Sukses

Jokowi Resmikan KA Makassar-Parepare, Jadi Kado Lebaran Terindah Warga Sulsel

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan operasional kereta api Trans Sulawesi Makassar-Parepare lintas Maros-Garongkong

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan operasional kereta api atau KA Makassar-Parepare lintas Maros-Garongkong. Ini disebut jadi satu kado yang menghadirkan sensasi baru bagi masyarakat di Sulawesi Selatan menjelang momen Lebaran 2023.

Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menerangkan kalau KA Trans Sulawesi ini akan menjadi pilihan angkutan lebaran mendatang.

"Lebaran tahun ini bagi masyarakat Sulawesi Selatan akan terasa beda. Dengan beroperasinya KA Makassar – Parepare, masyarakat di Sulawesi Selatan sudah dapat menikmati moda KA sebagai angkutan lebaran. Moda KA tidak hanya dapat dinikmati masyarakat di Jawa dan sebagian Sumatera," ujar dia dalam keterangannya, Rabu (29/3/2023).

Djoko membeberkan, jalur Makassar-Parepare akan melintasi lima kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan, yaitu Kota Makassar, Kab. Maros, Kab. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Kab. Barru, serta Kota Parepare. Direncakanan terdapat 23 stasiun di sepanjang jalur ini.

Terkoneksi dengan Pelabuhan

Di Makassar, jalur kereta terkoneksi dengan Pelabuhan Makassar New Port, sedangkan di Kabupaten Barru terhubung dengan Pelabuhan Garongkong. Jalur ini juga akan dihubungkan dengan Bandara Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros.

"Rel Kereta api di Sulawesi Selatan memiliki lebar 1.435 milimeter. Ini jauh lebih lebar dari rel KA yang ada di Jawa dan Sumatera. Dengan rel yang lebar akan mampu menampung kapasitas yang lebih besar pula," kata dia.

Mampu Melaju dengan Kecepatan 200 Km/Jam

Menurutnya, dengan lebar rel 1.435 milimeter, kecepatan maksimal kereta api Trans-Sulawesi mencapai 200 kilometer per jam. Di Jawa, dengan lebar rel 1.067 milimeter, kecepatan tertinggi 120 kilometer per jam.

Rel di Sulawesi juga mampu menahan beban gandar yang lebih berat. Pada rel di Jawa, jumlah beban yang bisa ditahan ialah 18 ton, sedangkan rel Trans-Sulawesi mampu menahan beban 25 ton. Dengan demikian, KA di Sulawesi akan memiliki kapasitas angkut yang lebih besar.

Tak Ada Pelintasan Sebidang

Jalur Trans-Sulawesi juga dirancang tidak memiliki pelintasan sebidang, sehingga perjalanan kereta tidak akan mengganggu lalu lintas jalan raya. Juga memiliki beberapa terowongan untuk hewan ternak sapi yang cukup banyak berkeliaran bebas.

"Maka, risiko kecelakaan tabrakan kereta api dengan kendaraan, seperti mobil atau sepeda motor, bisa dikatakan tidak ada. Kecuali terhadap hewan sapi yang sulit dihindari tertamper KA, kendati sudah disediakan sejumlah terowongan untuk dilewati hewan sapi," sambung Djoko.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukan Cuma Penumpang

Lebih lanjut, nantinya KA di Sulawesi Selatan tidak hanya difokuskan membawa penumpang, namun juga untuk angkutan barang. Jalur ini akan menghubungkan titik-titik potensial.

Jalur ini akan ke arah Kota Makassar, menuju Pelabuhan Makassar yang baru (Makassar New Port). Kendati sekarang baru sampai Maros dan tidak lama lagi sudah terhubung dengan Stasiun Mandai dekat Bandara Udara Internasional Hasanuddin.

"Kemudian yang arah ke Barru, sudah terhubung dengan Pelabuhan Garongkong (Kab. Barru). Selanjutnya ada percabangan (siding) ke arah Pabrik Semen Tonasa. Tujuannya adalah truk-truk yang mengangkut semen akan langsung terintegrasi dengan Stasiun Mangilu," urai Djoko.

Setelah selesai, akan terdapat tujuh stasiun besar, yaitu Stasiun Tallo (Makassar _New Port_), Stasiun Maros, Stasiun Pangkajene, Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Barru, Stasiun Lumpue dan Stasiun Soreang. Selain itu masih ada 9 stasiun kecil, seperti Stasiun Parongloe, Stasiun Mandai, Stasiun Ramang-Ramang, Stasiun Labakkang, Stasiun Ma’ran, Stasiun Mandalle, Stasiun Takkalasi, Stasiun Mangkoso dan Stasiun Palanro.

"Juga ada tambahan 3 stasiun kecil (siding track), yaitu Stasiun Bosowa, Stasiun Tonassa dan Stasiun Garongkong. Ada juga Depo dan Balai Yasa di Maros," pungkas Djoko.

 

3 dari 4 halaman

Diresmikan Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini Rabu (29/3/2023), meresmikan pengoperasian Kereta Api Makassar-Parepare, Sulawesi Selatan, untuk rute Maros-Barru. Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga meresmikan Depo Kereta Api Maros.

"Sekarang ini baru dari Makassar sampai Parepare, dan yang sekarang ini yang kita resmikan ini jalur dari Maros ke Barru," kata Jokowi dikutip dari Antara.

Jalur kereta api (KA) dari Stasiun Maros, Kabupaten Maros, sampai Stasiun Garongkong di Kabupaten Barru, Sulsel, memiliki panjang 80 kilometer dan merupakan bagian dari proyek KA Makassar-Parepare sepanjang 145 kilometer (km), yang sudah terbangun sepanjang 120 km.

Dengan pengoperasian pada hari ini dan semakin banyaknya gerbong kereta serta layanan perjalanan, akan meningkatkan daya saing perekonomian di Sulawesi karena jasa transportasi menggunakan kereta api memiliki biaya yang murah.

"Ini kalau nanti betul-betul keretanya sudah banyak, ada penumpang, ada wisata, ada barang, ini akan memberikan daya saing, competitiveness negara kita semakin baik, karena barang diangkut oleh transportasi yang murah," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Transportasi Massal

Jokowi mengharapkan kereta api di Pulau Sulawesi tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat dan juga kalangan pelaku usaha.

Kepala Negara juga menekankan pentingnya pembangunan transportasi massal di berbagai kota di Indonesia karena transportasi massal merupakan infrastruktur konektivitas yang sangat mendasar.

"Pada saat saya perintah, sudah kita fokus dulu apakah di Kalimantan atau di Sulawesi, diputuskan di Sulawesi, karena kalau tidak, semua orang nanti naik mobil pribadi, tidak ada yang mau menggunakan transportasi massal," kata Presiden Jokowi.

Proyek KA Makassar-Parepare merupakan bagian dari pembangunan KA Trans Sulawesi dan menjadi salah satu proyek strategis nasional (PSN).

Menurut data KPBU Kementerian Keuangan, nilai proyek Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) perkeretaapian Makassar-Parepare mencapai Rp 1 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.