Sukses

Posisi Ekonomi Syariah Indonesia Kalah Jauh Dibanding Malaysia, Sri Mulyani: Kita Harus Rebut!

Diketahui dalam Global Islamic Economy Indicator Score Rank 2022, Indonesia di peringkat ke-4, sementara Malaysia berada di peringkat pertama, kemudian disusul oleh Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, posisi Indonesia dalam ekonomi dan keuangan syariah global berada dalam posisi yang membanggakan. Namun, dalam Global Islamic Economy Indicator kedudukan Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia.

Diketahui dalam Global Islamic Economy Indicator Score Rank 2022, Indonesia di peringkat ke-4, sementara Malaysia berada di peringkat pertama, kemudian disusul oleh Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

"Meskipun demikian harus diakui Indonesia masih kalah kalau diukur dari Global islamic indicator, Malaysia adalah ranking pertama, dan kita harus bisa mengambil posisi itu," kata Sri Mulyani dalam sambutan pada Acara Anugerah Adinata Syariah 2023, Jumat (26/5/2023).

Adapun Menkeu bercerita, Pada Sidang Tahunan Islamic Development Bank (IsDB) ke-48 pada 12-14 Mei 2023 di Jeddah, Arab Saudi, Dewan Gubernur Islamic Development Bank secara aklamasi memberikan persetujuan atas proposal kenaikan saham Indonesia.

"Indonesia baru saja karena dua minggu yang lalu kami menghadiri acara tahunan islamic development Bank, sesuai dengan perintah dari bapak presiden dan wakil presiden kepada kami sebagai Menteri Keuangan dan sekaligus Gubernur dari islamic development Bank yang mewakili Indonesia kami mengupayakan untuk menaikkan share atau saham Indonesia di lembaga islamic development Bank," ujarnya.

Atas pertimbangan tersebut, Indonesia memutuskan untuk meningkatkan kepemilikan saham di Islamic Development Bank dari posisi ke-12 menjadi posisi ke-3.

"Tadinya ranking 12 sebagai shareholder sekarang kita meningkat menjadi rangking yang ketiga. Ini adalah penugasan yang diberikan khusus oleh bapak presiden dan wakil presiden kepada kami, karena Indonesia sebagai ekonomi terbesar di dalam islamic development Bank size GDP kita yang terbesar sekitar USD 1.003 triliun itu jauh lebih besar dari Saudi yang merupakan dua tertinggi di sekitar USD 823 triliun," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Anggota Terpenting

Selain itu, kata Menkeu Presiden Islamic Development Bank menyebut Indonesia merupakan member terpenting dan terbesar, serta memiliki prestasi yang terbaik. Bahkan, negara-negara Islam lain diharapkan mampu mengikuti prestasi kinerja ekonomi Indonesia.

"Ini adalah sebuah pengakuan secara verbal terbuka dari Presiden islamic development Bank. Saya berharap ini merupakan suatu batu loncatan bagi para profesional ekonomi syariah Indonesia untuk bisa berprofesi dan mengukir karirnya di lembaga internasional seperti islamic development Bank. Jangan jadi jago kandang dalam hal ini," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya Indonesia perlu untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. SDM Indonesia tidak hanya mampu dan paham di bidang ekonomi keuangan saja melainkan juga harus memahami prinsip-prinsip Syariah. Sebab keahlian tersebut akan sangat dibutuhkan untuk meniti karir di lembaga internasional seperti islamic development Bank.

"Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dan ekonomi terbesar di antara negara-negara Muslim merupakan pasar, dan sekaligus kesempatan untuk membuat ekosistem yang Islami namun juga memiliki kinerja yang menjawab tantangan zaman," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Erick Thohir: Indonesia Harus Membangun Ekonomi dan Pendidikan untuk Umat

Sebelumnya,  Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan jika mau menjaga Indonesia, maka haruslah menjaga Islam. Hal yang diungkapkan pada Peringatan Harlah dan Rapat Kerja Nasional Al-Khairiyah yang berlangsung di Gedung Nusantara IV MPR/DPR, Jakarta, Sabtu (6/5/2023).

Menurut dia, ini langkah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

"Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia sudah seharusnya membangun ekonomi umat. Hal ini sama ketika kita membangun UMKM sebagai sendi ekonomi seluruh rakyat Indonesia," kata Erick Thohir.

"Membangun ekonomi keumatan menjadi komitmen pemerataan sehingga dengan terus berusaha meningkatkan kesejahteraan umat, maka kita akan mampu mengentaskan kemiskinan," imbuhnya

Dalam kapasitas sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick menambahkan bahwa keberpihakan kepada ekonomi umat Islam akan selalu menjadi tujuan akhir demi kemakmuran umat.

Oleh karena itu, menurutnya, penggabungan bank-bank syariah di BUMN ke dalam Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sudah berjalan selama dua tahun menjadi bagian penting demi mewujudkan tujuan tersebut.

"Keberpihakan kepada ekonomi umat melalui BSI itu sesuai dengan arahan Wapres, KH Ma'ruf Amin. Dan terbukti, setelah dua tahun bergabung, jika di awal menempati peringkat tujuh bank terbesar di Indonesia, kini sudah berada di peringkat enam. Ini artinya, BSI mengambil peran besar dalam mensejahterakan ekonomi umat sekaligus solusi untuk kemiskinan," kata Erick.

 

4 dari 4 halaman

Pendidikan Juga Penting

Erick tak lupa menegaskan pentingnya umat Islam untuk kembali menomorsatukan pendidikan agar mayoritas yang ada tidak hanya menjadi buih. Tapi mampu mengubah dirinya menjadi ombak yang besar dan memberikan pengaruh nyata bagi kemajuan bangsa.

"Pendidikan itu kunci. Dulu ratusan tahun yang lalu, umat Islam sangat progresif di bidang ilmu matematika dan astronomi. Maka dari itu harus dikembalikan lagi kedigdayaan umat di bidang pendidikan. Kita harus terus ikhtiar agar pendidikan dan ekonomi menjadi kekuatan umat Islam di negeri ini," ujarnya.

Diketahui, acara tersebut turut dihadiri Wakil Ketua MPR Yandri Susanto, Ketua Umum PB Al-Khairiyah KH Ali Mujahidin, Ketua Majelis Syuro KH Mansur Muchyidin, Dewan Pakar dan Pembina Al-Khairiyah, pimpinan Ormas Keagamaan, pejabat TNI-Polri serta Direktur pada Direktorat Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kemenag H Ahmad Zayadi.

Keseluruhan peserta yang hadir pada Ultah ke-98 Al-Khairiyah dan Rakeras 1 PB Al-Khairiyah kepengurusan periode 2021-2026 itu mencapai lebih dari seribu orang, sebagian besar adalah pengurus dan kader Al-Khairiyah dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan pengurus cabang istimewa se-Indonesia.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.