Sukses

Harga Emas Dunia Hari Ini Amblas, Sempat Tembus USD 2.000 Pekan Lalu

Liputan6.com, Jakarta Harga emas berada di jalur untuk kenaikan kuartalan kedua berturut-turut pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Meningkatnya taruhan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akan memperlambat laju kenaikan suku bunga menarik investor ke loga, sehingga turut mempengaruhi harga emas dunia.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/4/2023), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen ke USD 1.968,25 per ons, setelah harga emas bergerak sebanyak 0,4 persen lebih tinggi menyusul data yang menunjukkan belanja konsumen AS naik moderat di bulan Februari.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6 persen menjadi USD 1.986,2.

“Harga emas melonjak cepat tapi sederhana setelah laporan PCE (pengeluaran konsumsi pribadi) yang ramah pasar,” kata Pedagang Logam Independen berbasis di New York, Tai Wong.

“Bull menginginkan penutupan yang sangat kuat, idealnya di atas USD 2.000, untuk akhir kuartal sebagai batu loncatan untuk menantang rekor sepanjang masa USD 2.070, tetapi logam kuning terlihat sedikit lelah," lanjut dia.

Indeks dolar, sementara turun untuk kuartal tersebut, menguat pada hari Jumat, membebani permintaan emas yang dihargakan dalam greenback.

Saham global menguat setelah data AS, terkait harapan untuk rezim suku bunga Fed yang tidak terlalu menantang. Emas, dipandang sebagai tempat berlindung yang aman, kehilangan nilainya saat investor memiliki selera terhadap aset berisiko.

Harga Emas Tembus USD 2.000

Pekan lalu, harga emas mencapai USD 2.000 setelah runtuhnya tiba-tiba dua pemberi pinjaman regional AS mendorong taruhan bahwa bank sentral AS mungkin menghentikan kenaikan suku bunga untuk membendung risiko penularan dalam sistem perbankan global.

 Harga mundur setelah otoritas memulai langkah-langkah penyelamatan, meskipun telah naik sekitar 7,8 persen sejauh kuartal ini.

“Krisis mini-banking telah melihat imbal hasil jatuh jauh dan ekspektasi suku bunga turun secara signifikan, yang telah mendorong emas lebih tinggi,” kata Analis Pasar Senior di OANDA Craig Erlam.

Konsumsi emas di China melambat minggu ini karena kenaikan harga domestik yang stabil mulai menggigit, memaksa dealer untuk menawarkan diskon untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. 

2 dari 3 halaman

Harga Emas Melompat Usai Dolar Melempem, Data Inflasi Jadi Sorotan

Kemarin, harga logam mulia kembali berkilau dan bisa menjadi incaran kembali. Harga emas hari ini menguat dipicu melemahnya Dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah mendorong permintaan untuk logam mulia.

Di sisi lain, investor masih terus memperhatikan data inflasi AS untuk mengukur langkah Federal Reserve selanjutnya.

Melansir laman CNBC, Jumat (31//3/2023), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen menjadi USD 1.981,14 per ons, setelah menyentuh level tertinggi sejak 24 Maret di posisi USD 1.984,19 sebelumnya. Adapun harga emas berjangka AS ditutup naik 0,7 persen menjadi USD 1.999.

Indeks dolar merosot 0,5 persen membuat emas lebih menarik bagi pembeli di luar negeri, sementara imbal hasil Treasury 10-tahun acuan mereda.

"Sebagian besar reli ini terus menjadi reli shortcovering," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities. "Katalisatornya di sini adalah ekspektasi lanjutan bahwa suku bunga di AS akan naik."

Data menunjukkan produk domestik bruto AS naik 2,6 persen pada kuartal keempat. Pengukur inflasi yang disukai The Fed, pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE), akan dirilis pada hari ini.

 

 

3 dari 3 halaman

Kebijakan Moneter The Fed

Investor akan memindai data untuk mencari petunjuk tentang jalur kebijakan moneter bank sentral AS. Menurut  CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang sekitar 50-50 dari Fed mempertahankan suku bunga pada level saat ini pada pertemuan bulan Mei.

"Apa pun yang di bawah ekspektasi pada inti (PCE) akan menyiratkan bahwa ada sedikit kebutuhan atau persyaratan untuk kebijakan moneter ketat dari Federal Reserve," kata Melek.

Ketua Federal Reserve Bank of Boston Susan Collins mengatakan sepertinya hanya akan ada satu kali kenaikan suku bunga lagi tahun ini.

Sementara Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan inflasi masih terlalu tinggi dan mungkin butuh waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk turun.

"Kami perkirakan harga emas dunia akan turun menjadi sekitar USD 1.900 per troy ounce - sebelumnya USD 1.800 per troy ounce - dalam beberapa bulan mendatang," tulis Commerzbank dalam sebuah catatan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.