Sukses

Menkeu Janet Yellen: AS Default Bakal Picu Resesi dan Layanan Pemerintah Terganggu

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan risiko resesi bila pagu utang Amerika tidak segera dinaikkan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen terus mengingatkan bahwa default pada utang AS kemungkinan akan menyebabkan jutaan orang di Amerika Serikat tidak menerima pendapatan, berpotensi memicu resesi yang dapat menghancurkan banyak pekerjaan dan bisnis.

Mengutip US News, Rabu (17/5/2023) dalam pertemuan komunitas bankir, Yellen mengatakan bahwa krisis ekonomi dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya akan diperburuk oleh kemungkinan gangguan pada layanan pemerintah federal.

Gangguan ini termasuk pada lalu lintas udara, penegakan hukum, keamanan perbatasan dan pertahanan nasional, serta sistem telekomunikasi.

"Sangat mungkin bahwa kita akan melihat sejumlah pasar keuangan pecah - dengan kepanikan di seluruh dunia yang memicu margin call," jelas Yellen.

"Ekonomi kita tiba-tiba akan menemukan dirinya dalam badai ekonomi dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Yellen, yang juga menyoroti 66 juta penerima Jaminan Sosial dan jutaan pensiun veteran militer kemungkinan besar tidak akan dibayar.

"Dan guncangan pendapatan yang diakibatkannya dapat menyebabkan resesi yang menghancurkan banyak pekerjaan dan bisnis Amerika," katanya.

Sebelumnya, Yellen telah memastikan kepasa Kongres bahwa Departemen Keuangan diperkirakan dapat membayar tagihan pemerintah Amerika Serikat hanya sampai 1 Juni tanpa kenaikan batas utang, menambah tekanan pada kebuntuan terkait keputusan menaikkan pagu utang. "Kegagalan untuk mencapai kesepakatan akan mengakibatkan konsekuensi ekonomi dan keuangan yang parah," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Janet Yellen Pastikan 1 Juni AS Default, Bila Tak Mau Tambah Plafon Utang

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memastikan kepada Kongres bahwa Amerika berpotensi mengalami default atau gagal bayar utang paling cepat 1 Juni mendatang.

"Dengan informasi tambahan yang sekarang tersedia, saya menulis untuk dicatat bahwa kami masih memperkirakan Departemen Keuangan kemungkinan tidak akan lagi dapat memenuhi semua utang pemerintah jika Kongres tidak bertindak untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang pada awal Juni, dan berpotensi paling cepat 1 Juni," kata Yellen, dikutip dari CNBC International, Selasa (16/5/2023).

Seperti yang dia sampaikan dalam surat sebelumnya kepada Kongres, Janet Yellen menggarisbawahi urgensi situasi tersebut.

"Menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi kepercayaan bisnis dan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek untuk pembayar pajak, dan berdampak negatif pada peringkat kredit Amerika Serikat," jelasnya.

Yellen mengungkapkan bahwa, pihaknya telah melihat biaya pinjaman Treasury meningkat secara substansial untuk sekuritas yang jatuh tempo pada awal Juni 2023.

Pernyataan Yellen datang ketika pejabat Gedung Putih dan para pemimpin kongres bersiap untuk kembali bertemu, melanjutkan negosiasi mengenai potensi pemotongan belanja sebagai alternatif atau pengesahan kenaikan pagu atau plafon utang DPR. 

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah menyatakan optimis pihaknya akan mencapai kesepakatan dengan Partai Republik untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang untuk menghindari keruntuhan ekonomi.

"Saya benar-benar berpikir ada keinginan di pihak mereka, juga kami, untuk mencapai kesepakatan, dan saya pikir kami akan mampu melakukannya," ujar Biden kepada wartawan di Delaware.

Di sisi lain, Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy melihat negosiasinya dengan Biden masih belum mencapai titik terang.

"Saya masih berpikir kita berjauhan," kata McCarthy kepada NBC News di luar gedung Capitol. "Bagi saya tampaknya mereka belum menginginkan kesepakatan," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Menkeu AS Janet Yellen Ajak Ketemu CEO JPMorgan hingga Citigroup, Bahas Utang AS

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen dikabarkan akan membahas kebuntuan atas kenaikan plafon utang negaranya dengan anggota dewan dari kelompok Bank Policy Institute pekan depan.

Kabar mengenai pertemuan Yellen dengan Bank Policy Institute datang dari seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS.

Mengutip US News, Jumat (12/5/2023) pertemuan Yellen dengan kelompok bank tersebut akan melibatkan CEO JP Morgan, Jamie Dimon, dan CEO Citigroup, Jane Fraser.

Sementara itu, rencana pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan anggota DPR terkait plafon utang Jumat telah ditunda, dan para pemimpin setuju untuk bertemu awal pekan depan, menurut keterangan juru bicara Gedung Putih.

Seperti diketahui, Janet Yellen sebelumnya telah mengingatkan bahwa AS dapat mengalami gagal bayar utang atau default pada 1 Juni mendatang jika plafon utang tidak dinaikkan.

Utang AS telah mencapai ambang batasnya sebesar USD 31,4 triliun atau setara Rp. 474,7 kuadriliun (asumsi kurs Rp. 15.700 per dolar AS) pada 19 Januari 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.