunjungi, Dr. Cita Dwi Rosita, selaku Wakil Rektor IV Unswagati Cirebon menghaturkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada PHE atas terselenggaranya kegiatan PGTC.

“Kami berterima kasih kepada PHE yang telah memilih kampus kami untuk dikunjungi, kegiatan ini sebagai salah satu bentuk sinergi antara Pertamina sebagai perusahaan dan Unswagati sebagai lembaga pendidikan, terlebih Pertamina telah berada cukup lama di Kota Cirebon. Harapannya kegiatan ini dapat terus berlangsung setiap tahunnya sehingga mahasiswa bisa mendapat pengetahuan baru,” ungkap Cita.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Komitmen PHE dan Pertamina

Melalui kegiatan PGTC, PHE dan Pertamina berkomitmen untuk terus mendukung pendidikan dan turut melibatkan mahasiswa dalam memajukan sektor migas nasional.

PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), untuk mendukung target Pemerintah dalam mencapai produksi minyak 1 Juta BOPD dan produksi gas 12 BCFD pada tahun 2030. PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022.

PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.

PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri dengan operation excellent secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.

3 dari 4 halaman

PHE Raih Skor 85,05 Assesment GCG Dinilai Bisa jadi Modal Gelar IPO

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengantongi skor 85,05 (kategori sangat baik) dalam Assesment Good Corporate Governance (GCG) tahun buku 2022, berdasarkan penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Hasil penilaian ini dinilai bisa berdampak positif bagi PHE terutama terkait prospek bisnis. Apalagi di tengah rencana perusahaan menggelar (initial public offering/IPO).

"Ini bisa jadi modal tambahan bagi PHE untuk melihat prospek binis ke depan yang lebih baik khususnya dengan recana IPO," ujar Direktur Center for Energy Policy M Kholid Syeirazi Antara di Jakarta, Sabtu (3/6/2023).

Menurut dia, penghargaan dari lembaga yang sangat kredibel seperti BPKP ini membuktikan bahwa PHE dapat melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik.

Tata kelola yang baik tersebut, dinilai berpengaruh positif terhadap kinerja PHE. Dan perusahaan tersebut sudah membuktikan sebagai perusahaan yang memiliki kinerja sangat baik di sektor hulu migas.

Pada 2022, PHE berhasil mencetak laba bersih senilai USD 4,67 miliar atau setara Rp66,22 triliun. "Saya kira ini prospek yang bagus bagi aksi korporasi yang dapat ditempuh PHE dalam rangka fund rising untuk meningkatkan kapasitas bisnisnya," kata dia.

Menurut Kholid, raihan tersebut dapat mendorong perusahaan hulu migas ini untuk melakukan ekspansi dan eksplorasi migas sebanyak-banyaknya guna mendukung ketahanan energi nasional.

"Jadi, PHE memang patut diapresiasi, baik dari kinerja operasional dan tata kelolanya, yang tercermin dalam skor tinggi yang diberikan," katanya.

4 dari 4 halaman

Kepercayaan

Melalui kinerja operasional dan tata kelola yang baik tersebut maka PHE terus mendapatkan kepercayaan untuk mengelola sumber daya milik negara.

Salah satunya, melalui penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) antara PT Pertamina Hulu Borneo dan mitra Eni Peri Mahakam Ltd., dan PT Pertamina East Natuna di Wilayah Kerja (WK) Peri Mahakam dan WK East Natuna.

Untuk itu menrut Kholid, PHE perlu terus menjalin kerjasama dengan mitra, baik perusahaan dalam negeri dan luar negeri, baik untuk saling menimba pengalaman dan memitigasi risiko bisnis, juga melakukan alih teknologi serta dapat meningkatkan performa perusahaan.

"Kerjasama ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan publik apalagi menghadapi IPO. Biasanya kalau kita kerjasama dengan perusahaan dunia akan meningkatkan public trust," ujarnya.

Tak hilangkan kontrolSementara terkait rencana IPO PHE, pengamat ekonomi dan bisnis Universitas Pasundan Bandung, Acuviarta Kartabi mengatakan, IPO tidak akan menghilangkan kontrol negara terhadap perusahaan, sebab hanya 10 persen saham kepemilikan pemerintah yang dilepaskan ke publik.

‘’Jadi tak perlu ada kekhawatiran hilangnya kontrol negara atas PHE pasca IPO. Sehingga kontrol pemegang saham utama dalam hal ini pemerintah masih sangat besar,” katanya.

Bahkan menurut dia masuknya PHE ke lantai bursa akan berpengaruh positif terhadap kinerja dan pengelolaan manajemen yang lebih baik. Termasuk juga kontrol dan pertanggung jawaban terhadap publik.

“Tentunya harapan bukan hanya masuknya dana baru tetapi juga berkaitan dengan teknologi, pengelolaan manajemen yang lebih baik, termasuk juga kontrol publik. Karena ada saham publik. Saya kira akan lebih transparan,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.